Like Us Facebook

Perjanjian Damai Rasulullah dengan Bani Dhamrah pada Perang Abwa

 


Peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah terbagi menjadi dua bagian, yakni peperangan yang diikuti oleh Rasulullah dan peperangan yang tidak diikuti olehnya.



Oleh: Chairunnisa

Pada masa dakwah Nabi Muhammad saw. salah satu strategi yang digunakan oleh beliau adalah dengan menggunakan peperangan. 

    Perang yang terjadi saat itu merupakan solusi terakhir yang memang tidak bisa ditawar lagi dengan solusi lain.


* * *

 

Pengertian Perang

Sebelum membahas lebih jauh, kiranya perlu kita ketahui terlebih dahulu, apa itu perang? Mengutip laman Wikipedia, perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan.

Peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah sendiri sangatlah banyak. Dari jumlah yang banyak tersebut, bisa terbagi menjadi dua bagian, yakni peperangan yang diikuti oleh Rasulullah dan peperangan yang tidak diikuti olehnya.

 

Peperangan yang Diikuti Rasulullah

Perang ghazwah adalah perang yg diikuti rasulullah secara langsung. Dalam kitab Zadul Ma’ad karya dari Ibnu Qayyim disebutkan bahwa terdapat 27 perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah. 

    Berikut ini 27 perang yang diikuti dan dipimpin langsung oleh Rasulullah saw:

1.      Perang Waddan (623), perang pertama Rasulullah.

2.      Perang Buwwat (623), perang yang bertujuan menghadang kafilah dagang Quraisy.

3.      Perang Zul Usairah (623), cikal bakal Perang Badar Kubra.

4.      Perang Badar Pertama (623), tidak sampai terjadi kontak senjata.

5.      Perang Badar Kubra (624), perang yang diikuti 313 umat Muslim melawan 1.300 orang kafir Quraisy.

6.      Perang Bani Qainuqa (624), perang akibat pelanggaran terhadap Piagam Madinah.

7.      Perang Bani Sulaim (624), perang Nabi melawan Bani Sulaim dari Kabi;ah Gatafan.

8.      Perang Bani Sawwiq (624), perang akibat Abu Sufyan berupaya membunuh Rasulullah.

9.      Perang Zu Amar (624), perang tanpa kontak senjata karena Kabilah Sa’labah dan Muharib melarikan diri.

10.  Perang Burhan (624), perang tanpa kontak senjata karena Bani Sulaim melarikan diri.

11.  Perang Uhud (625), perang akibat dendam kaum kafir Quraisy yang kalah dalam Perang Badar.

12.  Perang Hamra Al-As’ad (625), kelanjutan Perang Uhud.

13.  Perang Bani Nazir (624), perang karena Bani Nazir melanggar perjanjian dengan Rasulullah.

14.  Perang Zatur Riqa (624), peperangan melawan suku badui Arab.

15.  Perang Badar Akhir (626), perang tanpa kontak senjata karena kaum kafir Quraisy tidak muncul.

16.   Perang Dumatul Jandal (626), perang untuk menumpas pengacau di Dumatul Jandal.

17.  Perang Muraisi (627), perang melawan Bani Muraisi.

18.   Perang Khandaq (627), perang di mana membuat parit menjadi strategi.

19.   Perang Bani Quraizah (627), perang melawan Bani Quraizah.

20.  Perang Bani Lihyan (627), perang di Bukit Guran.

21.   Perang Zil Qarad (627), penyerbuan terhadap kelompok penjarah dari Gatafan.

22.  Perang Hudaibiyah (628), perang di mana terjadinya sumpah untuk tidak melarikan diri dari musuh.

23.  Perang Khaibar (628), perang antara umat Muslim melawan orang Yahudi di Khaibar.

24.  Perang Mu'tah (629), perang akibat terbunuhnya utusan Rasulullah.

25.  Perang Fathu al-Makah (630), penaklukkan terbesar dalam sejarah Islam untuk membebaskan Mekkah dari kaum kafir Quraisy.

26.   Perang Hunain dan Bani Taif (630), perang yang melibatkan jumlah terbesar pasukan Nabi Muhammad.

27.   Perang Tabuk (630), perang terakhir Nabi Muhammad.

 

Peperangan yang Tidak Diikuti Oleh Rasulullah

Sedangkan perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw disebut Sariah. Apa saja perang yang tidak diikuti Rasulullah? Perang yang tidak diikuti rasulullah adalah perang-perang berikut ini:

1.      Perang Bani Quraizah

Perang ini terjadi pada tahun ke-5 H yang dipicu karena  dilanggarnya perjanjian oleh kabilah Yahudi bani Quraizah.

2.      Perang Hudaibiyah

Merupakan perjanjian antara kaum muslimin dan kaum Quraisy yang terjadi pada tahun keenam hijriyah.

3.      Perang Wadi al-Qura

Terjadi menjelang wafatnya Rasulullah saw. Pemicu adalah munculnya deklarasi nabi palsu di beberapa wilayah perbatasan. Di samping itu, terjadi gejolak di daerah perbatasan syam (suriah) sehingga beberapa daerah perbatasan melakukan perlawanan.

 

Perjanjian Damai & Ekspedisi Damai Rasulullah dengan Bani Dlamrah

Seperti yang tertera pada keterangan sebelumnya, setelah menjadi rasul, perang yang pertama kali dilakukan oleh Rasulullah adalah Perang Waddan atau biasa disebut juga Perang al Abwa, yang terjadi pada tahun 2 Hijriah atau 623 Masehi.

Setelah umat Islam mendapati tidak ada satu orang pun yang tersisa di tempat perang tersebut, mereka memutuskan untuk bergegas pulang. 

Namun, tanpa disadari mereka disekat oleh kaum kafir yang dipelopori oleh Makhsy bin Amr adh-Dhamrah, dan beberapa kaum kafir dari Bani Dhamrah.

Melihat hal itu, umat Islam tidak tinggal diam, mereka sigap dan siap untuk memukul mundur pasukan yang dipelopori oleh Makhsy bin Amr. 

Ternyata, kedatangan mereka bukan untuk berperang melawan Rasulullah dan umat Islam, mereka hanya ingin membuat kesepakatan dengan Rasulullah agar antar mereka dan umat Islam tidak berperang, sehingga keputusan perjanjian perdamaian disepakati oleh Rasulullah dan pasukan Bani Dhamrah.

Syekh al-Halabi dalam salah satu kitab karangannya memaparkan salah satu isi dari surat perjanjian damai tersebut. 

Berikut adalah contoh surat perjanjian damai sebagai berikut:

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Mahapengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah surat perjanjian dari Muhammad Rasulullah untuk Bani Dlamrah. Sesungguhnya, harta dan jiwa mereka dijamin keamanannya, dan sesungguhnya mereka akan mendapatkan pertolongan menghadapi orang-orang yang menyerang mereka, kecuali jika mereka memerangi agama Allah. 

Dan, jika Rasulullah meminta pertolongan kepada mereka, mereka pun akan menolongnya. Mereka mendapat jaminan keamanan dari Allah dan Rasul-Nya dan diberi pertolongan dari mereka yang baik dan menjaga (perjanjian). (Syekh al-Halabi, Insanul ‘Uyun fi Siratil Aminil Ma’mun, juz 2, hal. 347).

 

Perjanjian damai tersebut, juga terjadi pada perang-perang zaman modern, seperti yang terjadi pada perjanjian perang dunia 1 dan perjanjian dua surga.


Referensi:


Posting Komentar

0 Komentar