Berkumpulnya umat Islam dari seluruh penjuru dunia, dengan berbagai ras, bangsa dan bahasa, merupakan satu momen spesial untuk menjalin dan mempererat tali persaudaraan.
Oleh: M. Salman Arif Az
Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang sangat agung dan dihormati. Ia merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan selain bulan Romadhon.
Dalam bulan Dzulhijjah, banyak amalan-amalan khusus yang tidak
dimiliki oleh bulan-bulan yang lain. Salah satunya adalah ibadah haji.
* * *
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Tentunya, sebagai seorang Muslim yang taat, menjadi suatu keharusan untuk menunaikannya apabila telah memenuhi syarat dan ketentuan.
Seperti mampu secara finansial,
fisik dan keilmuan dengan mengunjungi beberapa tempat di Arab Saudi dan
melaksanakan beberapa rukun dalam satu waktu yang telah ditentukan pada bulan Dzulhijjah.
Tak hanya segudang pahala, namun juga ada banyak hikmah yang dikandungnya. Baik dari segi waktu pelaksanaan, sampai setiap rukun yang ada dalam rangkaiannya.
Pada kesempatan ini, tidak semua hikmah yang ada pada rangkaian ibadah haji akan dibahas. Namun, lebih pada hikmah haji dari sudut pandang aspek kehidupan. Karena dirasa penting untuk diketahui oleh para pembaca yang budiman.
Hikmah Haji dari Aspek Sosial
Berkumpulnya umat Islam dari seluruh penjuru dunia, dengan berbagai ras, bangsa dan bahasa, merupakan satu momen spesial untuk menjalin dan mempererat tali persaudaraan.
Selain itu, juga untuk bermusyawarah memecahkan problema-problema bersama, sambil menunjukkan ke dunia luar syiar Islam serta persatuan dan kesatuannya.
Allah Swt mensyari’atkan ibadah haji, salah satunya agar umat Islam berkumpul di satu tempat dengan berbagai jenis bangsa, aliran, dan berjauhan negara.
Apabila umat Islam berkumpul dari tempat yang jauh, niscaya terjadi perkenalan dan persahabatan.
Dengan adanya pertemuan semacam itu, akan ada banyak hikmah yang diperoleh. Akan terjalin ikatan persaudaraan lintas negara, suku, ras dan budaya.
Dapat saling
bertukar kepentingan dunia maupun akhirat, serta terwujudlah persamaan,
persatuan dan perdamaian.
Hikmah Haji dari Aspek
Ekonomi
Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa transaksi jual beli diperbolehkan pada saat musim haji berlangsung (QS. al-Baqoroh: 198)
Sehingga dengan berkumpulnya kaum-kaum Muslim dalam satu tempat dengan skala besar akan memberikan peluang untuk melaksanakan transaksi perniagaan, terkhusus bagi masyarakat Arab.
Tak hanya itu, ritual ibadah haji disetiap tahunnya diperkirakan bisa menciptakan 100 ribu lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar Ka’bah.
Di sisi lain, momentum ibadah haji ini dapat mewujudkan hubungan perniagaan. Satu suku bangsa akan dapat mempelajari keadaan perdagangan, perindustrian, pertanian, dan manfaat lain yang ada pada bangsa lain.
Bahkan sangat mungkin untuk membangun relasi bisnis antar suku bangsa, demi kemajuan perekonomian di lingkungannya.
Hikmah Haji dari Aspek Etika
Kaum muslimin datang ke Makkah sebagai pemenuhan panggilan Allah yang dikumandangkan oleh Nabi Ibrahim as dan sebagai peneladanan kepada beliau.
Begitu pula kedatangan mereka kepada makam baginda Rasulullah saw. dengan niat untuk berziarah.
Walaupun ziarah tersebut tidak masuk kedalam kesatuan ritual ibadah haji yang
diwajibkan, tetapi hal tersebut merupakan wujud pengakuan jasa-jasa Nabi
tersebut, juga sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepada beliau.
Demikianlah
pembahasan hikmah ibadah haji yang bersinggungan langsung dengan aspek
kehidupan sehari-hari, semoga bermanfaat.
Referensi:
- Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, hal. 204.
- Syekh Ali Ahmad Al-Jurjawi, Tarjamah Falsafah dan Hikmah Hukum Islam, Semarang: Asy Syifa, 1992, hal. 204.
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220707102012-92-818379/mengintip-pendapatan-arab-saudi-dari-ibadah-haji-yang-tembus-rp450-t, diakses pada 01 Juni 2023.
0 Komentar