Like Us Facebook

Review Kitab Minhaj ath-Tholibin dan Tips Menggunakan Kitab Syarahnya

 


Imam an-Nawawi tidak hanya meringkas saja, tetapi juga menampilkan permasalahan-permasalahan penting yang tidak dicantumkan dalam kitab asalnya (al-Muharror).




Oleh: Avi Sufiyan Rahma

Imam Nawawi adalah salah satu mujtahid tarjih madzhab Syafi’i yang fatwa-fatwanya menjadi rujukan utama dalam menentukan pendapat-pendapat rojih dan mu’tamad dalam internal Madzhab Syafi’i. 


* * *


Bahkan, bila dijumpai tarjih ulama yang tidak sehaluan dengan tarjih-nya, maka pendapat Imam Nawawi lah yang dipilih dan dianggap sebagai qoul yang merepresentasikan pendapat madzhab.

Selain dikenal sebagai mujtahid tarjih, Imam Nawawi juga dikenal sebagai ulama yang mempunyai banyak karya tulis. 

Salah satu dari beberapa karya tulis beliau adalah kitab Minhaj ath-Tholibin.

 

Perhatian Para Ulama terhadap Kitab Minhaj ath-Tholibin

Kitab Minhaj ath-Tholibin merupakan kitab karangan Imam Nawawi yang paling menarik perhatian para ulama’ Syafi’iyah, khususnya generasi muta’akhirin. 

    Para pentolan ulama madzhab Syafi’i sekaliber Imam Jalaluddin al-Mahalli (W.864 H), Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli (W. 957 H), Imam Ibnu Hajar al-Haitami (W. 974 H), Imam Muhammad bin Ahmad Al-Khatib Asy-Syirbini (W. 977 H), serta lainnya, memberikan perhatian lebih dengan menulis syarah atau komentar berjilid-jilid atas kitab ini. 

    Konon, ada sekitar tiga ratus lebih kitab yang lahir dari ‘rahim’ Kitab Minhaj ath-Tholibin. Baik berupa syarah (penjelasan), hasyiah (catatan kaki atas syarah), taqrir, nadzom.

Lebih jauh, ada juga ulama yang membuat kitab yang khusus menghimpun dalil yang digunakan oleh kitab Minhaj, melakukan takhrij atas hadits-haditsnya, membahas gramatikal dan susunan kebahasaannya, menulis koreksi dan diskusi terhadap masalah-masalah di dalamnya, dan lain-lain. 

Semua ini menunjukkan betapa besar perhatian ulama terhadapnya.

            Selain itu, bukti perhatian para ulama terhadap kitab ini juga bisa dilihat dari antusias para ulama, dari masa ke masa, untuk menghafalkannya. 


Baca Juga: Review Kitab Yaqut an-Nafis, Kitab Mukhtashor yang Memberikan Perhatian Khusus terhadap Definisi Istilah Fiqh


Mereka yang mampu melumat habis Minhaj ath-Tholibin hingga purna akan diberi gelar kehormatan dengan sebutan al-Minhaji”, penghafal kitab Minhaj. 

    Gelar itu menjadi pertanda bahwa ia telah mampu menguasai mazhab. Sebaliknya, ia yang tidak sanggup menghafal kitab Minhaj akan diragukan kualitas kepakarannya tentang Madzhab Syafi’i.

 

Kelebihan Kitab Minhaj ath-Tholibin

Sebagaimana diungkapkan oleh pengarangnya, kitab Minhaj ath-Tholibin memiliki beberapa kelebihan. Berikut adalah beberapa diantaranya:


1. Menampilkan permasalahan yang tidak dicantumkan oleh kitab asalnya

Meskipun kitab Minhaj tersebut adalah ringkasan dari kitab al-Muharror, namun, Imam an-Nawawi tidak hanya meringkas saja, tetapi juga menampilkan permasalahan-permasalahan penting yang tidak dicantumkan dalam kitab asalnya (al-Muharror).


2. Menjelaskan pendapat mukhtar madzhab Syafi’i

Di beberapa tema, Imam Nawawi juga menjelaskan pendapat-pendapat mukhtar (pilihan) dalam mazhab Syafi’i, yang dalam kitab asalnya (kitab al-Muharror) hanya menampilkan pendapat sebaliknya.


