Sejarah peradaban Islam adalah sebuah perjalanan yang sangat panjang. Meski bergelut di sepanjang alur waktu, peradaban ini tetap menjadi pelita bagi ribuan hati umat Islam.
Oleh: Fikri Alifudin
Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, dan tidak berperadaban, menjadi sebuah bangsa yang maju.
* * *
Rasulullah saw. bergerak mengembangkan dunia, membina suatu kebudayaan dan
peradaban yang sangat penting dalam sejarah umat manusia hingga sekarang.
Lantas, bagaimana sejarah peradaban dan perkembangannya? Semua
tersaji di sini! Mari simak artikel ini dengan saksama.
Sejarah Perkembangan Peradaban Islam dalam Tiga Periode, Klasik-Modern
Pada zaman dahulu, ketika guruh menggema di langit dan angin bertiup perlahan, sebuah peradaban mulai mengemuka dari gurun pasir yang kering dan tandus.
Itulah peradaban Islam, yang menjanjikan cahaya bagi umat muslim di
dunia.
Dari waktu ke waktu, melalui tiga
periode penting, yaitu periode klasik (650-1258 M), periode
pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern (1800 M-sekarang).
Meski kelihatannya banyak banget, tapi tenang, gue akan bahas ketiga periode ini secara singkat dan jelas supaya loe juga bisa paham.
So, langsung aja yuk kita masuk periodisasi
perkembangan peradaban Islam.
Periode Klasik
Periode ini merupakan masa kemajuan,
keemasan, dan kejayaan Islam. Periode ini dibagi menjadi dua fase, yaitu fase
ekspansi dan disintegrasi.
1. 1. Fase ekspansi, integrasi, dan pusat kemajuan (650 – 1000 M)
Di masa ini, daerah Islam semakin luas, melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol
di belahan Barat dan melalui Persia sampai ke India di belahan Timur.
Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak ilmu pengetahuan. Periode
ini juga menghasilkan ulama besar, seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam
Syafi’i, dan Imam Ibnu Hanbal dalam bidang Fiqh.
2. 2. Fase disintegrasi (1000 – 1250 M)
Di masa ini keutuhan
umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Kekuasaan khalifah mulai menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan
dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 M.
Periode Pertengahan
Sama seperti sebelumnya, periode
pertengahan juga dibagi menjadi dua fase, yakni fase
kemunduran dan fase tiga dinasti besar.
1. 1. Fase kemunduran (1250 – 1500 M)
Pada periode
ini, desentralisasi dan disintegrasi semakin tajam. Perbedaan antara
Sunni dan Syi’ah serta Arab dan Persia sangat marak terjadi.
Dunia Islam terbagi menjadi Arab dan Persia. Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara berpusat di Mesir.
Bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia, dan Asia
tengah berpusat di Iran.
2. 2. Fase tiga Dinasti besar (1500 – 1700 M) yang ditandai dengan masa
kemajuan (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M).
Tiga dinasti besar tersebut adalah Turki Usmani di Turki, dinasti Safawi di Persia, dan dinasti
Mughal di India.
Masing-masing
dinasti menunjukkan kemajuan peradaban di bidang politik, militer, arsitektur,
dan ilmu pengetahuan.
Periode Modern
Periode ini terjadi pada 1800 M hingga sekarang, yang merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Periode
ini ditandai oleh wilayah-wilayah Islam yang memerdekakan diri dari penjajahan
Barat.
Selain menyatakan diri sebagai negara yang berdaulat, dari
wilayah-wilayah tersebut muncul pembaruan pemikiran Islam.
Jadi begitulah, sejarah peradaban Islam, sebuah perjalanan yang
sangat panjang. Meski bergelut di sepanjang alur waktu, peradaban ini tetap menjadi
pelita bagi ribuan hati umat Islam.
Nah, setelah membahas sejarah
peradaban Islam, rasanya kurang afdhol jika tidak mengkaitkan tentang sejarah
perkembangan Islam pada masa Nabi. Langsung aja kita bahas di sini!
Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad Saw
Perlu diketahui, awal peradaban Islam pada
masa Nabi Muhammad Saw, dapat dibedakan menjadi dua periode, yakni periode Mekkah
dan Madinah.
Dakwah Nabi Periode Mekkah
Pada periode
Mekkah, Nabi Muhammad saw. menyebarkan Islam dengan dua cara, yaitu secara sembunyi-sembunyi
dan terang-terangan.
Dakwah secara
sembunyi-sembunyi ditempuh karena Nabi begitu yakin bahwa masyarakat Arab Jahiliah masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi
warisan leluhur, yakni menyembah berhala.
