Cipt. Wafi Aufal Maromi
Pada masa padi dan singkong dipanen
Kami memakannya dan menjualnya
Untuk memberi lauk
Pada masa kelapa dipanen
Kami memetiknya kemudian menjualnya
Untuk membeli beras dan lauk
Pada masa rempah dipanen
Kami menyimpannya sedikit dan menjualnya
Untuk membeli pendidikan anak kami
Baca Juga:
Artikel Islami: Benarkah Semua Hasil dari Usaha itu Rezeki?
Hidup kami yang sederhana dan bahagia
Yang rela dijadikan opera
dengan kebijakan tak
berperi
Kami selalu melakoni
Apa yang menjadi jatah kami
Bukankah itu yang dinamakan hidup bahagia
Membagi tawa dengan tetangga
Tentang harga singkong dan kelapa yang kian turun
Baca Juga:
Puisi: Liebe Eine Strenge Haftenden Des Islam dan sajian puisi lainnya untuk menjadi teman ngopi, guna mencari inspirasi di rubrik PUISI.
2 Komentar
Bahagia dengan seadanya
BalasHapusBahagia itu rumit. Serumit hubungan tanpa status yang kian lama kian pelik.
BalasHapus