Like Us Facebook

Tiga Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Berbakti kepada Orang Tua


Berbuat baik kepada orang tua merupakan suatu kewajiban. Dengan melaksanakan perintah ini tentunya akan mendatangkan keberkahan serta menciptakan hubungan keluarga yang harmonis.



Oleh: Salman Arif 

Hormat dan berbakti kepada orang tua merupakan nilai luhur dalam hidup beragama. 

    Dalam Islam, berbakti kepada orang tua disandarkan pada ayat-ayat al-Quran serta hadits-hadits Rasulullah saw. 

    Sehingga menjadi suatu keharusan untuk mengikuti serta menghormati mereka berdua.


* * *


            Ada banyak pembahasan dalil hormat dan patuh kepada orang tua sudah secara gamblang dijelaskan dalam al-Quran. 

    Ditambah beberapa hadits tentang berbakti kepada orang tua, yang dapat menjadikan umat Islam terdorong untuk memberikan penghormatan yang tulus kepada orang tua. 

    Seperti dengan mendahulukan mereka atas perkara lainnya, meninggikan kedudukan mereka serta menampakkan martabat mereka.

            Dalil tentang orang tua yang mengharuskan seorang Muslim menghormatinya terdapat pada beberapa ayat. Salah satunya terdapat pada QS. al-Isra’ ayat 23-24, yang mana ini merupakan ayat tentang berbakti kepada orang tua.

    Berikut adalah ayat al Qur'an tentang berbakti kepada orang tua tersebut:

 

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ﴿٢٣﴾  وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ ﴿ ٢٤﴾ ( الاسراۤء: 23-24)

 

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan, “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. al-Isra' [17]: 23-24)

 

Ayat tersebut menegaskan dua hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Ayat pertama menegaskan tentang ketaatan kepada Allah serta selalu berbuat baik terhadap kedua orang tua. Lalu, pada ayat kedua terdapat perintah untuk menghormati orang tua dan mendoakannya.


    Kemudian pada QS. Luqman ayat 14 yang berbunyi:

 

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ ﴿١٤﴾ ( لقمٰن: 14)

 

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”  (Luqman [31]:14)

 

Ayat tentang orang tua tersebut memberikan pengajaran kepada umat Muslim tentang kewajiban berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua. 

Ditegaskan bahwa seorang ibu telah mengandung dan menyusui dalam kondisi apapun dan Allah memberikan perintah untuk membalas kebaikan ini dengan berbakti kepadanya.

 

    Kemudian pada QS. Al-'Ankabut ayat 8, yang berbunyi:


وَوَصَّيْنَا الأِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا )العنكبوت: ٨(


Artinya: “Dan Kami telah memerintahkan kepada manusia (berbuat) baik terhadap kedua orang tuanya...” (QS. Al-'Ankabut [29]: 8)

 

Ayat tersebut menegaskan kepada manusia untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua. Mengingat kedua orang tua sangat berperan penting dalam mendidik, merawat serta membentuk karakter anaknya. 

    Berbuat baik kepada orang tua merupakan suatu kewajiban. Dengan melaksanakan perintah ini tentunya akan mendatangkan keberkahan serta menciptakan hubungan keluarga yang harmonis.

Mengenai dalil tentang berbakti kepada orang tua, Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Sholihin menyebutkan beberapa hadits berbakti kepada orang tua. 

Berikut adalah tiga hadits tentang berbakti kepada orang tua pilihan penulis, yang terdapat dalam kitab Riyadhus Shalihin pada bab birrul walidain wa shilati al-arham.


Hadits tentang Orang Tua

 

وعن أَبي عبد الرحمان عبد الله بن مسعود  قَالَ: سألت النبي ﷺ: أيُّ العَمَلِ أحَبُّ إِلَى اللهِ تَعَالَى؟ قَالَ: «الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِهَا»، قُلْتُ: ثُمَّ أي؟ قَالَ: «بِرُّ الوَالِدَيْنِ»، قُلْتُ: ثُمَّ أيٌّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ في سبيلِ الله». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ

 

Artinya: “Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud. Dia bertanya kepada Nabi Muhammad : “Apa amal yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala?” Nabi menjawab: “Shalat tepat pada waktunya." 

