Like Us Facebook

Kepribadian: Statis atau Dinamis?



Manusia mungkin memulai dengan temperamen bakat yang berbeda, tetapi jelas bahwa pengalaman, latihan, dan upaya personal menentukan jalan mereka selanjutnya.



Oleh: Sabiq Muhammad

Allah Swt. menciptakan manusia dengan ras, suku, dan bangsa yang berbeda-beda. 

    Antara satu sama lain, ditemukan adanya perbedaan yang menjadi ciri bagi masing-masing individu. 


* * *


Ada yang berkulit putih, hitam, dan sawo matang. Tidak hanya itu, mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda pula. Kita bisa menemukan orang yang bersifat ini dan orang yang bersifat itu.

          Kepribadian merupakan sifat yang melekat erat di dalam diri masing-masing individu. Oleh karena itu, sering kali kita menganggap bahwa kepribadian didapatkan semenjak kita lahir, diwariskan secara turun temurun, dan statis seiring berjalannya waktu. 


Baca Juga: Artikel: Apakah Pentingnya Mindset bagi Kehidupan?


Pandangan tersebut memang tak asing di telinga kita. Karena memang tak sedikit yang berpendapat seperti itu. 

Namun, kelompok yang lain mempercayai bahwa kepribadian bersifat dinamis. Kelompok ini percaya bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah dan dapat dikembangkan.

Untuk itu, dalam pembahasan kali ini kita akan mengetahui bagaimana kedua kepercayaan tersebut –yakni kepribadian statis dan kepribadian dinamis– berperan dan berpengaruh dalam keseharian kita.


Baca Juga: Artikel: Orang yang Tak Tahu Bahwa Dirinya Tidak Tahu (Part 1)

 

Apa itu Kepribadian?

Secara garis besar, kepribadian merupakan pola reaksi dan interaksi setiap individu dengan individu lain. Di samping itu, kepribadian sering diartikan sebagai ciri khas yang ada pada diri setiap orang, seperti introvert dan ekstrovert.

Berdasarkan Psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. 

Secara eksplisit, Allport mengatakan bahwa kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

            Perubahan-perubahan tersebut memiliki faktor yang beragam seperti gen bawaan, faktor lingkungan, dsb. 

    Faktor-faktor tersebutlah yang kemudian berkaitan antara satu sama lain untuk membentuk pola reaksi dan interaksi antar individu.

Pola tersebut terstruktur oleh gen bawaan yang berperan dengan membentuk sikap dasar personal yang kemudian dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sehingga menghasilkan respons-respons tertentu.

Kemudian berdasarkan respon-respon tersebut, barulah seseorang meluncurkan sikap-sikap yang nyata dalam bentuk tindakan.

 

Eksperimen tentang Kepribadian

Kita bisa mengambil contoh berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Carol S. Dweck mengenai siswa-siswa yang berteori kecerdasan inkremental dan entitas. 

    Teori kecerdasan ini nantinya akan mempengaruhi sikap-sikap siswa dalam belajar dan ketika mereka dihadapkan oleh tantangan, kemunduran, serta hal-hal yang menyangkut harga diri mereka.

Dalam penelitiannya, Dweck mengelompokkan siswa-siswa berdasarkan teori kecerdasan mereka. Kemudian, ia memberikan pemahaman kepada mereka dengan memberikan materi berupa draf untuk masing-masing teori.

Pada akhir sesinya, Dweck memberikan pilihan kepada setiap siswa berupa pernyataan-pernyataan yang akan mempengaruhi persepsi setiap siswa berdasarkan teori mereka masing-masing.

Dan hasil akhir menunjukkan bahwa siswa-siswa berteori entitas lebih setuju dengan pernyataan yang memperlihatkan seberapa tingkat kecerdasan mereka daripada siswa-siswa berteori inkremental yang memilih pernyataan yang berhubungan dengan pembelajaran meskipun mereka tidak terlihat cerdas.

            Hal ini akan mempengaruhi sikap setiap siswa dalam pengambilan keputusan untuk belajar dan menghadapi tantangan. 

    Siswa-siswa berteori entitas akan memilih untuk menghindari tantangan-tantangan yang mengarah pada kesalahan meskipun mereka akan mempelajari hal-hal baru.

Lain halnya dengan siswa-siswa berteori inkremental yang akan mengerahkan usaha mereka guna menghadapi tantangan-tantangan tersebut supaya mereka bisa mempelajari hal-hal baru.

Hal tersebut terjadi karena siswa-siswa berteori entitas tidak menyukai kesalahan. Karena dari situ, mereka akan terlihat bodoh dan akan terus seperti itu

Sedangkan siswa-siswa berteori inkremental, mereka akan mengambil risiko tersebut untuk mendapatkan suatu hal yang baru dan belajar darinya.

