Like Us Facebook

Semangat Juang dalam Belajar Harus Dikobarkan!


Sebesar apapun potensi seseorang, jika ia tak memiliki semangat juang dalam dirinya, yang terjadinya hanyalah potensinya terkubur tanpa berkembang.



Oleh: Mohammad Faqih

Setiap lembaga pendidikan pasti akan selalu berharap peserta didiknya tumbuh dengan pesat, baik secara intelektual maupun spiritual.

Namun secara sekilas, banyak ditemukan penurunan secara kualitas dalam beberapa lembaga pendidikan.


* * *

 

Harapan Bangsa Ada di Tangan Para Pemuda

Hal ini merupakan petaka yang sama sekali tidak diharapkan terjadi pada suatu negara. Sebab, anak muda adalah calon penerus bangsa.

Di tangan mereka, harapan-harapan sebuah bangsa dipertaruhkan. 

Demi terwujudnya hidup yang lebih baik, pemerintah akan benar-benar mengayomi rakyat dan rakyat akan menghormati pemerintah.


Baca Juga: Tips & Trik Mengatasi Rasa Bosan, Mengusir Rasa Kantuk dan Malas

 

Faktor Penyebab Kemerosotan Kualitas Pendidikan

Diantara sebab yang melatarbelakangi kemerosotan kualitas tersebut adalah kurangnya fokus dalam belajar atau saat guru menyampaikan penjelasan.

Sedangkan kurangnya fokus belajar tersebut antara lain diakibatkan karena banyaknya gangguan yang terjadi di era digital yang begitu pesat.

Misalnya, ketika seseorang belajar dengan menggunakan handphone atau laptop yang tersambung dengan internet, biasanya dia akan terganggu dengan adanya notifikasi surel (surat elektrik) atau notifikasi-notifikasi lain.

Hal tersebut pada akhirnya malah menggodanya untuk melihat, lalu menjadikannya tidak jadi belajar atau belajarnya tidak maksimal karena gangguan-gangguan yang telah disebutkan.


Baca Juga: Urgensi Akal Manusia Menurut Imam al-Mawardi

 

Faktor Penyebab Kurangnya Fokus dalam Belajar

Untuk dapat mengatasi kecanduan terhadap notifikasi surel ini perlu dicari faktor utama yang menyebabkan kecanduan tersebut terjadi.

Setelah diteliti, ternyata adanya kecanduan tersebut disebabkan karena anak muda sekarang butuh sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan emosional mereka.

Kebutuhan emosional ini muncul akibat kecenderungan anak muda sekarang yang ingin menghindari rasa bosan atau kebiasaan beristirahat dari pekerjaan yang menyita pikiran.

Faktor lain yang menyebabkan kecanduan ini adalah hasrat, yakni hasrat untuk berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan, semisal memiliki pasangan sebelum waktunya.

Faktor-faktor tersebutlah yang mengakibatkan kecanduan surel digital yang selanjutnya mengakibatkan kurangnya fokus dalam belajar hingga akhirnya terjadi kemerosotan kualitas anak muda bahkan kemerosotan moral.


Baca Juga:  Artikel Pesantren: Respon Otak ketika Nglalar


Emosi, Salah Satu Faktor Penyebab Kemerosotan

Di sisi lain, emosi (luapan perasaan atau tindakan dan reaksi psikologis serta fisiologis) juga merupakan hal yang menyebabkan kualitas anak muda merosot.

Hal ini karena, dalam bentuk awal, emosi menuntun seseorang untuk melawan atau melarikan diri. 

Lalu, dalam bentuk tak terkendali, emosilah yang menuntun seseorang untuk enggan berusaha karena merasa tidak memiliki semangat juang yang diakibatkan ketidakpercayaan diri.

Emosi yang tak terkendali menuntun pelajar untuk membenci orang yang dianggapnya berbuat buruk kepadanya. Padahal itu hanya asumsi belaka akibat dibutakan oleh emosi.

Dalam bentuk yang lebih halus, emosi menuntun seseorang untuk mengatasi setiap rintangan dalam mencapai segenap tujuan yang dicanangkan. 

Seperti contoh seseorang tidak akan mudah menyerah meski diberi hambatan-hambatan besar.

Dalam bentuk terkendali, emosi menuntun seseorang untuk tidak melakukan hal negatif dan mengandung bahaya. 

Seperti contoh seseorang tidak akan membicarakan aib orang lain karena takut dosa atau karena takut akan hal-hal negatif yang diakibatkan oleh tindakan tersebut.


* * *


Oleh karena itu, seseorang harus mengetahui cara mengatur emosi, agar emosi yang berkembang adalah emosi positif yang dapat menjadi pendorong kuat dalam menjalani proses pendidikan.

Emosi positif yang menumbuhkan semangat juang dalam belajar. Hingga sesulit apapun dan sebanyak apapun godaan dia tidak akan terpengaruh.

Sebesar apapun potensi seseorang jika dia tak memiliki semangat juang dalam dirinya, yang terjadi hanyalah potensinya terkubur tanpa berkembang.

Sehebat apapun guru dan motivator, tak akan berpengaruh bagi anak-anak yang lebih mengutamakan kenyamanan diri dan enggan menahan rasa sakit demi terbentuknya pribadi yang lebih baik.

 

Baca Juga: Handphone Hanyalah Alat, Jangan Mau Diperalat! dan analisis menarik lainnya di kolom UMUM.


Referensi:

 


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Belajar yang semangat, meski ndak ada yang nyemangatin 😏

    BalasHapus