Kemudian dia bertanya lagi: “Kemudian amal apa yang paling dicintai oleh Allah setelah shalat?” Nabi kembali menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Lalu dia bertanya lagi: “Kemudian amal apa yang paling dicintai oleh Allah setelah berbakti kepada kedua orang tua?” Nabi menjawab: “Berjihad di jalan Allah.” (Muttafaq ‘alaih)


    Hadits ini memberikan kita gambaran tentang tiga amal yang sangat dicintai oleh Allah Swt. Pertama, sholat tepat pada waktunya. Kedua, berbakti kepada kedua orang tua. Ketiga, berjihad di jalan Allah. 

    Praktisnya, hadits ini menjadi salah satu dalil berbakti kepada orang tua, menunjukkan betapa pentingnya memuliakan dan menyayangi mereka sebagai bentuk rasa syukur atas kasih sayang dan pengorbanan mereka.

 

Hadits Berbuat Baik

 

أن رَسُول الله ﷺ قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

 

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia menyambung silaturahmi. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah dia berkata baik atau diam.” (Muttafaq 'alaih)


Hadits ini mengajarkan prinsip-prinsip etika dan akhlak dalam Islam. Menghormati tamu, menjaga silaturahmi, dan berbicara dengan bijaksana adalah sikap yang dianjurkan untuk menciptakan hubungan yang baik dalam lingkungan bermasyarakat serta berkeluarga dan memperoleh ridho Allah Swt.

 

Hadits Berbakti kepada Ibu

 

جاء رجل إِلَى رَسُول الله ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُول الله، مَنْ أحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: «أُمُّكَ» قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «أُمُّكَ»، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «أُمُّكَ»، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «أبُوكَ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

 

Artinya: “Seorang sahabat mendatangi kemudian bertanya kepada Rasulullah SAW, “Kepada siapakah aku berbakti pertama kali?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Sahabat itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Nabi kembali menjawab, “Ibumu.” 

Sahabat itu bertanya untuk ketiga kalinya, “Kemudian siapa?” Nabi tetap menjawab, “Ibumu.” Barulah pada kali keempat, Nabi menjawab, “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Melihat konteks hadits menghormati orang tua tersebut kata yang diulang-ulang oleh Nabi adalah "Ibumu, ibumu, ibumu," menekankan betapa pentingnya menghormati, memuliakan, dan menyayangi ibu.

Seorang ibu telah memberikan segala pengorbanan untuk melahirkan, menyusui, dan membesarkan anaknya dengan penuh cinta dan kasih. 

Begitu pula dengan ayah, walaupun kata “ayah” disebutkan pada urutan keempat, peran ayah dalam keberlangsungan hidup tidak kalah penting dengan peran seorang ibu. 

Sehingga hadits ini menjadi hadits tentang menghormati orang tua yang patut kita ketahui.

 

* * *

 

Demikianlah ayat dan hadits berbakti kepada orang tua yang penulis pilih dari kitab Riyadhus Shalihin pada bab birrul walidain wa shilati al-arham.

    Dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwasanya kehadiran sosok orang tua dalam hidup menjadi suatu hal yang luar biasa. 

    Menghormati, berbakti, dan mengasihi kedua orang tua merupakan suatu kewajiban bagi seorang anak. Apalagi hal ini juga sebagai jalan menuju ridho Allah Swt. Semoga bermanfaat. 


Wallahu a'lamu bishshowab


Referensi:

Ø  Abu Zakaria Muhyiddin an-Nawawi, Riyadus Sholihin, Maktabah as-Salam, hal: 93-94.

Posting Komentar

0 Komentar