Like Us Facebook

Review Kitab Manhaj Dzawin Nadhor, Kitab dengan Sistematika Pembahasan yang Sangat Argumentatif


Syekh Mahfudz berharap dengan adanya kitab ini akan menambah khazanah keilmuan madrasah di Jawa, dan mampu menelurkan para ulama yang ahli dalam bidang 'Ulum al-Hadits.



Oleh: M. Ryan Romadhon

Mempelajari hadits sangatlah penting bagi kalangan pelajar Muslim, sebab hadits merupakan hujjah tertinggi setelah Al-Qur'an. 

    Salah satu karya monumental yang membahas mengenai ilmu tersebut adalah karya Syekh Mahfudz at-Turmusy yang berjudul Manhaj Dzawin Nadhor.


* * *


Manhaj Dzawin Nadhor adalah sebuah kitab syarah nadzom Alfiyah Hadits karya Imam as-Suyuthi yang di dalamnya berbicara tentang ilmu Hadits dan ilmu Mustholah Hadits. 

Mengenai nadzom Alfiyah-nya ini, sang pengarang, yakni Imam as-Suyuthi ingin menyumbangkan buah pikirannya dalam ilmu Hadits, karena ilmu Hadits adalah sebuah ilmu yang sangat penting yang berguna untuk mengetahui kualitas sebuah hadits shohih, hasan, dan dho'if.

Agar pemikiran Imam as-Suyuthi tentang ilmu Hadits yang tertuang dalam nadzom-nya dapat dipahami dan diakses dengan mudah, maka diperlukan syarah untuk menjelaskannya, dalam konteks inilah, kitab Manhaj Dzawin Nadhor yang merupakan syarah atas Alfiyah Hadits Imam as-Suyuthi menemukan relevansinya. 

Bahkan, syarah Syekh Mahfudz atas kitab tersebut diakui oleh banyak ulama, bukan hanya di Nusantara saja, tetapi Internasional sebagai syarah terbaik dalam memahami pikiran-pikiran Imam as-Suyuthi tersebut.


Baca Juga: Review Kitab: Lebih Mengenal Kitab Fasholatan

 

Tujuan Penulisan Kitab Manhaj Dzawin Nadhor

Kitab Manhaj Dzawin Nadhor mulai ditulis di Makkah pada awal bulan Dzulhijjah tahun 1328 H, dan selesai pada hari Jumat tanggal 14 Rabi’ul Akhir pada tahun 1329 H. Dengan kata lain, kitab tersebut ditulis hanya dalam waktu 4 bulan 14 hari.

Adapun tujuan utama Syekh Mahfudz dalam menulis kitab tersebut adalah untuk mendapatkan ridho dari Allah Swt. 

Selain itu, Syekh Mahfudz juga berharap dengan adanya kitab ini akan menambah khazanah keilmuan yang ada di madrasah dan lembaga keilmuan di Jawa, dan mampu menelurkan para ulama yang ahli dalam bidang 'Ulum al-Hadits.

 

Isi Kitab Manhaj Dzawin Nadhor

Dalam kitabnya ini ada sekitar 81 cabang pembahasan. Beliau menjelaskan ulang beberapa cabang yang sudah dikelompokkan oleh Imam as-Suyuthi menjadi satu tentang Al-Gharib wal Gharib wa Al-Mustafizh wal Mutawatir dengan pembahasan yang terpisah, supaya lebih dapat dipahami lagi.

 

Kelebihan Kitab Manhaj Dzawin Nadhor

Kitab karya Syekh Mahfudz at-Tarmasi ini merupakan kitab yang sangat autentik. 

    Keautentikan kitab Manhaj Dzawin Nadhor ini terbukti dengan sanadnya Syekh Mahfudz  at-Tarmasi dalam meriwayatkan Alfiyah hingga sambung kepada pengarang aslinya, Imam as-Suyuthi. 

    Beliau mendapatkan sanad tersebut dari dua jalan gurunya, yaitu Syekh Muhammad Syatha al-Makky dan Syekh Muhammad Amin Ibnu Ahmad al-Madini. Hal ini disampaikan lengkap dalam kitab beliau setelah menyampaikan khutbah dalam mukadimahnya.

Selain itu, kelebihan yang lainnya adalah sistematika pembahasan yang dipakai Syekh Mahfudz dalam menulis kitab Manhaj Dzawin Nadhor ini sangatlah argumentatif. 

Beliau mengutip ayat Al-Qur'an sebagai penguat. Contohnya ketika Syekh Mahfudz mensyarahi kata Ash-Shahabah,


نوع "معرفة الصحابة" : (و هم) اى الصحابة رضي الله تعالى عنهم (عدول كلهم) سواء من لابس الفتن وغيرهم (لا يشتبه) لقوله تعالى  "وكذالك جعلناكم امة وسط" الاية : اى عدولا.

 

Contoh di atas adalah bukti bahwa Syekh Mahfudz menggunakan potongan ayat Al-Qur'an وكذالك جعلناكم امة وسط  untuk memperkuat syarahnya (hal. 266).

Selain menggunakan dalil al-Qur’an, beliau juga mengutip beberapa hadits sebagai penguat atau digunakan sebagai contoh. 

Contohnya ketika beliau menjelaskan masalah Riwayah Al-Aqran. Yaitu ketika menyarahi bait وفي الصحاب اربع في سند. Syekh Mahfudz menulis:


قال الترمسى : (و) جد (في الصحاب اربع) يروي بعضهم عن بعض (في سند) لمتن واحد : كحديث الزهري عن السا ئب بن يزيد عن حويطب بن عبد العزى عن عبدالله بن السعدي عن عمر بن الخطاب مرفوعا ما جاءك الله به من هذا المال من غير اشراف ولا سؤال فخذه, وما لا, فلا تتبعه نفسك

 

Dalam syarahnya, Syekh Mahfudz menuliskan hadits dengan sanadnya sebagai penjelasan dari masalah Riwayah Al-Aqran (hlm: 287). 

Ketika mengutip hadits, beliau adakalanya men-takhrij dengan sanad dan nilai hadits, adakalanya juga tanpa di-takhrij dan tanpa disebutkan sanadnya.

Contoh salah satunya seperti syarahnya pada نوع اداب طالب الحديث  terdapat hadits yang tidak disebutkan sanadnya قال الترمسي : كفى بالمرء كذبا ان يحدث بكل ما سمع (hal. 229).


Referensi:


Posting Komentar

0 Komentar