3. Gaya bahasa yang jelas dan ringkas

Dari segi bahasa, Imam an-Nawawi memandang adanya beberapa redaksi di kitab al-Muharror yang asing (ghorib) dan multi interpretasi. Oleh karena itu, beliau juga mengganti redaksi-redaksi tersebut dengan gaya bahasa yang jelas dan ringkas, sehingga dapat dicerna dengan mudah oleh para pembaca.


Baca Juga: Review Kitab Taqrib, Kitab Mukhtashor yang Memuat Hampir Semua Kandungan Ilmu Fiqh


Tips Menggunakan Syarah-syarah dari Kitab Minhaj ath-Tholibin

Habib Ahmad bin Hasan al-Aththos menjelaskan:


من اراد أن يقرأ شيئا من شروحه فليقرأ المغني أولا ثم النهاية ثم التحفة ومن اشكل عليه شيء من التحفة والنهاية فاليراجع الغرر

“Siapapun yang hendak membaca syarah-syarah Minhaj, alangkah baiknya jika ia memulainya dengan kitab al-Mughni al-Muhtaj terlebih dahulu, baru kemudian kitab an-Nihayah al-Muhtaj dan pada puncaknya ia harus berpedoman pada kitab at-Tuhfah al-Muhtaj

    Apabila dihadapkan pada persoalan rumit yang dirasa tidak terselesaikan, jika hanya membaca kitab at-Tuhfah dan an-Nihayah, maka sudah seharusnya ia merujuk kepada kitab al-Ghuror (Ghuror al-Baha’ al-Dhowi fi Dzikr al-Ulama’ min Bani Jadid wa Bashori wa Alawi karya al-Muhaddis al-Faqih, Jamaluddin Muhammad bin Ali Khird Ba’alawi).”


Baca Juga: Review Kitab Fath al-Qorib, Kitab yang Memaparkan Definisi pada Hampir Semua Bab dalam Kitab Taqrib

            

Selain itu, juga yang perlu diperhatikan dalam membaca syarah-syarah dari kitab Minhaj adalah terlebih dahulu melihat kapasitas diri. 

    Karena hal ini sangat berpengaruh dalam menentukan syarah apa yang seharusnya dibaca. 

    Habib Ahmad, sebagaimana dikutip dalam kitab al-Manhaj as-Sawiy berkata:


من اراد ان يتعلم فعليه بالمغني ومن اراد ان يعلم فعليه بالتحفة ومن اراد ان يحقق فعليه بالمحلي على المنهاج


    Apabila pembaca dari kitab Minhaj tersebut adalah seorang santri pemula (mubtadi), maka syarah yang seharusnya ia baca adalah kitab Mughni al-Muhtaj fi Ma’rifah Alfadz al-Minhaj

    Dalam perjalanannya, kitab “Mughni” ini dikenal luas di kalangan sarjana muslim sebagai salah satu kitab yang paling renyah dibaca ketimbang syarah-syarah Minhaj lainnya. 

    Sehingga, wajar saja jika kitab ini direkomendasikan untuk para pemula yang masih baru mempelajari Minhaj.

       Sementara bagi mereka yang sudah matang dan siap membacakan kitab Minhaj tersebut di hadapan para muridnya (pengajar), maka dianjurkan untuk memilih kitab “Tuhfah al-Muhtaj bi Syarh al-Minhaj” sebagai rujukannya. 

    Pemantiknya tidak lain karena bahasanya yang agak sulit dicerna. Kendati demikian, karya Syekh Ibnu Hajar al-Haitamiy ini hadir sebagai ensiklopedi Fiqh yang mampu memberikan solusi terhadap setiap persoalan-persoalan Fiqh secara detail.

      Sedangkan kitab “Syarh al-Mahalli ala al-Minhaj” adalah solusi terbaik bagi seseorang yang hendak membaca kitab Minhaj ath-Tholibin secara komprehensif dan mendalam (tahqiq). 

    Pengarangnya, Imam Jalaluddin al-Mahalli mengulas tuntas isi dari kitab Minhaj tersebut dengan menampilkan rujukan-rujukan primer baik dari al-Qur’an maupun Sunnah. 

    Selain itu, beliau juga menyisipkan nalar-nalar ushuli di tengah-tengah persoalan Fiqh yang sedang beliau syarahi.


* * *


    Demikian review (ulasan) singkat dari kitab al-Minhaj ath-Tholibin karya Imam Nawawi beserta tips menggunakan kitab-kitab syarahnya. Semoga bermanfaat. Amin

 

Wallahu a’lamu bishshowab

 

Referensi:


Posting Komentar

0 Komentar