Alangkah beruntungnya orang yang mendapati hidayah kepada Islam, lalu dia mencukupkan diri dengan kehidupan yang sederhana serta bersikap qona’ah (HR. Imam Ahmad).
Oleh: Fera Nurul Fikma
Dalam menjalani hidup yang penuh kemewahan ini, sebuah kesederhanaan bisa menjadi tonggak utama kehidupan manusia, untuk tetap hidup sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Tanpa memikirkan gengsi dengan tetangga, teman atau kehidupan orang lain di
sekitarnya.
* * *
Sebelum beranjak lebih jauh, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa arti kesederhanaan hidup yang sesungguhnya.
Artikel ini akan mengajak
kalian memahami arti kesederhanaan hidup dalam Islam serta bagaimana kesederhanaan
Rasulullah dan para sahabatnya.
Makna Kesederhanaan
Seperti yang
tertuang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesederhanaan memiliki arti
hal (keadaan, sifat) sederhana. Sedangkan untuk sederhana sendiri berarti
bersahaja atau tidak berlebih-lebihan.
Dari sini, kita dapat memahami bahwa kesederhanaan adalah sebuah sifat untuk hidup tidak berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan.
Namun, bukan berarti ketika kita hidup dalam kesederhanaan, tidak boleh mengejar kekayaan, sehingga kesederhanaan disalahartikan dengan kemiskinan.
Bukan begitu konsepnya,
melainkan dengan kesederhanaan kita menghindari bermewah-mewahan dan
meninggalkan hal-hal yang sekiranya mubazir atau tidak dibutuhkan.
Tujuan Kesederhanaan
Untuk lebih
meyakinkan, kita juga akan membahas mengapa kita harus hidup dalam
kesederhanaan? Karena ternyata, kesederhanaan memiliki manfaat yang cukup
banyak bagi kelangsungan hidup kita, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan rasa syukur kepada Allah Swt
- Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap
diri sendiri, serta
- Membuat seorang lebih mengenal dirinya
sendiri
Orang yang
hidup dalam kesederhanaan juga sangat beruntung karena mendapatkan hidayah.
Bahkan Rasulullah pernah bersabda:
طُبَى
لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الإٍسْلَامِ وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا وَقَنَعَ بِهِ (رواه
الإمام أحمد)
Artinya: “Alangkah
beruntungnya orang yang mendapati hidayah kepada Islam, lalu dia mencukupkan
diri dengan kehidupan yang sederhana serta bersikap qana’ah” (HR. Imam
Ahmad).
Kesederhanaan Rasulullah
Dalam praktiknya, ternyata kesederhanaan dalam Islam sudah diajarkan sejak zaman Rasulullah. Bahkan Rasulullah sendirilah yang melakukannya.
Lalu, bagaimana kesederhanaan
Rasulullah? Ibnu Majah dan al-Hakim meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik
ra. bahwa Rasulullah saw. mengonsumsi khasyin.
“Apakah
khasyin itu?” sahabat bertanya kepada cucu Rasulullah saw, Hasan ra.
“Gandum yang
kasar dan keras. Tidaklah Rasulullah mendorong makanannya melalui tenggorokan
kecuali dengan seteguk air.” jawab Hasan ra.
Selain itu, kesederhanaan Rasulullah juga dapat dibuktikan dengan mengenakan pakaian tenunan berbahan wol yang murah, dan bersepatu sandal tambalan.
Adapun bantal yang dikenakan Rasulullah untuk sandarannya, kata
Aisyah ra. terbuat dari kulit kasar yang berisi ijuk. Demikian juga dengan
kasur tidur Rasululllah yang terbuat dari kulit kasar dan berisi ijuk pula.
Kesederhanaan Umar bin Khattab
Kesederhanaan
Rasulullah memang ditujukan juga bagi umatnya, agar mereka juga bisa meniru
kebiasaan Rasulullah yang hidup dalam kesederhanaan. Oleh karena itu, para
khalifah pun turut meniru kesederhanaan Rasulullah.
Kesederhanaan hidup ditunjukkan oleh khalifah Umar bin Khattab juga.
Seperti yang kita ketahui bersama, Umar bin Khattab adalah khalifah yang kaya
raya, namun beliau hidup dalam kesederhanaan. Bahkan ketika tidur siang, beliau
hanya mengenakan tikar dan batu bata di bawah pohon kurma.
Dalam suatu cerita, juga dijelaskan bahwa suatu ketika, Umar bin Khattab sedikit terlambat saat akan mengisi khutbah.
Apa yang beliau lakukan
hingga terlambat? Ternyata beliau sedang menjahit pakaian satu-satunya yang
dimiliki. Bahkan pakaian tersebut sudah ada beberapa jahitan sebelumnya.
Karena begitu sederhananya, sampai-sampai Utsman bin Affan pernah memuji Umar bin
Khattab menjelang akhir masa kepemimpinannya. "Memang sikapmu sangat
memberatkan siapapun khalifah penerusmu nanti." katanya.
Sebab, menurut Utsman saat
itu, sulit bagi siapapun untuk meniru kesederhanaan hidup yang diterapkan Umar
bin Khattab.
Dengan melihat kehidupan Rasulullah dan khalifahnya yang begitu sederhana, bagaimana mungkin kita yang hanya umatnya bisa hidup dalam kemewahan dunia.
Referensi:
- https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/pakaian-sederhana-rasulullah-saw-dan-keluarganya-dalam-sejumlah-riwayat-Xyoe8, diakses pada 05 Juli 2023.
- https://finance.detik.com/sosok/d-6683759/kesederhanaan-umar-bin-khattab-kaya-raya-tapi-tidur-beralaskan-tikar, diakses pada 05 Juli 2023.
0 Komentar