Dengan menerapkan etika berbisnis dalam Islam, seseorang diharapkan dapat menjalankan bisnis dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan mendapatkan keberkahan serta ridho Allah dalam setiap langkahnya.
Oleh: Salman Arif
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa hidup seorang
diri. Manusia membutuhkan bantuan dan keberadaan orang lain.
Manusia satu
dengan yang lainnya selalu berhubungan dan dalam berhubungan (bersosial) ada
hukum yang membatasinya atas dasar baik dan buruknya.
Di sinilah peran pentingnya
akhlak dalam Islam, demi menjaga hubungan antar individu maupun kelompok
manusia tetap berjalan baik.
* * *
Apa itu Etika Bisnis?
Dalam KBBI, etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Sedangkan akhlak adalah kehalusan dan
budi pekerti.
Menurut Muslich etika
bisnis merupakan suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang memperhatikan norma serta moralitas yang berlaku secara universal.[1]
Etika berbisnis menjadi ajaran akhlak dalam ekonomi Islam yang menjadi suatu keharusan dan kewajiban yang harus diterapkan. Hal ini berjalan lurus dengan adanya praktik bisnis yang dilakukan manusia.
Supaya bisnis dapat berjalan dengan baik, maka prinsip-prinsip
etika atau akhlak dalam bidang ekonomi perlu diakui dan diterapkan secara
universal.
Pentingnya Etika Bisnis
Pada era globalisasi seperti saat ini, praktisi bisnis dihadapkan pada tantangan yang semakin rumit.
Contoh etika bisnis dalam Islam adalah seperti kasus penjual
yang tidak jujur, melakukan riba, melakukan penipuan terhadap pelanggan, tidak
memperhatikan dampak buruk bagi lingkungan, upah yang diberikan rendah dan praktik
bisnis yang melakukan persaingan tidak sehat.
Sehingga menjadi suatu keharusan bagi individu, perusahaan dan para pelaku bisnis untuk selalu meyakini akan pentingnya akhlak dalam Islam dalam bidang ekonomi.
Tujuan etika
bisnis ini adalah membangun kepercayaan, mendukung keberlanjutan dan
berkontribusi pada masyarakat dengan positif.[2]
Dalil Etika Bisnis
Di dalam al-Quran telah disebutkan beberapa dalil yang menyinggung tentang etika
berbisnis yang harus diterapkan.
Berikut ayat-ayat yang menyinggung kasus etika dalam bisnis:
هُوَ
الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى
السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ( البقرة: 29)
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh Allah maha penyayang kepadamu”. (QS. al-Baqarah [2]:
29)
وَاَحَلَّ
اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ (البقرة: 275)
Artinya: “Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. al-Baqarah [2]: 275)
وَلَا
تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى
الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ
وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ (البقرة: 188)
Artinya: “Janganlah kamu makan harta
di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian
harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. al-Baqarah
[2]: 188)
Bathil
menurut syara’ adalah mengambil harta orang atau pihak lain dengan cara yang
tidak direstui pemiliknya. Dapat juga dipahami membelanjakan atau menggunakan
harta bukan pada tempatnya.[3]
Inti larangan dari tiga ayat tersebut ialah untuk tidak
merugikan pihak lain dalam menginginkan sebuah harta. Dalam melakukan jual
beli, manusia dituntut untuk tunduk terhadap hukum yang berlaku.
Etika
dalam jual beli yang digambarkan dalam ayat tersebut adalah praktik jual beli
yang dilakukan dengan cara tidak jujur, seperti melakukan riba dan
memanipulasi fisik barang atau takaran.
Dijelaskan juga bahwa jual beli harus dilakukan dengan
cara suka sama suka, sehingga bisa terwujud hubungan perniagaan yang baik dan
sehat menurut syara’, baik antar individu maupun kelompok yang sedang melalukan
praktik bisnis.
* * *
Oleh karena itu, dengan menerapkan etika
berbisnis dalam Islam, seseorang diharapkan dapat menjalankan bisnis dengan
cara yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan mendapatkan keberkahan serta ridho
Allah dalam setiap langkahnya.
Etika berbisnis yang baik dalam Islam juga dapat
memberikan kontribusi positif pada masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan. Semoga
bermanfaat.
[1] https://stekom.ac.id/artikel/etika-bisnis-dan manfaatnya#:~:text=Menurut%20Muslich%2C%20etika%20bisnis%20merupakan,universal%20(2004%3A, diakses pada 16 Juli 2023.
[2] Rafik
Issa Bekuun, Etika Bisnis Islam, hal. 3.
[3] Lukman Fauroni, Rekontruksi Etika Bisnis: Perspektif al-Quran, Iqtisad Journal of Islamic Economics. Vol. 4, No.1, 2003, hal. 92.
0 Komentar