Setelah Nabi Muhammad saw.
menerima risalah kenabian pada usia 40 tahun, mulailah beliau mendakwahkan
ajaran Islam di tengah-tengah ketersesatan masyarakat Mekkah Jahiliah.
Ajaran dakwah beliau yang paling pokok adalah mengajarkan tentang tauhid.
Rasulullah saw. tidak mengajak mereka, kecuali dalam hal kebajikan dan kesholihan. Awalnya, beliau melaksanakan dakwah ini di lingkungan keluarganya.
Setelah melaksanakan dakwah secara sembunyi-sembunyi yang diawali dari
lingkungan keluarganya, kemudian Rasulullah saw. diperintahkan oleh Allah Swt.
untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.
Dalam melakukan dakwah secara terang-terangan, Rasulullah saw. ditentang dan ditolak oleh bangsa
Quraisy, dengan alasan mereka tidak bisa
meninggalkan agama terdahulu, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan
mereka.
Saat itulah, Nabi Muhammad saw. mengingatkan mereka mengenai perlunya membebaskan pikiran dan akal
dari belenggu taklid.
Rasulullah tidak membenarkan Tuhan-tuhan mereka dan membodohkan
mimpi-mimpi mereka, serta mengecam tindakan taklid buta kepada nenek moyang
mereka dalam menyembah berhala.
Mereka menentang dan sepakat memusuhi beliau, kecuali sang paman,
Abu Thalib, yang membela Nabi Muhammad Saw.
Demikianlah terjadinya periode Makkah. Dalam periode ini,
Rasulullah mengalami hambatan dan kesulitan dalam menyebarkan dakwah.
Dakwah Nabi Periode Madinah
Pada saat
periode Madinah, pertumbuhan masyarakat Islam di Madinah sebagai pancaran
langsung dari Islam sekaligus hasil langsung dari pendidikan Islam yang turun
dari sisi Allah Swt.
Inilah yang membuat Islam mudah diterima di kota tersebut. Apalagi,
masyarakat Arab di kota itu sering kali mendengar hal-hal yang berhubungan
dengan Tuhan, wahyu, hari kiamat, serta surga dan neraka.
Dengan ungkapan lain, istilah-istilah yang disampaikan dalam agama
para Nabi sebelumnya bukanlah suatu hal
yang asing bagi masyarakat Madinah saat itu.
Islam periode Madinah merupakan Islam yang telah mengalami pelembagaan dan pemantapan sebagai suatu komunitas beriman.
Suara protes telah
reda, dan ancaman dari berbagai tempat dianggap relatif hilang, sehingga
masyarakat dapat merasa aman.
Dalam periode itu pula, pengembangan Islam lebih ditekankan pada
dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw meletakkan dasar-dasar
masyarakat Islam di Madinah, yaitu:
- Mendirikan masjid
- Mempersatukan sekaligus mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin
- Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslim dan non muslim
- Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.
Islam di
Madinah bukan hanya sebuah agama, tetapi juga mengatur negara. Karena masyarakat Islam telah terwujud, maka menjadi suatu
keharusan untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru
terwujud itu.
Oleh sebab itu, ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan dalam periode Madinah, terutama ditujukan kepada pembinaan hukum.
Ayat-ayat ini
kemudian diberi penjelasan oleh Rasulullah, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan beliau
sehingga terdapat dua sumber hukum dalam Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
Dari kedua sumber Islam tersebut terdapat suatu sistem untuk bidang politik, yaitu sistem musyawarah.
Untuk
bidang ekonomi dititikberatkan pada jaminan keadilan sosial, serta dalam bidang
kemasyarakatan, diletakan pula dasar-dasar persamaan derajat manusia, dengan
penekanan bahwa yang menentukan derajat manusia adalah ketakwaan.
Demikianlah sekelumit kisah tentang perkembangan Islam periode Madinah.
Dari sini, kita dapat melihat bahwa pada periode ini Islam berkembang
pesat, sehingga Rasulullah dan kaum muslim mampu membangun sebuah negara dan
pemerintahan Islam yang kuat, yang kelak menjadi cikal bakal penyebaran Islam
ke seluruh muka bumi.
Referensi:
- Pulunagn, Suyuti. (2017). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
- Aizid, Rezim. (2021). Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan, dan Modern. Yogyakarta: Diva Press.
- Nasution, Syamruddin. (2013). Sejarah Peradaban Islam. Riau: Yayasan Pusaka Riau.
- https://www.neliti.com/id/publications/265468/peradaban-islam-pada-masa-nabi-muhammad-saw, diakses pada 16 Agustus 2023.
0 Komentar