Kita tidak boleh sendirian atau memilih golongan yang sedikit, karena hal tersebut berpotensi tersesat
Oleh: Wafi Aufal Maromi
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Keadaan ini membuat tatanan sosial maupun politik juga sangat dipengaruhi oleh agama Islam.
Dan rata-rata umat Islam di Indonesia
bernaung dalam sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam tertentu, yang jumlahnya tidak sedikit.
* * *
Ormas keagamaan, khususnya ormas Islam, telah memberikan warna tersendiri dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, dari masa pra kemerdekaan hingga saat ini.
Ada sekitar 100 lebih
organisasi Islam yang memiliki anggota hingga jutaan di Indonesia. Ormas
tersebut umumnya berawal dari gerakan kebudayaan yang bertujuan menguatkan
landasan budaya dalam kehidupan masyarakat dengan kegiatan yang sangat beragam.
Banyaknya ormas di Indonesia, pastinya memiliki dampak positif maupun dampak negatif dalam tatanan masyarakat.
Dampak positifnya adalah hal ini akan menjadi sebuah kompetisi yang sehat antara organisasi sehingga menghasilkan prestasi yang baik.
Selain itu, dengan
banyaknya organisasi menjadi lebih semarak dan berwarna, karena perbedaan
adalah rahmat.
Meskipun memiliki dampak positif yang besar, perbedaan ini juga memiliki dampak yang buruk. Seringkali dalam persaingan ini terjadi gesekan antar organisasi yang berbuntut pada kebencian dan saling menjelekkan satu sama lain.
Akan tetapi, yang perlu kita pahami
disini adalah bahwa hal tersebut biasanya muncul dari oknum-oknum yang berada
di dalam organisasi.
Selain itu, terlalu banyak organisasi juga dapat menimbulkan masalah tersendiri bagi orang awam mengenai organisasi yang mana yang harus mereka ikuti.
Apalagi bagi orang yang baru mengenal Islam, mereka
seperti harus memilih satu dari sekian banyak organisasi Islam di Indonesia. Lalu, haruskah kita
sebagai orang Muslim memilih ormas tertentu?
Haruskah
Seorang Muslim Bergabung dengan Ormas Islam?
Memang tidak ada dalil yang mengharuskan kita untuk mengikuti NU, Muhamadiyah
atau ormas yang lainnya, akan tetapi kewajiban kita adalah memilih golongan
yang benar yaitu golongan Ahlusunah wal Jama’ah.
Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan.
Dari 73 golongan ini yang
benar hanyalah satu, yaitu golongan Ahlussunnah wal Jama’ah, kemudian diterangkan bahwa golongan ini adalah golongan
orang-orang yang mengikuti Nabi dan para sahabatnya.
Siapakah itu
Golongan Ahlusunah wal Jama’ah?
Dari hadits tersebut, hampir semua golongan atau organisasi atau aliran apapun
yang ada saat ini mengaku bahwa mereka adalah golongan Ahlusunah wal Jama’ah. Yang menjadi pertanyaan adalah
siapa sebenarnya yang memang merupakan golongan ini?
Apalagi dalam perspektif orang awam
atau orang yang baru mengenal Islam, hal ini sangat membingungkan mereka dalam memilih jalan yang
benar. Sebenarnya gimana sih kita menyikapi hal ini?
Nah, dalam memilih golongan yang benar sebenarnya mudah, salah satunya adalah dengan melihat golongan yang mayoritas diikuti oleh umat Islam.
Jika golongan tersebut merupakan
golongan mayoritas, maka golongan tersebut merupakan golongan yang benar.
Seperti yang tertera dalam sebuah hadits riwayat Imam Turmudzi:
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي أَوْ قَالَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَمَنْ
شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ
Artinya: "Sesungguhnya
Allah tidak akan mengumpulkan umatku, atau beliau bersabda (keraguan dari
perawi) ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berada di atas kesesatan,
dan tangan Allah bersama al-Jama'ah, dan
barangsiapa yang hidup menyendiri, maka dia akan
menyendiri pula masuk neraka."
Kata al-jama’ah dalam hadits tersebut juga bisa diadopsi ke dalam keorganisasian. Dalam keorganisasian kita harus memilih mayoritas orang-orang di sekitar kita.
Kita tidak boleh sendirian atau memilih golongan yang sedikit, karena hal
tersebut berpotensi tersesat, dan kemungkinan
kita akan merasa benar sendiri serta menyalahkan segala hal selain kita.
Jadi, berorganisasi memang tidak wajib akan tetapi berpihak pada mayoritas adalah sebuah kewajiban tersendiri. Jadi, gimana kalo menurut kalian?
0 Komentar