Salah satu dalil yang mendukung peristiwa Isro’ Mi’roj Nabi saw. itu melibatkan jasmani dan ruhani beliau adalah keheranan luar biasa orang Quraisy terhadap peristiwa ini.
Oleh: Khotim Mubarok
Isro’ adalah peristiwa ketika Allah Swt memperjalankan Nabi-Nya dari Masjidil Harom di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem.
Sedangkan
Mi’roj adalah dinaikkannya Nabi Muhammad saw. melintasi lapisan-lapisan langit
tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau pengetahuan malaikat maupun jin.
Peristiwa tersebut terjadi dalam satu malam.
* * *
Jumhur ulama sepakat bahwa perjalanan tersebut dilakukan Rosulullah saw. secara jasmani dan ruhani.
Isro’ Mi’roj merupakan salah satu mu’jizat
yang sangat agung, yang dianugerahkan kepada nabi Muhammad Saw.
Diriwayatkan dalam hadits riwayat Bukhori dan Muslim:
“Suatu ketika Rosululloh saw. didatangi Buroq, sejenis binatang yang lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari Bighol.
Ketika itu, Rosululloh Saw. masuk Masjidil Aqsho, kemudian sholat dua rokaat, setelah itu,
malaikat Jibril mendatanginya dengan membawa segelas arak dan segelas susu,
nabi memilih susu, kemudian Jibril mengatakan “Engkau telah memilih fitrah”.
Dalam kisah tersebut, Nabi dinaikkan ke langit pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya hingga mencapai Sidrotul Muntaha.
Allah swt.
mewahyukan kepada beliau kewajiban sholat lima waktu atas kaum Muslim yang
asalnya lima puluh waktu dalam sehari semalam.
Ibroh Perjalanan Sang Revolusioner Islam ke Sidrotul Muntaha
Menurut Syekh Sa’id Romadhon al-Buthiy dalam kitab Fiqh as-Siroh-nya,
dari kisah Isro’ dan Mi’roj Nabi saw. ada beberapa pelajaran yang dapat kita
petik, antara lain:
Pertama: Perjalanan Isro’ yang ditempuh Nabi
Muhammad saw. ke Baitul Maqdis dan Mi’roj-nya hingga Sidrotul Muntaha
menunjukkan kedudukan dan kesucian Baitul Maqdis di sisi Allah Swt.
Fenomena ini juga menggambarkan hubungan yang sangat erat antara
ajaran yang dibawa Nabi Isa putra Maryam dan ajaran Nabi Muhammad saw. serta
ikatan agama diantara para nabi-nabi terdahulu yang diturunkan Allah kepada
mereka.
Selain itu, peristiwa tersebut juga menunjukkan bahwa
kaum Muslim seharusnya menjaga dan melindungi tanah al-Quds (Yerusalem) dari
keserakahan musuh-musuh agama Islam.
Seolah-olah hikmah Ilahi mengingatkan kaum Muslim zaman
sekarang untuk tidak gampang menyerah dan mengalah, tidak gentar dan pantang
mundur menghadapi permusuhan Yahudi terhadap tanah suci ini, dan membersihkan
najis mereka serta mengembalikannya kepada pemilik sahnya, yaitu kaum yang
beriman.
Kedua: Pilihan Nabi Muhammad saw
terhadap air susu, ketika Jibril menawarkan dua jenis minuman (susu dan arak).
Hal ini merupakan lambang bahwa agama Islam adalah agama fitrah, agama yang akidah dan hukumnya selaras dengan dorongan fitrah manusia.
Karena
agama Islam tidak mengandung sesuatu yang bertentangan dengan tabiat asli
manusia. Seandainya fitrah itu berupa tubuh, tentu Islam adalah bajunya yang
sangat pas.
Hal ini merupakan salah satu rahasia tersebar luasnya Islam dan diterima oleh banyak manusia.
Sebab, setinggi apapun peradaban manusia, dan sebesar apapun kebahagian materialnya, ia tetap didorong oleh fitrahnya dan cenderung untuk melepas diri dari segala beban dan ikatan yang jauh dari tabiatnya.
Nah, Islam merupakan satu-satunya aturan yang memenuhi
semua fitrah dorongan manusia yang paling dalam.
Ketiga: Peristiwa Isro’ Mi’roj Nabi
Muhammad saw. melibatkan jasmani dan ruhani beliau. Jumhur ulama’, baik salaf
maupun kholaf, menyepakati hal ini.
Salah satu dalil yang mendukung bahwa peristiwa Isro’ dan Mi’roj
Nabi saw. itu melibatkan jasmani dan ruhani beliau adalah keheranan luar biasa dan
ketidakpercayaan orang-orang Quraisy terhadap peristiwa ini.
Sebab, jika peristiwa ini hanya seperti mimpi (hanya
melibatkan aspek ruhani), kemudian Rosululloh saw. menceritakannya kepada
mereka, tentu mereka tidak menunjukkan keheranan dan ketidakpercayaan sebegitu
hebatnya.
Sebab, mimpi tidak ada batasnya, bahkan mimpi semacam itu bisa dialami orang Muslim ataupun orang kafir.
Lagi pula, seandainya itu
hanya mimpi, tentu mereka tidak pernah menantang beliau untuk menyebutkan
ciri-ciri Baitul Maqdis, gerbang-gerbangnya, dan pilar-pilarnya.
* * *
Demikianlah beberapa petikan pelajaran yang dapat kita
ambil dari peristiwa Isro’ dan Mi’roj Nabi Muhammad saw. Tentunya masih banyak lagi
petikan-petikan yang belum dapat dipaparkan pada kesempatan kali ini.
Wallahu a’lamu bishshowab
Baca Juga: Kisah Pertemuan Nabi Muhammad Saw dengan Halimah binti Abi Dzuaib as-Sa’diyyah dan sajian perjalanan serta pelajaran hidup dari para tokoh lainnya yang terbukti menginspirasi lintas generasi di rubrik KISAH.
Referensi:
- Fiqh Siroh, M. Sa'id Romadhon al-Buthiy, Dar al-Fikr, hal. 123-126.
0 Komentar