 

Apa yang Mempengaruhi Kepribadian?

Kepribadian memiliki faktor yang beragam. Namun dalam hal ini, kepribadian memiliki dua faktor utama yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. 

    Keduanya saling memberikan pengaruh antar satu sama lain untuk kemudian diproses menjadi sikap. Dan dari sikap ini, kita bisa mengetahui tentang bagaimana sebenarnya sifat dasar atau sifat bawaan seseorang sehingga membentuk kepribadian seseorang.

            Namun, meskipun merupakan sifat bawaan, hal itu bukan berarti bahwa kepribadian seseorang tidak dapat berubah. Kita bisa saja memberikan persepsi yang berbeda terhadap lingkungan sekitar sehingga menghasilkan respons dan sikap yang berbeda pula.

Hal itu bisa dilakukan dengan cara mengubah kepercayaan kita terhadap suatu hal yang kita terima. 

Seperti dalam contoh di atas, para siswa berteori entitas bisa saja mengubah pandangan mereka mengenai kecerdasan dengan beralih ke teori inkremental. Yang pada akhirnya, mereka dapat menghargai kesalahan dan memetik hikmah darinya.

 

Pengaruh Dua Jenis Kepribadian dalam Kehidupan

Hal ini akan memberikan pengaruh besar terhadap seseorang dalam menjalani kehidupannya. 

    Orang-orang yang mempercayai bahwa kepribadian setiap orang merupakan sifat yang dinamis dan dapat dikembangkan memiliki potensi yang sangat besar untuk meraih apa yang mereka impikan. 

    Mereka akan tetap tegar dalam berjuang meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Lantaran, mereka percaya bahwa kepribadian seseorang dapat dikembangkan, begitu pula dengan kecerdasan.


Baca Juga: Artikel: The Origin of Species


Apabila mereka dinilai kurang baik pada suatu waktu, maka mereka tidak akan berhenti begitu saja. Yang mereka lakukan adalah mengevaluasi apa yang telah mereka kerjakan, membenarkan apa yang salah, dan kemudian kembali melangkah dengan strategi baru untuk meraih apa yang dituju.

Sedangkan orang-orang mempercayai kepribadian statis merupakan kebalikan dari mereka. Pada dasarnya, orang-orang yang percaya bahwa kepribadian bersifat statis memiliki kesempatan yang besar pula. Hanya saja, apabila dihadapkan dengan tantangan dan kesulitan, mereka akan kehilangan semangat mereka dalam meraih tujuan.

Dan yang lebih parah lagi, mereka akan menghindari dan meninggalkan tujuan tersebut. Mereka hanya akan melabeli diri mereka dengan label negatif apabila disuguhkan dengan kegagalan. 

Mereka akan berkata pada diri mereka bahwa “Aku adalah orang yang bodoh”, “Aku tidak kompeten dalam hal ini”, atau “Aku telah gagal dan harapanku telah sirna”. Sehingga, mereka akan melewatkan kesempatan yang mereka dapatkan.

Dalam dunia Psikologi, kedua kepercayaan ini dikenal sebagai growth mindset dan fixed mindset. Seperti yang telah dipaparkan di atas, keduanya memiliki kontribusi yang kuat terhadap cara kita belajar dan dalam menentukan pilihan.

Growth mindset akan menuntun kita untuk berkembang dengan pengalaman, pelatihan, dan cara belajar seseorang. Sedangkan fixed mindset akan menuntun kita untuk melewatkan kesempatan yang ada dengan menghindari risiko meskipun kita akan mendapatkan ilmu baru.

Orang-oranga yang percaya fixed mindset mengatakan bahwa kemampuan setiap orang statis dan tidak bisa ditingkatkan. 

Mereka juga akan cenderung memilih pekerjaan-pekerjaan bebas hambatan supaya mereka terlihat cerdas dan hebat, sementara para pemercaya growth mindset akan mengembangkan kemampuan mereka dan berani mengambil risiko untuk menghadapi tantangan supaya mereka mendapatkan pembelajaran.


* * *


Walhasil, manusia dikelompokkan –berdasarkan pola pikir– dalam dua kelompok yang berbeda. 

Keduanya yaitu growth mindset –yang dalam hal ini saya istilahkan dengan kepribadian dinamis– dan fixed mindset –yang saya istilahkan sebagai kepribadian statis. 

Dan masing-masing dari keduanya memiliki pengaruh yang kuat dalam kepribadian seseorang.

Sebagai penutup, Carol S. Dweck mengatakan, “Manusia mungkin memulai dengan temperamen bakat yang berbeda, tetapi jelas bahwa pengalaman, latihan, dan upaya personal menentukan jalan mereka selanjutnya.”


* * *


Referensi:

Posting Komentar

0 Komentar