Puasa sunnah Dzulhijjah membawa kita lebih dekat kepada Allah, melebur dosa, serta meningkatkan kecintaan dan keimanan kita.
Oleh: Purnama Adji
Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.
Selain puasa wajib seperti puasa Ramadhan, terdapat pula puasa sunnah yang dapat dilakukan di bulan-bulan lain.
Salah satu
puasa sunnah yang memiliki keutamaan istimewa adalah puasa sunnah Dzulhijjah.
* * *
Dalil dan Hukum Puasa Dzulhijjah
Rasulullah ﷺ
bersabda,
مَا مِنْ
أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هٰذِهِ الأَيَّامِ.
يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي
سَبِيلِ اللّٰهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّٰهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ
بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Artinya: “Tidak ada hari dimana amal sholih lebih
dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah.
Para sahabat bertanya, ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab,
‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan
hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”
Baca Juga: Artikel Islami: Memaknai Kembali Idul Kurban
Berdasarkan hadits di atas, beramal apapun di sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah sangatlah dianjurkan, termasuk juga puasa.
Hadits tersebut memang
tidak menunjukkan secara langsung tentang kesunahan puasa, tetapi banyak ulama
yang menjadikannya sebagai dalil kesunahan puasa 9 hari pada bulan Dzulhijjah.
Walaupun disebutkan 10 hari, ini bukan berarti pada tanggal 10 Dzulhijjah juga dianjurkan puasa. Malahan puasa pada tanggal itu hukumnya haram, karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
Terkait dari maksud
“ayyamul ‘asyr” ini, Imam an-Nawawi dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi[1]
menjelaskan:
والمراد بالعشر
ها هنا الأيام التسعة من أول ذي الحجة
Artinya: “Yang dimaksud 10 hari di sini ialah 9 hari, terhitung dari
tanggal 1 Dzulhijjah”
Baca Juga: Hikmah Kurban Idul Adha: Manifestasi Sebuah Ketaatan
Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah
Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Dzulhijjah adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar.
Berikut adalah lafal niatnya:
- Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah
نَوَيْتُ
صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzilhijjati sunnatan lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah SWT.”
- Niat puasa pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً
لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi
ta‘âlâ
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah SWT.”
- . Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah)
نَوَيْتُ
صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu
shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Saya niat puasa sunnah
Arafah karena Allah SWT.”
Hanya saja, karena puasa Dzulhijjah merupakan puasa sunnah, maka bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh baginya untuk niat puasa pada siang harinya.
Yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu Dzuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Keutamaan Puasa Dzulhijjah
Sebagai salah satu bulan yang dimuliakan (asyhur al-hurum), bulan Dzulhijjah memiliki beberapa keutamaan dibanding bulan-bulan lainnya.
Oleh karena itu, berpuasa pada sembilan hari pertama bulan tersebut juga memiliki keutamaan tersendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Dilipatgandakan pahalanya
Pahala ibadah pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah mendapatkan pelipatan pahala dibanding ibadah di bulan lainnya.
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى
اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ
صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا
بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah
selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara
dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan
shalat pada malam Lailatul Qadar.” (HR. At-Tirmidzi).
Adapun maksud dari sebanding
dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah,
bukan puasa Ramadhan.[2]
2. 2. Penghapusan dosa
Berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) dapat menghapus dosa
selama dua tahun. Rasulullah ﷺ
bersabda,
صِيَامُ
يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي
قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ
عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun
yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan
dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم
عرفة كفارة سنتين
Artinya: “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari
Arafah dapat menghapus dosa dua tahun.” (HR Abu Syekh Al-Ishfahani dan Ibnu an-Najar).
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية
ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Artinya: "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang
telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram)
menghapuskan dosa setahun yang lepas." (HR Muslim).
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab melaksanakan puasa Arafah adalah dosa-dosa
kecil.
3. 3. Terbebas dari siksa neraka
Termasuk keutamaan hari Arafah adalah Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka.
Rasulullah ﷺ
bersabda,
مَا
مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ
مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ
فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: "Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka
lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan
mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?" (HR
Muslim).
Walhasil, dengan demikian, puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah memiliki
berbagai keutamaan dan manfaat. Puasa ini membawa kita lebih dekat kepada
Allah, melebur dosa, serta meningkatkan kecintaan dan keimanan
kita.
Dalam bulan yang dimuliakan ini, mari manfaatkan kesempatan ini dengan menjalankan puasa sunnah bulan Dzulhijjah untuk mencapai keberkahan dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan memberkahi perjalanan spiritual kita. Amin.
Wallahu a’lam bishshowab.
[2]Mirqoh al-Mafatih, juz 3, hal 520, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
2 Komentar
🤩
BalasHapuswaw
BalasHapus