Ketika seluruh kalimatnya usai, beliau meyakini bahwa apa yang beliau alami dalam mimpinya merupakan kalimat panggilan yang tengah beliau cari.
Oleh: M. Wildan Taskuri
Melanjutkan kisah asal-usul disunahkannya adzan sebelum sholat sebelumnya.
Hingga pada suatu hari, salah satu sahabat dari golongan Anshor yakni ‘Abdullah bin Zaid, saat ia berada dalam keadaan di antara
lelap dan sadar, nampak di hadapannya seseorang yang tengah berdiri, lalu
terjadilah sedikit dialog di antara mereka.
* * *
Seseorang itu berkata, "Maukah engkau aku ajari kalimat-kalimat yang
akan engkau serukan sebagai panggilan untuk sholat?" Sahabat ‘Abdullah bin Zaid pun
menjawab, “Tentu saja aku mau.”
Baca Juga: Kisah Asal-Usul Disunahkannya Adzan Sebelum Sholat (Part 1)
Kemudian seseorang tersebut berkata, “Katakanlah, 'Allahu Akbar,
Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar) sebanyak dua kali.
Dan selanjutnya engkau membaca syahadat sebanyak dua kali; kemudian
katakanlah, 'Hayya 'alash-sholah' (Marilah sholat) sebanyak dua kali; dan
katakanlah pula, Hayya ‘alal falah' (Mari menuju kepada kebahagiaan) sebanyak
dua kali.
Kemudian bertakbirlah kepada Allah sebanyak dua kali, dan terakhir katakanlah ’Laa ilaha
illallah’ (Tiada Tuhan selain Allah).”
Baca Juga: Kisah Islami: Cerita Dibalik Turunnya Wahyu Pertama
* * *
Ketika seluruh kalimatnya usai, ‘Abdullah bin
Zaid pun tersadar sepenuhnya. Ia meyakini
bahwa apa yang ia alami dalam mimpinya merupakan kalimat panggilan yang tengah ia cari.
‘Abdullah bin Zaid pun bergegas menemui Rosululloh saw. lalu menceritakan apa yang telah dilihatnya dalam mimpinya itu.
Secara spontan Rosululloh saw.
bersabda, “Sungguh mimpi ini nyata.” Kemudian beliau bersabda lagi, “Ajarkanlah
kalimat-kalimat tersebut kepada Bilal, karena sungguh suara Bilal lebih keras
darimu.”
Di saat sahabat
Umar bin Khothob mendengar suara adzan yang dikumandangkan oleh Bilal, beliau pun lalu bergegas menemui Rosululloh saw. lalu berkata, “Sungguh
aku bermimpi sama seperti ini, wahai Rosululloh”.
Sejak
saat itulah, tepatnya pada awal tahun Hijriyyah, ditetapkanlah adzan sebagai seruan
dan tanda bahwa telah masuk waktu sholat.
Adapun muadzin (orang yang adzan) pada masa Rosululloh saw. ada dua, yaitu Bilal bin Robbah dan ‘Abdullah
bin Ummi Maktum.
* * *
Itulah kiranya cerita singkat tentang asal
usul disunahkannya adzan, kalimat-kalimat yang menjadi panggilan waktu sholat. Menarik bukan, mengetahui ceritanya? Semoga bermanfaat. Amin.
Wallahu a'lamu bishshowab
Baca Juga: Kisah Perjalanan Nyantri Nabi Musa kepada Nabi Khidhir (1): Awal Mula Perjalanan dan sajian perjalanan serta pelajaran hidup dari para tokoh lainnya yang terbukti menginspirasi lintas generasi di rubrik KISAH.
Referensi:
- Nurul Yaqin fi Siroh Sayyid al-Mursalin, Syekh Khudhori Beik, hal. 90-91, al-Haromain.
0 Komentar