Like Us Facebook

Handphone Hanyalah Alat, Jangan Mau Diperalat!

 

Mereka tidak menyadari bahwa HP hanyalah alat, namun sebaliknya, oleh HP, mereka seakan diperalat.




Oleh: Mohammad Faqih

Dewasa ini, teknologi berkembang dengan begitu pesatnya. 

    Siapapun yang tidak mau beradaptasi dengan perubahan zaman akan tertinggal oleh lingkungan dan siapapun yang tidak mau berubah, maka bersiaplah untuk punah!


* * *

 

Perkembangan Teknologi Tak Selamanya Berdampak Baik

Namun, meskipun demikian, tentu perkembangan tersebut tak seterusnya membawa dampak baik.

    Diantara dampak buruk yang sangat mudah dicontohkan adalah penggunaan ponsel (telepon seluler)  atau yang lebih terkenal dengan istilah HP (handphone) dengan tidak bijaksana.

Di setiap tingkatan dapat dibuktikan adanya kecenderungan yang berlebihan dalam memakai benda yang satu ini, entah hanya sekedar komunikasi, atau mencari hiburan.

Memang kemanfaatan dari HP sendiri begitu penting untuk seorang pelajar, yakni dapat mencari informasi tambahan untuk mengikis ketidaktahuannya, melihat tutorial apa saja yang dibutuhkan.

Selain itu, bagi kalangan santri yang gemar bertukar pikiran dengan rekannya, baik santri tingkatan Aliah ataupun perkuliahan, referensi-referensi dari kitab yang relevan dapat dilihat dan disampaikan dengan adanya aplikasi Islamic Library dan sejenisnya.


Baca Juga: Artikel Pesantren: Dandani Niatmu!

 

Dampak Buruk Penggunaan Handphone

Terlepas dari semua kemanfaatan tersebut, dampak yang diakibatkan juga tak kalah besarnya.

Sekarang banyak dijumpai pemandangan anak muda bermain HP saat bertamu, dengan dalih bahwa yang sedang mengobrol hanya orang tuanya saja, sehingga mereka bebas bermain game online tanpa ingat waktu dan tempatnya.

Bahkan dalam kadar yang cukup parah, ada juga santri yang merindukan liburan bukan karena ingin menemui orang tua yang telah membiayai dengan susah payah supaya anaknya benar-benar terjamin hidupnya hingga berhasil mendapatkan ilmu yang berkah.

Akan tetapi hanya sebuah benda kotak tipis yang dirindukan dalam momen yang sebaiknya digunakan untuk membantu orang tua sebagai secercah rasa terima kasih kepada mereka atau sekedar menemani menikmati waktu bersama.

Akibat contoh-contoh negatif yang disebutkan di atas, maka muncul beberapa stigma negatif terhadap setiap anak yang memiliki dan terlihat memegang HP.


Baca Juga:  Kepribadian: Statis atau Dinamis?


Faktor Penyebab Dampak Negatif Penggunaan Handphone

Perlu dipahami bersama, bahwasanya dampak negatif yang terjadi pada anak muda sekarang tidaklah sepenuhnya kesalahan dari mereka.

Terkadang orang tua pun melakukan kekeliruan yang tidak mereka sadari, hingga sang anak terasa lebih menyayangi HP-nya daripada orang tuanya sendiri.

Melarang anak untuk bermain HP sedangkan sang orang tua sendiri malah asyik bermain game atau nonton drama korea secara terang-terangan dihadapan anak, tentu malah akan menjadikan dalam benak anak timbul bibit-bibit yang mendorong untuk memberontak, karena menganggap orang tuanya hanya bisa memerintah akan tetapi tidak dapat memberi contoh yang baik.

Seorang anak yang tidak terima dengan keputusan orang tuanya yang melarang menggunakan HP atau memberikan teguran keras karena sang anak berlebihan dalam menggunakan HP merasa bahwa dirinya didzalimi oleh orang tuanya sendiri, hingga timbul asumsi dalam dirinya dia adalah orang paling menderita di dunia.

Akhirnya, timbul kebencian dan rasa yang menggebu-gebu untuk memberontak kebijakan orang tuanya dengan berbagai cara. Mereka tidak menyadari bahwa HP hanyalah alat, namun sebaliknya, oleh HP mereka seakan diperalat.

Akan tetapi meskipun demikian, di sisi lain, orang tua juga tidak sepenuhnya salah, karena orang tua mana yang mau anaknya memiliki karakter buruk?

Mau diakui atau tidak, HP sangat menghambat seorang pelajar untuk fokus. Dan yang lebih parah lagi, dapat membentuk karakter negatif bagi anak yang masih dalam masa pertumbuhan.

 

Handphone Hanyalah Alat, Jangan Mau Diperalat!

Setelah mengetahui fakta-fakta tersebut, tentu orang tua harus lebih berhati-hati dalam mendidik anak, baik secara ucapan maupun tindakan dan tidak bosan menasihati anak bahwa HP harus digunakan dengan baik disertai contoh positif yang benar-benar ditampakkan oleh orang tua.

Mau tidak mau kecepatan informasi dibutuhkan untuk beradaptasi dengan lingkungan karena seseorang yang berilmu agama tinggi tidak dapat menyebarkan ilmunya dengan bahasa lama.

Sebab, teknologi digital terus berkembang kemudian muncul fenomena “pluralitas bacaan yang ekstrem”.

Oleh karenanya, penggunaan HP harus dilakukan secara bijak, baik oleh kalangan tua maupun muda agar anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan tidak beranggapan bahwa HP adalah kebutuhan vital seseorang.

Sehingga mereka yang masih dalam masa pertumbuhan terjebak dalam keasyikan yang sangat berpotensi merusak karakter mereka. Ingat HP hanya sebuah alat, jangan mau diperalat.


Baca Juga: Artikel: Apakah Pentingnya Mindset bagi Kehidupan?

 

Referensi:

  • Filosofi Hidup Bahagia, Bertrand Russell, Renebook.
  • Sains Religius Agama Saintifik, Ulil Abshar Abdalla, Mizan. 

Posting Komentar

2 Komentar