Keindahannya mampu menyalurkan sebuah energi yang membuat seseorang tergetar hatinya dan bertambah ketunduk patuhannya kepada Allah SWT.
Oleh: M. Wildan Taskuri
Menerima wahyu dari Allah SWT selain untuk dirinya sendiri, tetapi juga
untuk disampaikan kepada umatnya merupakan salah satu dari tugas para Rosul
Allah SWT.
* * *
Tak terkecuali, sepertihalnya yang dilakukan oleh Rosululloh saw. semasa hidupnya, yang selalu
disibukkan dengan dakwah-dakwah, guna menyampaikan wahyu yang telah beliau
dapatkan dari Allah SWT.
Dalam menjalankan dakwah, sering kali beliau menemui pertentangan-pertentangan dari para musuhnya.
Sehingga, Allah SWT. pun menjelaskan
kebenaran dakwah Rosululloh saw. dengan memperlihatkan
keajaiban-keajaiban dan sesuatu yang luar biasa kepada beliau atau yang sering
kita kenal dengan “mukjizat” guna melemahkan kaum-kaum pembangkang tersebut.
Al-Qur’an, Mukjizat Abadi untuk Umat Nabi
Salah satu mukjizat Rosululloh saw. yang masih bisa kita rasakan hingga sekarang adalah Al-Qur’an.
Al-Qur’an pertama kali turun pada
tanggal 17 Romadhon saat usia Rosululloh mencapai
40 tahun (sekitar 608-609 M).
Al-Qur’an mempunyai
mukjizat yang bersifat universal dan abadi, yakni berlaku untuk semua umat
manusia sampai akhir zaman. Ia diturunkan sebagai penyempurna dari kitab-kitab
sebelumnya.
Kisah Orang-orang yang Masuk Islam Karena Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an
Namun,
selain menjadi mukjizat Rosululloh saw. al-Qur’an juga memiliki beberapa sisi kemukjizatan
yg luar biasa.
Salah satu diantaranya, seperti yang
tertera dalam kitab Nurul Yaqin fi Siroh Sayyid al-Mursalin karya Syekh Khudhori Beik, mengutip
kitab asy-Syifa bi Ta’rif Huquq al-Musthofa, karya Imam al-Qodhi al-‘Iyadh, yaitu
dapat mendatangkan rasa takut pada hati seseorang. Baik bagi sang pembaca maupun pendengar.
Terlebih bagi orang orang yang
mendustakan al-Qur’an. Karena bagi orang yang mendustakan al-Qur’an, hatinya akan terasa berat
ketika mendengarkan bacaan al-Qur’an dan menjadikan mereka sangat
ketakutan.
Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rosululloh saw, ”Sesungguhnya al-Qur’an merupakan perkara yang sulit dan dianggap sulit bagi orang yang membenci al-Qur’an, karena al-Qur’an merupakan kitab yang banyak menghukumi perkara.
Adapun bagi orang-orang yang beriman, maka tidak akan pernah berhenti bagi mereka rasa takut dan rasa suka pada al-Qur’an.
Bersamaan ketika membaca al Qur’an, mereka akan merasa senang dan berusaha
senang, karena ketertarikan dan keyakinan mereka terhadap
kebenaran al-Qur’an.”
Selain
itu, hal tersebut juga dapat menunjukkan bahwasannya al-Qur’an bukanlah hasil karangan
manusia.
* * *
Seperti yang telah dibahas pada paragraf sebelumnya, perasaan takut ini tidak hanya dirasakan bagi orang-orang yang telah masuk Islam.
Terbukti, ada beberapa orang kafir yang masuk Islam setelah
mendengar bacaan al-Qur’an.
Diceritakan dalam kitab Shohih Bukhori, dari sahabat Jubair bin Muth’im berkata, “Suatu hari, aku pergi menuju Madinah pada masa Rosululloh saw. untuk menengok tawanan-tawanan perang Badar.
Begitu sampai, ternyata Rosululloh dan para sahabat sedang melaksanakan sholat Maghrib, saya mendengar Rosululloh
saw. membaca al-Qur’an surat ath-Thur, dan
ketika beliau saw. membaca ayat:
أَمْ
خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ (35) أَمْ خَلَقُوا
السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ بَل لَا يُوقِنُونَ (36) أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ
رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُسَيْطِرُونَ (37) (الطور:35-37)
Artinya: “Apakah mereka
diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka
sendiri)? (35) Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya
mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). (36) Ataukah di sisi mereka
ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa? (37).” (ath-Thur:
35-37)
Ayat tersebut hampir saja membuat hatiku terbang (mendengar Nabi membaca surat at-Thur), untuk masuk agama Islam.
Begitu selesai sholat, saya ngobrol dengan Rosululloh saw. dan saya pun masuk Islam.”
* * *
Demikianlah, beliau
adalah salah satu dari beberapa orang yang masuk Islam karena mendengarkan
bacaan al-Qur’an.
Al-Quran
merupakan kitab yang penuh kekuatan dan keindahan. Keindahannya mampu
menyalurkan sebuah energi yang membuat seseorang tergetar hatinya dan bertambah
ketunduk patuhannya kepada Allah SWT.
Dengan
keindahannya juga, al-Quran mampu menggiring seorang Sayyidina Jubair bin
Muth’im yang waktu itu masih dalam keadaan kafir, luluh masuk Islam setelah
mendengar Nabi SAW membaca surat ath-Thur.
Wallahu a'lamu bishshowab
Baca Juga: Kisah Islami: Cerita Dibalik Turunnya Wahyu Pertama dan sajian perjalanan serta pelajaran hidup dari para tokoh lainnya yang terbukti menginspirasi lintas generasi di rubrik KISAH.
Referensi:
- Asy-Syifa bi Ta’rif Huquq al-Musthofa, al-Qodhi al-‘Iyadh, juz. 1, hal. 171, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
- Nurul Yaqin fi Siroh Sayyid al-Mursalin, Syekh Khudhori Beik, hal. 290, al-Haromain.
0 Komentar