Dari ketidakseimbangan tersebut, orang-orang menyangka bahwa kaum Muslimin tidak akan mendapatkan kemenangan, namun, nyatanya perang Badar dimenangkan oleh pasukan Muslim
Oleh: Naila Masruroh
Pada tahun ke-2 Hijriah, terdapat beberapa perang bahkan salah satu perang terbesar dalam Islam, yaitu perang Badar.
Tepatnya, perang Badar terjadi pada tanggal 17
Ramadhan tahun ke 2 Hijriah.
Sekilas Kisah Perang Badar
Adapun penyebab
terjadinya perang Badar adalah beberapa perang kecil yang terjadi sebelumnya,
diantaranya adalah perang Safwan.
Selain itu, penyebab utama dari pertempuran Badar ini
adalah kebencian besar Bani Hasyim terhadap dakwah yang disyiarkan oleh Nabi
Muhammad, terutama kebencian yang dimiliki pemimpinnya, Amr bin Hisyam. Orang yang paling memusuhi Islam.
Perang Badar terjadi di Lembah Badar.
Sebuah lembah yang terletak di antara Mekkah dan Madinah. Dalam pertempuran
Badar ini, terdapat ketidakseimbangan jumlah antara pasukan Islam dan Quraisy
Bani Hasyim.
Bagaimana tidak, dalam pertempuran Badar tersebut kaum kafir Quraisy
berjumlah 900 hingga 1.000 pasukan sedangkan kaum Muslimin hanya
berjumlah 313 atau 317 orang.
Dari ketidakseimbangan tersebut, orang-orang
menyangka bahwa kaum Muslimin tidak akan mendapatkan kemenangan, namun meskipun demikian, nyatanya perang Badar dimenangkan oleh pasukan Muslim
Nah, selain sekilas tentang perang
besar tadi kami akan mengisahkan tentang Perang Safwan, salah satu penyebab peristiwa
perang Badar.
Kisah Perang Shafwan
Perang Shafwan bermula dari sebuah kerusuhan yang
dilakukan oleh Kurz bin Jabir al-Fihr. Ia menyerang penggembala Muslim di
Madinah dan kabur dengan membawa beberapa ekor unta milik penggembala tersebut.
Setiap ada permasalahan yang terjadi pada kaum Muslimin pasti akan dilaporkan kepada Nabi Muhammad saw. tak terkecuali dengan kericuhan ini.
Setelah Rasulullah mengetahui hal ini, Beliau pun memerintahkan
pasukan berjumlah 70 orang untuk mengejar Kurz bin Jabir al-Fihr.
Namun, pengejaran
tersebut tampaknya sia-sia belaka, karena setelah mengejarnya hingga daerah
Safwan, salah satu tempat di pinggir Badar, buronan tersebut tetap tidak
dapat ditemukan.
Karena tidak bertemu dengan Kurz bin Jabir Al-Fihr, perang Safwan kali ini tidak sampai terjadi pertempuran.
Walaupun tidak ada pertempuran atau
pertumpahan darah dan semacamnya, hal seperti ini tetap disebut sebagai ghazwah
atau perang.
Beberapa waktu setelah pengejaran Kurz
bin Jabir Al-Fihr, diketahui bahwa ia masuk Islam. Tak hanya itu, bahkan
Rasulullah menjadikannya seorang panglima perang dalam pengejaran kaum Urainah
yang mana kasusnya hampir sama dengan ulah Kurz bin Jabir al-Fihr sendiri.
Singkatnya, kaum tersebut terjangkit sebuah penyakit, kemudian Rasulullah memerintahkan
mereka untuk berobat dengan mengonsumsi susu unta.
Namun, setelah sembuh dari penyakitnya, bukannya berterima kasih, mereka justru
membawa kabur beberapa unta tersebut dan yang lebih mengejutkan lagi mereka
meninggalkan agama Islam.
Tak butuh waktu lama, Rasulullah
langsung memerintahkan sebuah pasukan untuk mengejarnya, yang mana pasukan
tersebut berada di bawah pimpinan Kurz bin Jabir al-Fihr.
Ok, begitu
sekilas cerita tentang perang Shafwan dan perang Badar. Baca juga artikel menarik
lainnya hanya di https://www.bilqolam.or.id/.
Referensi:
- https://palpres.disway.id/read/660004/sahabat-nabi-kurz-bin-jabir-al-fihri-utusan-rasul-dalam-kisah-al-uraniyyin, diakses pada 31 Agustus 2023.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Ekspedisi_Safwan, diakses pada 31 Agustus 2023.
- https://mediaindonesia.com/humaniora/552454/kisah-perang-badar-dan-latar-belakangnya, diakses pada 31 Agustus 2023.
- https://almunawwirkomplekq.com/perang-badr-i-dalam-kitab-risalah-nurul-yaqin/, diakses pada 31 Agustus 2023.
0 Komentar