Hari Demokrasi Internasional menjadi kesempatan bagi kita untuk merefleksikan dan meningkatkan sistem demokrasi kita agar lebih inklusif, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Oleh: Wafi AM.
Demokrasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (bentuk atau sistem) pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya;
* * *
Pemerintahan rakyat, atau demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan
yang sama bagi semua warga negara.
Mengutip dari Wikipedia, sejarah demokrasi dunia lahir dari
Yunani kuno tepatnya di Kota Athena yang dipraktikkan dalam hidup bernegara
antara Abad ke-4 Sebelum Masehi sampai dengan Abad ke-6 SM.
Demokrasi yang dipraktikkan pada
waktu itu adalah demokrasi langsung, artinya hak rakyat untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau
warga negara.
Tanggal 15 September diperingati sebagai Hari Demokrasi Internasional. Memang banyak yang tidak mengetahui 15
September
memperingati hari apa, karena memang jarang ditemui perayaannya.
Peringatan Hari Demokrasi dicetuskan pertama kali oleh
majelis umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 2007.
Tujuannya adalah untuk mempromosikan
peran pemerintah dalam menjaga demokrasi terbuka di antara semua negara anggota
Piagam PBB dan untuk merayakan sistem nilai yang terdapat dalam demokrasi,
memberi semua warga negara kekuatan untuk membuat keputusan mengenai semua
aspek kehidupan mereka.
Dalam upaya mereka untuk mengadvokasi
masyarakat demokratis di seluruh dunia, PBB melayani berbagai tujuan termasuk
memantau pemilu, bekerja untuk memperkuat institusi dan akuntabilitas
demokrasi, dan membantu negara pulih dari konflik untuk membuat konstitusi mereka
sendiri.
Sejarah Singkat Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Sejarah demokrasi di Indonesia juga memiliki perjalanan yang
menarik. Setelah mengalami penjajahan selama berabad-abad, Indonesia mencapai
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Proses
pembentukan negara baru ini ditandai dengan semangat demokrasi yang tinggi.
Namun, tantangan dan dinamika politik tetap menguji ketahanan sistem demokrasi
Indonesia.
Demokrasi
di Indonesia mengalami berbagai fase, termasuk periode awal kemerdekaan, masa
Orde Lama, dan era
Reformasi.
Pada tahun 1998, gerakan Reformasi
mengguncang Indonesia dan mengubah arah politik negara ini menuju sistem
demokrasi yang lebih terbuka dan partisipatif.
Berikut ini adalah sistem demokrasi yang pernah dipakai di Indonesia:
- Demokrasi Parlementer
(1945-1959)
Sistem demokrasi yang
pertama kali dipakai di Indonesia adalah demokrasi parlementer. Indonesia resmi menjadi negara yang merdeka
dan menerapkan sistem demokrasi parlementer. Sistem ini berlangsung hingga
tahun 1959.
Demokrasi parlementer
adalah sistem pemerintahan yang kekuasaan politiknya terletak pada parlemen
atau badan legislatif yang terpilih oleh rakyat.
Dalam demokrasi
parlementer, rakyat memilih para anggota parlemen melalui pemilihan umum, dan
anggota parlemen tersebut kemudian membentuk pemerintahan.
Pemimpin negara dalam
sistem ini biasanya adalah seorang monarki atau presiden seremonial yang
memiliki peran simbolis, akan tetapi perannya dalam pemerintahan terbatas.
Parlemen adalah badan
yang memiliki peran terbesar dalam urusan pemerintahan. Biasanya, dalam sistem
ini kekuasaan dalam pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri.
- Demokrasi Terpimpin
(1959-1965)
Pada masa ini, sistem
demokrasi berubah menjadi sistem demokrasi terpimpin. Sistem ini berlangsung
hingga tahun 1965.
Dalam demokrasi terpimpin,
kekuasaan politik terpusat pada satu pemimpin atau kelompok kecil yang disebut
“Dwi Tunggal” yang terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden.
Pemimpin atau kelompok
tersebut dianggap sebagai orang yang paling memahami kebutuhan dan aspirasi
rakyat, dan mereka bertindak sebagai mediator atau penengah antara rakyat dan
pemerintah.
Demokrasi terpimpin
mengklaim menggabungkan nilai-nilai demokrasi dengan nilai-nilai sosialisme.
Dalam prakteknya,
demokrasi terpimpin memberikan kekuasaan yang signifikan kepada pemimpin dan
partai politik yang dominan, dengan tujuan mencapai tujuan sosial dan ekonomi
yang dianggap penting bagi masyarakat.
- Demokrasi Pancasila pada
Era Orde Baru (1966-1998)
Pada masa ini, sistem
demokrasi berubah menjadi sistem demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang menerapkan Pancasila sebagai prinsip dasar berdemokrasi.
Pada awalnya demokrasi
ini diharapkan sebagai pencerah dari pemerintahan sebelumnya, Soeharto dianggap sebagai tokoh yang dapat membawa Indonesia kepada masa kepemerintahan otoriter
sebelumnya yang dipegang oleh Sukarno.
Akan tetapi kenyataan
berkata tidak, ternyata ekspetasi tak seindah kenyataan. Pemerintahan yang
otoriter tetap mendominasi pada masa ini.
Demokrasi yang tertutup,
kekangan warga negara pada hak asasi, dan persaingan politik yang tidak sehat
menjadi ciri utama di masa ini.
- Demokrasi Pasca
Reformasi (1998-sekarang)
Setelah jatuhnya
Presiden Soeharto pada Mei 1998, Indonesia
mengalami proses reformasi politik yang membuka peluang bagi perkembangan
demokrasi. Pada masa ini, Indonesia menerapkan sistem demokrasi yang lebih
terbuka dan partisipatif.
Setelah lengsernya Soeharto,
tonggak kepemimpinan berpindah ke Habibi. Ini merupakan awat munculnya
reformasi yang membuat sistem pemerintahan di Indonesia menjadi lebih terbuka, kekangan-kekangan terhadap
warga negara mulai dihapuskan.
Demokrasi pasca
Reformasi adalah mas yang sangat membahagiakan, karena memang pemerintahan sebelum-sebelumnya
cenderung bersifat otoriter, diktator dan tertutup.
Dengan adanya reformasi
ini kebebasan warga negara menjadi terjamin dan pemerintahan yang semakin
terbuka.
Arti Penting Demokrasi
Makna penting dari demokrasi terletak pada partisipasi aktif
warga negara dalam pembuatan keputusan politik dan kebijakan negara.
Demokrasi memungkinkan setiap orang
untuk memiliki hak suara
yang sama dalam pemerintahan dan dilindungi hak asasi manusia.
Di
dalam sistem demokrasi, rakyat menjadi pemegang utama arah kebijakan negara
melalui mekanisme pemilihan umum yang adil dan bebas.
Namun,
perlu diingat,
bahwa demokrasi bukanlah sistem yang sempurna. Terdapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dalam menjaga
keberlanjutan demokrasi, seperti politik uang, ketimpangan sosial dan ekonomi,
korupsi, dan konflik kepentingan.
Oleh karena itu, memperingati Hari Demokrasi Internasional menjadi
kesempatan bagi kita untuk merefleksikan dan meningkatkan sistem demokrasi kita
agar lebih inklusif, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Referensi:
0 Komentar