Like Us Facebook

Mengenal Hari Tasyrik, Larangan, Serta Amalannya


Pada tiga Hari Tasyrik ini, umat Islam dilarang untuk berpuasa. Karena Hari Tasyrik merupakan hari makan dan minum. 



Oleh: Sri Wahyuni

Setelah mengenal beberapa bulan spesial dalam penanggalan Hijriah seperti bulan Romadhon, Syawal, dan Muharrom, sudah sepantasnya bagi kita mengenal pula mengenai Bulan Dzulhijjah.


* * *


Pada bulan yang juga dijuluki sebagai bulan haji ini, terdapat beberapa tanggal penting yang memiliki banyak keutamaan.

    Di antaranya adalah tanggal 1-13 Dzulhijjah. Pada tanggal ini terdapat perintah puasa Dzulhijjah, hari raya Idul Adha, perintah berkurban dan Hari Tasyrik.

    Pada artikel kali ini, akan kita bahas mengenai apa yang dimaksud dengan Hari Tasyrik beserta larangan dan amalan-amalan sunah di dalamnya secara ringkas.

 

Apa itu Hari Tasyrik?

Kata tasyrik merupakan mashdar dari lafal شَرَّقَ – يشرق - تشريقا. Secara bahasa, tasyrik berarti pengawetan daging. 

    Adapun alasan menyebutnya dengan hari tasyrik adalah karena pada hari itu orang-orang menjemur daging-daging kurban dengan menghadapkannya ke matahari dengan tujuan pengawetan daging.

    Selain itu, adapula yang berpendapat karena sholat Idul Adha yang dilakukan setelah matahari terbit, karena Hari Tasyrik mengiringi Idul Adha dan hewan qurban tidak akan disembelih kecuali setelah matahari terbit (تشرق الشمس), maka dinamailah hari tersebut dengan nama seperti itu.


Baca Juga: Artikel Islami: Memaknai Kembali Idul Kurban

 

Hari Tasyrik adalah 3 hari setelah hari nahr atau hari qurban. Tepatnya pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Atau tiga hari setelah hari raya Idul Adha.

    Selain itu, Hari Tasyik juga dinamakan الأيام المعدودات sesuai dengan yang ada dalam surat al-Baqoroh ayat 203,

 

وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِيْ يَوْمَيْنِ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۚوَمَنْ تَاَخَّرَ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۙ لِمَنِ اتَّقٰىۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ


Artinya: “Dan berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Barangsiapa mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, maka tidak ada dosa baginya. Dan barangsiapa mengakhirkannya tidak ada dosa (pula) baginya, (yakni) bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan-Nya.”

 

    Mengingat di tahun 2023 (1444 H) ini, Idul Adha berlangsung pada tanggal 29 Juni 2023. Maka Hari Tasyrik akan berlangsung pada tanggal 30 Juni, 1, dan 2 Juli. Sehingga akan lebih baik jika kita mengetahui larangan serta amalan yang harus kita lakukan.

 

Larangan pada Hari Tasyrik

Pada Hari Tasyrik, para ibadah haji tengah bermalam di Mina untuk kemudian melaksanakan lempar jumrah. 

    Pada tiga Hari Tasyrik ini, umat Islam dilarang untuk berpuasa. Karena Hari Tasyrik merupakan hari makan dan minum. 

    Hal ini sesuai dengan hadits dalam Shohih Muslim yang berbunyi:


وفي صحيح مسلم حديث: لقوله صلى الله عليه وسلم : ( أيام التشريق أيام أكل وشرب وذكر لله ) رواه مسلم


Artinya: “Hari Tasyrik merupakan hari untuk makan, minum, dan berdzikir (mengingat Allah swt.)” (HR. Muslim)


Baca Juga: Hikmah Kurban Idul Adha: Manifestasi Sebuah Ketaatan

  

Lalu, jika pada hari tasyrik kita dilarang berpuasa, lantas apa hukum berpuasa pada hari itu. Para ulama sepakat bahwa hukum berpuasa pada Hari Tasyrik adalah haram. 

    Larangannya sudah jelas, tidak sepantasnya seorang Muslim melaksanakan puasa pada hari yang dianjurkan untuk makan dan minum.

 

Amalan yang Dapat Dilakukan di Hari Tasyrik

Seperti yang telah disebutkan dalam hadits sebelumnya, pada Hari Tasyrik kita dianjurkan untuk berdzikir. 

    Berdzikir kepada Allah dapat dilakukan dengan takbir, membaca istighfar, tahlil, tahmid, dan lain-lain.

Mengucapkan takbir pada Hari Tasyrik sangat diutamakan, terutama setelah sholat wajib. Takbir yang diucapkan berupa takbir mutlak setiap saat, yang diucapkan pada hari idul fitri dan idul adha, yang berbunyi,


الله أكبرالله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد

 

    Amalan lainnya adalah dengan makan dan minum, memperbanyak do’a kepada Allah untuk keselamatan dunia akhirat, serta berkurban dan membagi-bagikan dagingnya. 

    Amalan-amalan ini bertujuan agar kita selalu mengingat kenikmatan yang telah Allah berikan. Agar kita senantiasa mengingat Allah, keesaan, serta kuasa-Nya. 

Posting Komentar

2 Komentar