Like Us Facebook

Kian Mlarat



Cipt. Wafi Aufal Maromi

 

Pada masa padi dan singkong dipanen

Kami memakannya dan menjualnya

Untuk memberi lauk

 


Pada masa kelapa dipanen

Kami memetiknya kemudian menjualnya

Untuk membeli beras dan lauk


 

Pada masa rempah dipanen

Kami menyimpannya sedikit dan menjualnya

Untuk membeli pendidikan anak kami


Baca Juga:  

Artikel Islami: Benarkah Semua Hasil dari Usaha itu Rezeki?

 

Hidup kami yang sederhana dan bahagia

Yang rela dijadikan opera 

dengan kebijakan tak berperi

Kami selalu melakoni

Apa yang menjadi jatah kami


 

Bukankah itu yang dinamakan hidup bahagia

Membagi tawa dengan tetangga

Tentang harga singkong dan kelapa yang kian turun 


Baca Juga: 

Puisi: Liebe Eine Strenge Haftenden Des Islam dan sajian puisi lainnya untuk menjadi teman ngopi, guna mencari inspirasi di rubrik PUISI.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Bahagia dengan seadanya

    BalasHapus
  2. Bahagia itu rumit. Serumit hubungan tanpa status yang kian lama kian pelik.

    BalasHapus