Like Us Facebook

Profil Singkat Nahdlatul Ulama’ yang Tengah Memperingati Harlah Satu Abadnya


 

Pandangan keagamaan NU dianggap "tradisionalis" karena menoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam




Oleh: Laila Najma Aufaraa

Nahdlatul Ulama tengah menapaki usianya yang ke-100 tahun atau satu abad dalam hitungan kalender Hijriyah pada hari ini, Selasa, 16 Rojab 1444 H atau bertepatan dengan 7 Februari 2023 M

    Untuk menandai Peringatan Satu Abad NU ini, penulis persembahkan sepercik tentang organisasi dengan pengikut terbanyak tersebut.


* * *

 

Pengertian Nahdlatul Ulama’

Nahdlatul Ulama’ berasal dari bahasa Arab, yakni “nahdlah” yang artinya berdiri atau bergerak, dan “al-‘ulama” yang berarti para ulama. Jadi, Nahdlatul Ulama berarti kebangkitan para ulama’.


Baca Juga: Apa Sajakah Warisan Pemikiran An-Nahdhiyyah?

 

Berdirinya Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama’ adalah organisasi kemasyarakatan dan keagamaan dengan simbol-simbol yang menjelaskan tujuan dasar dan cita-cita keberadaan suatu organisasi. Lambang Nahdlatul Ulama sendiri diciptakan oleh KH. Ridwan Abdullah.

NU berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H. Pembentukan NU berlangsung di kediaman KH Abdul Wahab Chasbullah di Kertopaten.

 

Substansi dan Ideologi Nahdlatul Ulama'

Dalam sejarah NU, penciptaan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan dukungan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja). Ajaran ini bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah,  Ijma (keputusan ulama terdahulu) dan Qiyas.

NU mengaitkan pendekatan ini dengan para pemikir sebelumnya, seperti Abu al-Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi di bidang teologi.

Di bidang Fiqh, NU mengakui empat mazhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali, tetapi dalam praktiknya jama'ah NU mayoritas dan cenderung bermazhab Syafi'i. Dalam hal tasawuf, NU mengikuti jalan Al-Ghazali dan Junaid al-Baghdadi.

Pandangan keagamaan NU dianggap "tradisionalis" karena menoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. 

Hal ini membedakannya dengan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, yang dianggap "reformis" karena membutuhkan interpretasi yang lebih literal terhadap Al-Qur'an dan Sunnah.

 

Khoshoish Pemikiran Nahdlatul Ulama

NU memiliki khoshoish (ciri-ciri) fikroh (pemikiran) yang sangat luhur, sebagaimana tertuang di dalam keputusan Muktamar NU ke-27 tahun 1984, yakni tawassuth, i’tidal, tawazzun, dan tasamuh

Tawassuth dan i’tidal artinya sikap menjunjung tinggi berlaku adil di tengah-tengah kehidupan bersama yang plural, dan menghindari segala bentuk sikap ekstrim. 

Tawazzun artinya sikap seimbang dalam berkhidmah. Seimbang dalam dua dimensi hablum minalloh dan hablum minannas. Artinya, antara urusan ibadah kepada Allah SWT. dan sikap sosial kepada sesama manusia harus sama-sama dijalankan dengan baik dan seimbang. 

Terakhir yaitu sikap tasamuh, yakni toleran terhadap perbedaan, baik dalam masalah keagamaan, kemasyarakatan, maupun kebudayaan. 

Khoshoish ini merupakan ciri khas NU yang sungguh luar biasa dan sangat bermanfaat dalam kehidupan bernegara terutama di Negara tercinta ini. 

 

Perkembangan Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama (NU) lahir setidaknya mempunyai tiga motivasi. Pertama, menegakkan nilai-nilai agama dalam setiap lini kehidupan. Kedua, membangun nasionalisme. KH Hasyim Asy’ari mengatakan, agama dan nasionalisme tidak bertentangan, bahkan saling memperkuat untuk mewujudkan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin. Ketiga, mempertahankan paham Ahlussunnah wal Jamaah.

Dalam perkembangannya, NU tidak sedikit menghadapi resistensi yang tinggi terutama dari kelompok penjajah dan kelompok yang mengatasnamakan permurnian akidah (puritan), namun berupaya memberangus tradisi dan budaya Nusantara yang merupakan identitas kebangsaan. 

Hingga masa orde baru pun, NU masih terdiskriminasi oleh rezim. Walau demikian, NU justru makin besar, berkembang, dan mempunyai pengaruh luas di tengah masyarakat.

Demikianlah sepercik tentang Nahdlatul Ulama yang dapat penulis paparkan dalam kesempatan Peringatan Satu Abad NU tahun ini. Semoga yang sepercik tersebut bermanfaat. Amin.

 

Referensi:

 


Posting Komentar

0 Komentar