Like Us Facebook

Sejarah Perkembangan Peradaban Islam dalam Tiga Periode, Klasik-Modern


Sejarah peradaban Islam adalah sebuah perjalanan yang sangat panjang. Meski bergelut di sepanjang alur waktu, peradaban ini tetap menjadi pelita bagi ribuan hati umat Islam.




Oleh: Fikri Alifudin

Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, dan tidak berperadaban, menjadi sebuah bangsa yang maju. 


* * *


Rasulullah saw. bergerak mengembangkan dunia, membina suatu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting dalam sejarah umat manusia hingga sekarang.

    Lantas, bagaimana sejarah peradaban dan perkembangannya? Semua tersaji di sini! Mari simak artikel ini dengan saksama.

 

Sejarah Perkembangan Peradaban Islam dalam Tiga Periode, Klasik-Modern

Pada zaman dahulu, ketika guruh menggema di langit dan angin bertiup perlahan, sebuah peradaban mulai mengemuka dari gurun pasir yang kering dan tandus. 

    Itulah peradaban Islam, yang menjanjikan cahaya bagi umat muslim di dunia.

Dari waktu ke waktu, melalui tiga periode penting, yaitu periode klasik (650-1258 M), periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (1800 M-sekarang).

Meski kelihatannya banyak banget, tapi tenang, gue akan bahas ketiga periode ini secara singkat dan jelas supaya loe juga bisa paham. 

So, langsung aja yuk kita masuk periodisasi perkembangan peradaban Islam.

 

Periode Klasik

Periode ini merupakan masa kemajuan, keemasan, dan kejayaan Islam. Periode ini dibagi menjadi dua fase, yaitu fase ekspansi dan disintegrasi.

 

1.      1. Fase ekspansi, integrasi, dan pusat kemajuan (650 – 1000 M)

Di masa ini, daerah Islam semakin luas, melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat dan melalui Persia sampai ke India di belahan Timur.

Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak ilmu pengetahuan. Periode ini juga menghasilkan ulama besar, seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, dan Imam Ibnu Hanbal dalam bidang Fiqh.

 

2.      2. Fase disintegrasi (1000 – 1250 M)

Di masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Kekuasaan khalifah mulai menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 M.

 

Periode Pertengahan

Sama seperti sebelumnya, periode pertengahan juga dibagi menjadi dua fase, yakni fase kemunduran dan fase tiga dinasti besar.

 

1.      1. Fase kemunduran (1250 – 1500 M)

Pada periode ini, desentralisasi dan disintegrasi semakin tajam. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah serta Arab dan Persia sangat marak terjadi.

Dunia Islam terbagi menjadi Arab dan Persia. Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara berpusat di Mesir. 

Bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia, dan Asia tengah berpusat di Iran.

 

2.      2. Fase tiga Dinasti besar (1500 – 1700 M) yang ditandai dengan masa kemajuan (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M).

Tiga dinasti besar tersebut adalah Turki Usmani di Turki, dinasti Safawi di Persia, dan dinasti Mughal di India.

Masing-masing dinasti menunjukkan kemajuan peradaban di bidang politik, militer, arsitektur, dan ilmu pengetahuan.

 

Periode Modern

Periode ini terjadi pada 1800 M hingga sekarang, yang merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Periode ini ditandai oleh wilayah-wilayah Islam yang memerdekakan diri dari penjajahan Barat.

Selain menyatakan diri sebagai negara yang berdaulat, dari wilayah-wilayah tersebut muncul pembaruan pemikiran Islam.


* * *

 

Jadi begitulah, sejarah peradaban Islam, sebuah perjalanan yang sangat panjang. Meski bergelut di sepanjang alur waktu, peradaban ini tetap menjadi pelita bagi ribuan hati umat Islam.

    Nah, setelah membahas sejarah peradaban Islam, rasanya kurang afdhol jika tidak mengkaitkan tentang sejarah perkembangan Islam pada masa Nabi. Langsung aja kita bahas di sini!

 

Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad Saw

Perlu diketahui, awal peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad Saw, dapat dibedakan menjadi dua periode, yakni periode Mekkah dan Madinah.

 

Dakwah Nabi Periode Mekkah

Pada periode Mekkah, Nabi Muhammad saw. menyebarkan Islam dengan dua cara, yaitu secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.

