Cipt:
Diriku
adalah mawar
Terikat
oleh duri-duri tajam
Bagaimanapun
aku tak dapat mengelak
Bahwa
tajamnya adalah untaian takdir
Kini
aku harus berdiri dengan akarku
Walau
sembilu duri yang menyayatku
Aku
harus sekokoh batang itu
Karena
ketika badai melaluiku
Kelopakku
hilang satu persatu
Di
situlah aku berair dalam sendu
Menyiapkan
topangan kuat untuk kembali
Tanpamu
wahai kelopak
Mungkin
akan datang penggantimu
Tapi
akankah selamanya
Tidak,
hingga pada akhirnya
Aku
terbentur kenyataan
Bahwa
setiap yang datang akan lenyap dari pandang
Setiap
yang bahagia
Akan
pergi dengan sayat kenang yang menganga
0 Komentar