Ketika langkah-langkah tersebut telah dilakukan, saat tiba waktu istiwa’ (waktu di mana posisi matahari tepat di atas kepala), telur itu akan terbang.
Oleh: M. Ryan Romadhon
Syekh Nawawi al-Bantaniy adalah salah satu ulama Nusantara yang mempunyai banyak karya tulis dari berbagai macam disiplin ilmu.
Salah satu dari sekian
banyak karya tulisnya itu adalah kitab yang berjudul Tausyih, yang menjelaskan
kitab karya pendahulunya, yakni Fathul Qorib.
* * *
Dari sekian penjelasan Syekh Nawawi al-Bantaniy dalam kitab Tausyih tersebut, yang paling
menarik menurut penulis, adalah saat beliau menjelaskan apa itu air hujan atau
air yang turun dari langit.
Beliau membagi air ini menjadi dua, yakni air hujan dan
air embun. Air embun, menurut beliau, adalah air yang turun di ujung malam dan
hinggap di tetumbuhan dan rerumputan.
Pada penjelasan air embun ini, beliau mencantumkan penjelasan mengenai "keajaiban air embun”. Menurut beliau, beginilah agar kita dapat bereksperimen mengenai “keajaiban air embun” tersebut:
- Telur dilubangi dengan jarum,
- lalu isi telur dikeluarkan semua,
- kemudian telur yang telah dikeluarkan isinya tersebut dipenuhi dengan air embun,
- lalu lubang jarum itu dirapatkan kembali.
Ketika langkah-langkah tersebut telah
dilakukan, saat tiba waktu istiwa’ (waktu di mana
posisi matahari tepat di atas kepala), telur itu akan terbang.
Penasaran dengan hasilnya? Coba buktikan
sendiri eksperimen tersebut!
Referensi:
- Tausyih ‘ala Ibn Qosim, Syekh Nawawi al-Bantaniy, hal. 21, cet. Dar al-Kutub al-Islamiyyah
والثاني: الندى، وهو الذي ينزل
آخر الليل ويقع على الزرع والحشيش الأخضر. ومن عجيب أمره أنه لو خرق بيضة بإبرة
وأخرج ما فيها، ثم ملئت بماء الندى، وغطى خرقها بشمع مثلا، ووضعت على الأرض، فلما
جاء وقت الإستواء طارت إلى الجو. (توشيح على ابن قاسم: 21، دار الكتب
الإسلامية).
1 Komentar
Wow,, patut dicoba 🥳
BalasHapus