Imam Bonjol mendidik dan mengajar di setiap surau, masjid, dan pesantren yang dia bangun di setiap perkampungan, sekaligus menjadi pemimpin para jama’ahnya.
Oleh: Fuadatun Nasiroh
Tuanku Imam Bonjol adalah nama julukan seseorang yang bernama asli Muhammad Syahab.
Beliau lahir di
Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat pada 1 Januari 1772. Dan wafat saat pengasingan
serta dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa,
6 November 1864.
* * *
Imam Bonjol adalah
putra tunggal dari pasangan Bayanuddin Syahab dan Hamatun. Ayahnya merupakan
seorang alim ulama yang berasal dari Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota.
Beliau adalah salah
seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam
peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803–1838.
Tuanku Imam Bonjol
diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor
087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Masa Kecil Tuanku Imam Bonjol
Beliau dilahirkan
di kalangan keluarga pedagang dan senang merantau. Inilah yang menyebabkan
dirinya pernah dikirim ke Malaysia untuk mendapatkan pendidikan formal Sekolah
Rakyat Desa (setingkat Sekolah Dasar) pada 1779.
Setelah dewasa, dia belajar agama Islam kepada Syekh Ibrahim Kumpulan di Bonjol pada 1809–1814.
Selanjutnya, antara tahun 1818 dia memperdalam ilmu Tarekat Naqsyabandiyah di
Bonjol. Beliau juga tertarik mempelajari budi bahasa yang luhur, tingkah laku, dan
kearifan.
Beberapa Keahlian Tuanku Imam Bonjol
Imam Bonjol
mempunyai keahlian di bidang ilmu Tasawuf dan ilmu Fiqh. Selain itu, beliau
juga mempunyai keahlian di bidang pengobatan tradisional.
Beliau dikenal di kalangan masyarakat mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang sering dikatakan misterius.
Sebelum menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut, beliau
melakukan sholat istikhorah dan berdoa kepada Tuhan terlebih dahulu, sehingga
para pasiennya juga sembuh seolah-olah secara misterius juga.
Beberapa Jasa Tuanku Imam Bonjol
1. 1. Sebagai guru
Imam Bonjol mendidik dan mengajar di setiap surau, masjid, dan
pesantren yang dia bangun di setiap perkampungan, sekaligus menjadi pemimpin
para jama’ahnya.
Setelah berjalan lancar, dia kemudian menyerahkannya kepada murid yang
paling dipercayainya. Pekerjaan tersebut dilakukannya dengan penuh keikhlasan.
2. 2. Sebagai tokoh panutan
Sebagai tokoh panutan, beliau sangatlah dekat dengan masyarakat, begitu juga sebaliknya. Inilah yang membuatnya sangat memperhatikan kehidupan masyarakatnya, baik kehidupan jasmaniah maupun kehidupan rohaniahnya.
Jika beliau melihat anggota masyarakatnya yang susah kehidupannya, akan dibantunya dan dianjurkan untuk mencari penghasilan yang lebih menguntungkan.
3. 3. Sebagai pejuang
Sebagai putra bangsa yang hidup sejak zaman penjajahan Belanda, beliau telah berniat berjuang melawan melalui media agama Islam dengan mendirikan Tarekat Naqsyabandiyah.
Melalui tarekat tersebut, beliau mengajarkan kepada murid-muridnya tentang pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan penjajahan.
Demikianlah, kehidupan Imam Bonjol mencerminkan keteladanan dan kesederhanaan.
Patutlah jika Badan
Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Agama memilih dirinya untuk ditulis
biografinya, dengan harapan perjuangannya dapat dijadikan sebagai pedoman hidup
oleh generasi selanjutnya.
Baca Juga: Biografi KH. Abdul Wahid Hasyim, Tokoh yang Terkenal Akan Kecerdasan serta Gagasan Pembaharuannya dan sajian perjalanan serta pelajaran hidup dari para tokoh lainnya yang terbukti menginspirasi lintas generasi di rubrik BIOGRAFI TOKOH.
Referensi:
- https://www.gramedia.com/literasi/biografi-tuanku-imam-bonjol/, diakses pada 02 Maret 2023.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Tuanku_Imam_Bonjol, diakses pada 02 Maret 2023.
0 Komentar