Like Us Facebook

Kisah Perang Khaibar, Pertempuran Rasulullah Taklukkan Pasukan Yahudi


Dengan menyerahnya kaum Yahudi atas kaum Muslimin, maka Perang Khaibar dimenangkan oleh pasukan Muslim.



Oleh: Naila Masruroh

Perang Khaibar adalah salah satu perang yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw. atau disebut juga dengan "Ghazwah" pada tahun ke-7 H atau bertepatan dengan 628. 


* * *


Perang Khaibar terjadi pada bulan Muharram, tepatnya di beberapa hari terakhir di bulan tersebut. Perang Haibar ini merupakan sebuah peperangan antara kaum Muslimin dengan Yahudi di sebuah tempat bernama Khaibar.

            Khaibar sendiri merupakan sebuah daerah luas yang memiliki benteng pertahanan yang sangat kokoh. Selain itu, Khaibar juga memiliki lahan pertanian yang subur dan persediaan air yang cukup banyak.

 

Latar Belakang Perang Khaibar

Kaum Muslimin melakukan Perang Khaibar bertujuan untuk melawan Yahudi Khaibar yang telah membela Bani Nadhir yang diusir dari Madinah karena berkhianat kepada kaum Muslimin pada tahun keempat Hijriah. 

    Karena tidak terima atas pengusiran tersebut, beberapa orang dari Bani Nadhir datang ke Khaibar untuk meminta pembelaan atas mereka.

         Satu tahun setelah pengusiran tersebut, Khaibar mengajak Kafir Quraisy untuk bersekutu melawan Kaum Muslimin. 

    Yahudi Khaibar semakin kuat dengan menghasut musuh-musuh Islam untuk bersekutu melawan kaum Muslimin, diantaranya dengan menghasut Bani Ghathafan yang terkenal kuat.


Baca Juga: Kisah Kelahiran Nabi Muhammad Saw: Prosesi Kelahiran dan Bukti Kerasulan Saat Kelahiran Beliau

 

Jalannya Perang Khaibar

Pada akhir Muharram tahun ketujuh Hijriah, pasukan Muslim berangkat ke Khaibar untuk melawan pasukan Yahudi. 

    Pasukan Muslim sampai di sana pada malam hari, dan memutuskan untuk menginap terlebih dahulu, karena salah satu kebiasaan Nabi Muhammad saw. adalah tidak menyerang musuhnya hingga pagi datang.

Kaum Muslimin yang bersama Nabi di perang tersebut mencapai 1.400 orang.  Sedangkan Yahudi Khaibar mencapai 10.000 hingga 20.000 pasukan.

Perang Khaibar dipimpin oleh Rasulullah saw. secara langsung, dengan sahabat Ali yang membawa bendera perang kaum Muslimin. 

Saat itu, kondisi sahabat Ali sedang sakit mata, namun setelah diusap dan didoakan oleh Nabi, sakitnya langsung sembuh seakan-akan sebelumnya tidak terkena penyakit.

Di tengah jalannya pertempuran, sahabat Ali mampu membunuh Marhab, pimpinan pasukan penjaga benteng Khaibar. Hal ini kemudian menyebabkan mereka terpecah belah. 

Berkat keberhasilan sahabat Ali tersebut, pasukan Muslim pun kemudian dapat menguasai benteng Qamush.

Selain berhasil menguasai benteng Qamush, kaum Muslimin juga berhasil menguasai benteng lainnya seperti benteng Nuthat dengan mengepungnya selama sepuluh hari hingga penduduk di dalamnya menjadi lemah karena kelaparan.

Mengetahui bentengnya dikuasai oleh kaum Muslimin, Kaum Yahudi pun berlarian, pindah  ke benteng lainnya. Hingga akhirnya Rasulullah saw. memutuskan untuk menyerang dengan menggunakan ketapel besar dan mengepungnya selama 14 hari.

 

Akhir Pertempuran

Setelah putus asa atas kepungan kaum Muslimin, Kaum Yahudi kemudian menyerah kepada kaum Muslimin dengan menawarkan perjanjian damai, yang isinya adalah pasukan Yahudi yang berada di dalam benteng dibiarkan selamat dan harus pergi dari Khaibar dengan membawa keluarganya serta menyerahkan hartanya kepada Rasulullah saw.

Dengan menyerahnya kaum Yahudi atas kaum Muslimin, maka Perang Khaibar dimenangkan oleh pasukan Muslim.

Orang Islam yang terbunuh pada Perang Khaibar adalah sekitar 18 orang, diantara yang terbunuh pada perang Khaibar adalah Amir bin al-Akwa, sedangkan dari pihak Yahudi ada sekitar 93 orang.

Seusai perang, ada salah satu tawanan perang yang bernama Shofiyyah binti Huyay, Rasulullah mengajaknya untuk memeluk Islam. Kemudian Shofiyyah bersedia untuk masuk Islam dan akhirnya Nabi menikahi Shofiyyah dengan mahar memerdekakannya dari status budak.


Referensi:


Posting Komentar

0 Komentar