Dakwah secara sembunyi-sembunyi ditempuh karena Nabi begitu yakin bahwa masyarakat Arab Jahiliah masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur, yakni menyembah berhala.

Setelah Nabi Muhammad saw. menerima risalah kenabian pada usia 40 tahun, mulailah beliau mendakwahkan ajaran Islam di tengah-tengah ketersesatan masyarakat Mekkah Jahiliah. Ajaran dakwah beliau yang paling pokok adalah mengajarkan tentang tauhid.

Rasulullah saw. tidak mengajak mereka, kecuali dalam hal kebajikan dan kesholihan. Awalnya, beliau melaksanakan dakwah ini di lingkungan keluarganya. 

Setelah melaksanakan dakwah secara sembunyi-sembunyi yang diawali dari lingkungan keluarganya, kemudian Rasulullah saw. diperintahkan oleh Allah Swt. untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.

Dalam melakukan dakwah secara terang-terangan, Rasulullah saw. ditentang dan ditolak oleh bangsa Quraisy, dengan alasan mereka tidak bisa meninggalkan agama terdahulu, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan mereka.

Saat itulah, Nabi Muhammad saw. mengingatkan mereka mengenai perlunya membebaskan pikiran dan akal dari belenggu taklid.

Rasulullah tidak membenarkan Tuhan-tuhan mereka dan membodohkan mimpi-mimpi mereka, serta mengecam tindakan taklid buta kepada nenek moyang mereka dalam menyembah berhala.

Mereka menentang dan sepakat memusuhi beliau, kecuali sang paman, Abu Thalib, yang membela Nabi Muhammad Saw.

Demikianlah terjadinya periode Makkah. Dalam periode ini, Rasulullah mengalami hambatan dan kesulitan dalam menyebarkan dakwah.

 

Dakwah Nabi Periode Madinah

Pada saat periode Madinah, pertumbuhan masyarakat Islam di Madinah sebagai pancaran langsung dari Islam sekaligus hasil langsung dari pendidikan Islam yang turun dari sisi Allah Swt.

Inilah yang membuat Islam mudah diterima di kota tersebut. Apalagi, masyarakat Arab di kota itu sering kali mendengar hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan, wahyu, hari kiamat, serta surga dan neraka.

Dengan ungkapan lain, istilah-istilah yang disampaikan dalam agama para Nabi sebelumnya bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat Madinah saat itu.

Islam periode Madinah merupakan Islam yang telah mengalami pelembagaan dan pemantapan sebagai suatu komunitas beriman. 

Suara protes telah reda, dan ancaman dari berbagai tempat dianggap relatif hilang, sehingga masyarakat dapat merasa aman.

Dalam periode itu pula, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam di Madinah, yaitu:

  1. Mendirikan masjid
  2. Mempersatukan sekaligus mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin
  3. Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslim dan non muslim
  4. Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.


Islam di Madinah bukan hanya sebuah agama, tetapi juga mengatur negara. Karena masyarakat Islam telah terwujud, maka menjadi suatu keharusan untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru terwujud itu.

Oleh sebab itu, ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan dalam periode Madinah, terutama ditujukan kepada pembinaan hukum. 

Ayat-ayat ini kemudian diberi penjelasan oleh Rasulullah, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan beliau sehingga terdapat dua sumber hukum dalam Islam, yaitu Al-Quran dan Hadits.

Dari kedua sumber Islam tersebut terdapat suatu sistem untuk bidang politik, yaitu sistem musyawarah. 

Untuk bidang ekonomi dititikberatkan pada jaminan keadilan sosial, serta dalam bidang kemasyarakatan, diletakan pula dasar-dasar persamaan derajat manusia, dengan penekanan bahwa yang menentukan derajat manusia adalah ketakwaan.


* * * 


Demikianlah sekelumit kisah tentang perkembangan Islam periode Madinah. 

    Dari sini, kita dapat melihat bahwa pada periode ini Islam berkembang pesat, sehingga Rasulullah dan kaum muslim mampu membangun sebuah negara dan pemerintahan Islam yang kuat, yang kelak menjadi cikal bakal penyebaran Islam ke seluruh muka bumi.

 

Referensi:

Posting Komentar

0 Komentar