Dengan menyerahnya kaum Yahudi atas kaum Muslimin, maka Perang Khaibar dimenangkan oleh pasukan Muslim.
Oleh: Naila Masruroh
Perang
Khaibar adalah salah satu perang yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw. atau disebut
juga dengan "Ghazwah" pada tahun ke-7 H atau bertepatan dengan 628.
* * *
Perang Khaibar terjadi pada bulan Muharram, tepatnya di beberapa hari terakhir di bulan tersebut. Perang Haibar ini merupakan sebuah peperangan antara kaum Muslimin dengan Yahudi di
sebuah tempat bernama Khaibar.
Khaibar
sendiri merupakan sebuah daerah luas yang memiliki benteng pertahanan yang
sangat kokoh. Selain itu, Khaibar juga memiliki lahan pertanian yang subur dan
persediaan air yang cukup banyak.
Latar Belakang Perang Khaibar
Kaum Muslimin melakukan Perang Khaibar bertujuan untuk melawan Yahudi Khaibar yang telah membela Bani Nadhir yang diusir dari Madinah karena berkhianat kepada kaum Muslimin pada tahun keempat Hijriah.
Karena tidak terima atas pengusiran tersebut,
beberapa orang dari Bani Nadhir datang ke Khaibar untuk meminta pembelaan atas mereka.
Satu tahun setelah pengusiran tersebut, Khaibar mengajak Kafir Quraisy untuk bersekutu melawan Kaum Muslimin.
Yahudi Khaibar semakin kuat dengan menghasut
musuh-musuh Islam untuk bersekutu melawan kaum Muslimin, diantaranya dengan menghasut Bani
Ghathafan yang terkenal kuat.
Jalannya Perang Khaibar
Pada akhir Muharram tahun ketujuh Hijriah, pasukan Muslim berangkat ke Khaibar untuk melawan pasukan Yahudi.
Pasukan Muslim sampai di sana pada malam hari, dan memutuskan untuk menginap terlebih dahulu, karena salah satu
kebiasaan Nabi
Muhammad saw. adalah tidak menyerang musuhnya hingga pagi
datang.
Kaum Muslimin yang bersama Nabi di perang tersebut mencapai 1.400 orang. Sedangkan Yahudi Khaibar mencapai 10.000
hingga 20.000 pasukan.
Perang Khaibar dipimpin oleh Rasulullah saw. secara langsung, dengan sahabat Ali yang membawa bendera perang kaum Muslimin.
Saat itu, kondisi sahabat Ali sedang sakit mata, namun setelah
diusap dan didoakan oleh Nabi, sakitnya langsung sembuh seakan-akan sebelumnya
tidak terkena penyakit.
Di tengah jalannya pertempuran, sahabat Ali mampu membunuh Marhab, pimpinan pasukan penjaga benteng Khaibar. Hal ini kemudian menyebabkan mereka terpecah belah.
Berkat keberhasilan sahabat Ali tersebut, pasukan
Muslim pun kemudian dapat menguasai benteng Qamush.
Selain berhasil menguasai benteng Qamush, kaum Muslimin juga berhasil menguasai
benteng lainnya seperti benteng Nuthat dengan mengepungnya selama sepuluh hari
hingga penduduk di dalamnya menjadi lemah karena kelaparan.
Mengetahui bentengnya dikuasai oleh kaum Muslimin, Kaum Yahudi pun berlarian,
pindah ke benteng lainnya. Hingga akhirnya Rasulullah saw. memutuskan untuk menyerang dengan menggunakan ketapel besar dan
mengepungnya selama 14 hari.
Akhir Pertempuran
Setelah putus asa atas kepungan kaum Muslimin, Kaum
Yahudi kemudian menyerah kepada kaum Muslimin dengan menawarkan perjanjian
damai, yang isinya adalah pasukan Yahudi yang berada di dalam benteng dibiarkan
selamat dan harus pergi dari Khaibar dengan membawa keluarganya serta
menyerahkan hartanya kepada Rasulullah saw.
Dengan menyerahnya kaum Yahudi atas kaum
Muslimin, maka Perang Khaibar dimenangkan oleh pasukan Muslim.
Orang Islam yang terbunuh pada Perang Khaibar
adalah sekitar 18 orang, diantara yang terbunuh pada
perang Khaibar adalah Amir bin al-Akwa, sedangkan dari pihak Yahudi ada sekitar 93 orang.
Seusai perang, ada salah satu tawanan
perang yang bernama Shofiyyah binti Huyay,
Rasulullah mengajaknya untuk memeluk Islam. Kemudian Shofiyyah bersedia untuk masuk Islam dan akhirnya Nabi menikahi Shofiyyah dengan mahar
memerdekakannya dari status budak.
Referensi:
- Fiqh as-Siroh, Syekh Sa’id Ramadhan al-Buthi, hal. 260
- https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Khaibar, diakses pada 15 Juli 2023.
0 Komentar