Like Us Facebook

Mitos Standar Kecantikan


Aku lebih senang dan bangga dengan keriput-keriput di wajahku. Karena di setiap kerutannya, mengisahkan tentang hidupku



Oleh: Mohammad Faqih

Kecantikan merupakan hal yang pada umumnya menjadi prioritas bagi laki-laki dalam memilih pasangan.

    Fakta ini merupakan faktor yang menyebabkan perempuan harus repot untuk melakukan segala perawatan yang dianggap perlu, harus berdandan lama hanya karena agar tidak keluar dari standar kecantikan yang berlaku dalam masyarakat.


* * *

 

Mitos Standar Kecantikan

Beberapa tahun ini, standar kecantikan yang nampak pada masyarakat Indonesia adalah wajah putih bersih, hidung mancung, rambut lurus, dll. 

    Hingga tak sedikit dari mereka yang menghabiskan dana yang tak sedikit demi menjaga agar dirinya tidak keluar dari standar kecantikan yang menghantui.


Baca Juga: Mengikis Stereotip Buruk terhadap Akal Perempuan


Sebenarnya walaupun kecantikan terlihat menjanjikan, tetapi sebenarnya kecantikan tidak pernah memberikan apa-apa. 

Hanya saja pernyataan tersebut akan dibantah oleh orang yang melihat realita hidup yang terjadi, dimana orang-orang yang dianggap cantik mendapat perlakuan yang istimewa baik dalam ranah publik maupun ranah sempit seperti kelas sekolah.

Bisa dicari di media sosial beberapa orang melakukan tindakan konyol kemudian viral hanya karena dia cantik, dan tak sedikit perempuan yang berpretasi tak viral hanya karena dianggap kurang cantik.


Baca Juga: Artikel: Apakah Pentingnya Mindset bagi Kehidupan?

 

Standar Kecantikan itu Bervariatif

Mungkin sudah tidak asing lagi bahwa manusia itu dianggap keberadaannya karena akalnya, bukan karena parasnya yang indah. Namun, fenomena yang terjadi tak mendukung pernyataan tersebut.

Penulis tidak mengatakan orang yang cerdas itu harus diakui, diperhatikan oleh masyarakat. 

Hanya saja yang penulis sayangkan adalah pandangan masyarakat yang menurut penulis keliru dalam mengistimewakan seseorang, lebih khususnya perempuan.

Nawal El-Sadawi, seorang penulis berkebangsaan Mesir berpendapat bahwa standar kecantikan tidaklah sesempit yang diketahui kebanyakan orang. 

Nawal mengatakan, “Aku menentang segala bentuk usaha dan produk yang disebut sebagai kecantikan. Aku lebih senang dan bangga dengan keriput-keriput di wajahku. Karena di setiap kerutannya, mengisahkan tentang hidupku.”  

Dalam kesempatan yang lain, Nawal juga mengatakan, “Untuk terlihat cantik, cukup dengan gaya yang natural, kreatif, bicara dengan lurus dan apa adanya.

Dari pernyataan Nawal tersebut, dapat kita pahami bahwasanya standar kecantikan itu bervariatif. Dan memang seperti itu kenyataannya. Seperti gigi tidak rata yang menjadi standar kecantikan di Jepang dan keindahan mata yang menjadi standar kecantikan bagi orang Arab.

 

Ubahlah Cara Pandang Standar Kecantikanmu!

Mengapa indikasi dari setiap laki-laki memaksa perempuan untuk cantik, padahal mereka telah memberikan standar kecantikan yang kejam? Seharusnya ketika seorang laki-laki melihat perempuan tidak cantik, maka bukan perempuannya yang dipaksa agar sesuai standar, tapi ubahlah standar kecantikan yang dipercaya.

Beberapa orang menganggap adanya standar kecantikan yang menuntut perempuan harus berkulit putih hanya sebagai suatu cara untuk mencapai kepentingan para kapitalis.

Harapannya, seorang pelajar tidak terpengaruh oleh hal ini agar dia tidak membuang waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk belajar terbuang percuma hanya agar dianggap menarik.


Baca Juga: Berfilsafat sampai Akhirat dan analisis menarik lainnya di kolom UMUM.


Referensi:

Posting Komentar

0 Komentar