Like Us Facebook

Renungan Syekh Asy-Sya’rawy tentang Mengapa Al-Qur’an Diakhiri dengan Juz ‘Amma

 


Begitulah keunikan juz 30 (juz ‘Amma), juz terakhir dalam Al-Qur’an yang mulia ini. Ia bagaikan kesimpulan dari semua isi dari Al-Qur’an, yang telah diberi pengantar oleh surah Al-Fatihah. 



Oleh: M. Ryan Romadhon

Juz ‘Amma adalah sebutan untuk juz terakhir dalam al-Qur’an. 

    Ia disebut demikian, menurut sebagian besar pendapat, karena dimulai dari surah 'amma yatasa'alun, walaupun nama surah ini dikenal dengan surah an-Naba'. 


* * *


Juz ‘amma ini terdiri dari surah an-Naba’ [78] sampai surah an-Nas [114]. Di dalamnya terdapat 37 total surah.

Menurut Syekh asy-Sya’rawy dalam muqaddimahnya kitab beliau, Tafsir Juz ‘Amma (hal. 19), surah-surah yang sebagian besar turun di Makkah sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah ini adalah surah-surah yang kebanyakan menceritakan tentang keesaan Allah Swt. dan kuasa-Nya yang diliputi oleh kasih sayang (ushul ad-din), kaidah-kaidah agama, dan puncaknya.

 

Renungan Syekh Asy-Sya’rawy tentang Mengapa Al-Qur’an Diakhiri dengan Juz ‘Amma

Menurut hasil renungan beliau, Allah Swt. menutup Al-Qur’an dengan Juz 30 (juz ‘Amma) melalui surah-surah dan ayat-ayatnya yang pendek yang sering kali dibaca setelah pembacaan surah al-Fatihah saat salat.

    Hal tersebut karena seakan Allah Swt. menginginkan agar apa yang terakhir didengarkan oleh telinga kita dari kalam-kalam-Nya adalah sesuatu yang mengingatkan kita tentang pokok-pokok agama (ushul ad-din), beserta kaidah-kaidah dan puncaknya. (Tafsir Juz ‘Amma, hal. 19)

Walaupun pendek, ia memiliki tingkat kesulitan untuk dihafalkan, karena redaksinya yang mirip di antara surat dan ayat-ayatnya. 

Anak usia dini sangat layak dan bagus untuk menghafalkan surah-surah pendek yang terdapat dalam juz 30 (juz ‘Amma) ini. 

Hal ini karena, selain terlihat pendek -dari pada surat-surat yang berada dalam juz-juz lainnya- ia juga akan melatih pembentukan sel-sel otak dengan ketelitian penghafalan.

Disisi lain, masih menurut beliau, mengkaji juz 30 (juz ‘Amma) itu sama dengan mengkaji ¼ (seperempat) surah-surah yang berada di dalam Al-Qur’an. 

Hal ini karena, ia secara tidak langsung berarti telah mengkaji 37 surah dari total 114 surah yang berada di dalam Al-Qur’an.

Kajian tersebut tentunya akan memberikan motivasi tersendiri bagi orang dewasa untuk membaca lanjutan-lanjutannya.

Sehingga, walaupun juz 30 (juz ‘Amma) terletak di bagian akhir Al-Qur’an, tapi tetap saja ia menjadi inti dari kitab suci Al-Qur’an. 

Hal ini tentunya semacam hal yang menarik bagi mereka yang cerdas dalam membaca sebuah buku yang bagus dengan kiat “membaca di bagian penutup dari buku itu” hal ini karena di situ lah semua kesimpulan dirangkum. (Tafsir Juz ‘Amma, hal. 19)

Sedangkan menurut Quraish Shihab, dalam salah satu karya tafsirnya, yakni Tafsir al-Lubab, (hal. 3), Juz ‘Amma adalah juz terakhir dari tiga puluh juz al-Qur’an. 

Ciri utama surah-surahnya -lanjut beliau- adalah singkat-singkat, dengan bahasa yang indah mempesona, menyentuh hati atau bahkan menghardiknya, disertai argumentasi-argumentasi rasional yang mampu meyakinkan nalar yang belum dikeruhkan oleh karancuan berpikir atau subjektifitas pandangan.

Menurut Quraish Shihab, pada umumnya, ayat-ayat dari Juz ‘Amma turun sebelum Nabi saw. hijrah ke Madinah. 

Uraian Juz ini -masih menurut beliau- banyak sekali berkaitan dengan keniscayaan Hari Kemudian, bahkan gambaran tentang apa yang akan terjadi saat Kiamat; Surga dan kenikmatannya, serta Neraka dan aneka siksanya.

Hal tersebut, menurut beliau, berulang-ulang diuraikan dari surah ke surah, bagaikan membangunkan orang yang tidur nyenyak tak sadarkan diri menghadapi bahaya yang mengancam.

Lebih dalam, menurut beliau, pengulangan tersebut wajar-wajar saja, karena salah satu akidah pokok ajaran Islam adalah kepercayaan tentang hari kebangkitan serta ganjaran dan siksa yang menanti setiap orang. 

Nah, inti dari uraian surah-surah dalam Juz ‘Amma ini -tulis beliau lebih jauh- adalah berkaitan dengan akidah, baik yang menyangkut keesaan Allah Swt. maupun keniscayaan Hari Kiamat. (Tafsir al-Lubab, hal. 3-4)

Begitulah keunikan juz 30 (juz ‘Amma), juz terakhir dalam Al-Qur’an yang mulia ini. Ia bagaikan kesimpulan dari semua isi dari Al-Qur’an, yang telah diberi pengantar oleh surah Al-Fatihah.

Walaupun semua isi Al-Qur’an berisikan ‘daging’, sehingga dibaca dari halaman manapun tetap menarik dan memiliki pesan dan kesan tersendiri, akan tetapi juz 30 (juz ‘Amma) adalah bagian dari kesimpulan unik yang sangat tidak arif untuk dilewatkan bagi mereka yang telah menghafal untuk kemudian melangkah kepada pemahaman. Semoga uraian tersebut bermanfaat.


Wallahu a'lamu bishshowab

Posting Komentar

0 Komentar