Like Us Facebook

Artikel: Orang yang Tak Tahu Bahwa Dirinya Tidak Tahu


 

Dunning Kruger Effect adalah suatu bias kognitif ketika seseorang yang tidak memiliki kemampuan, mengalami superioritas ilusif




Oleh: Wafi Aufal Maromi

“Tong kosong nyaring bunyinya” adalah pepatah terkenal. Pepatah ini memiliki arti bahwa orang bodoh adalah mereka yang suaranya paling nyaring dan banyak bicara.

Bukan tanpa alasan membahas pepatah ini sekarang, karena dewasa ini, kita semakin sering menjumpai orang-orang yang begitu sesuai.


* * *


Untuk menemukan mereka sangatlah mudah, kebanyakan dari mereka memang sangat mudah terkenal, apalagi kemajuan teknologi sekarang yang sangat pesat membuatnya semakin mudah tersebar ke mana-mana.

Sebuah riset dalam dunia psikologi mengatakan bahwa kita tidak terlalu mahir dalam mengukur kepandaian dan keahlian kita, sering kali kita terlalu melebih-lebihkan kemampuan kita, fenomena seperti ini dikenal sebagai Dunning Kruger Effect.

Mengutip dari Wikipedia, Dunning Kruger Effect adalah suatu bias kognitif ketika seseorang yang tidak memiliki kemampuan, mengalami superioritas ilusif, artinya ia merasa kemampuannya lebih hebat daripada orang lain pada umumnya.

Bias ini diakibatkan oleh ketidakmampuan orang tersebut secara metakognitif untuk mengetahui segala kekurangannya.

Kesimpulannya adalah seseorang yang memiliki kompetensi minim merasa dirinya lebih baik dan lebih berkemampuan daripada orang lain.

Fenomena ini ditemukan berkat seorang perampok asal Pittsbrugh pada tahun 1995, yang bernama McArthur Wheeler

Ia tertangkap polisi setelah merampok dua bank di siang hari, wajahnya yang terlihat jelas tertangkap kamera pengawas membuat polisi bisa langsung mengidentifikasi pelaku.

Pada saat itu, ia kebingungan kenapa ia bisa tertangkap, padahal ia sudah melumuri wajahnya dengan perasan lemon. 

Ia beranggapan bahwa perasan lemon dapat membuat wajahnya tak terlihat, layaknya perasan lemon yang dapat digunakan untuk menulis pesan yang tak terlihat.

Kejadian tersebut menarik perhatian dua ilmuan psikolog Universitas Cornely, New York, Justin Kruger dan David Dunning. 

Mereka berdua kemudian meneliti beberapa kasus lagi yang mirip dengan kasus tersebut dan pada akhirnya mereka menyimpulkan bahwa orang bodoh memang terlalu sering merasa bahwa dirinya pintar. 

Yang sekarang ini terkenal dengan istilah Dunning Kruger Effect sebuah bias tentang ketidakmampuan seseorang mengenali kemampuannya sendiri.


Jika menilik dari kajian mengenai tingkat keilmuan seseorang, sebenarnya banyak sekali. Bahkan, kajian seperti ini telah dilakukan sejak dahulu. 

    Bahkan tak jarang kajian mereka dijadikan sebuah karya. Salah satu yang terkenal di antaranya adalah karya Imam al-Ghozali.


* * *


Imam al-Ghozali dalam kitabnya Ihya’ Ulum ad-Din mengutip perkataan dari Imam al-Kholil bin Ahmad yang bersinggungan dengan istilah Dunning Kruger Effect, beliau mengklasifikasikan manusia menjadi empat golongan berdasarkan keilmuannya. 

Berikut adalah kutipan dari kitab beliau:

 

قَالَ الْخَلِيْلُ بن أَحْمَدُ : الرِّجَالُ أَرْبَعَةٌ، رَجُلٌ يَدْرِيْ وَيَدْرِيْ أَنَّهُ يَدْرِيْ فَذٰلِكَ عَالِمٌ فَاتَّبِعُوْهُ، وَرَجُلٌ يَدْرِيْ وَلاَ يَدْرِيْ أَنَّهُ يَدْرِيْ فَذٰلِكَ نَائِمٌ فَأَيْقِظُوْهُ، وَرَجُلٌ لَا يَدْرِيْ وَيَدْرِيْ أَنَّهُ لَا يَدْرِيْ فَذٰلِكَ مُسْتَرْشِدٌ فَأَرْشِدُوْهُ، وَرَجُلٌ لَا يَدْرِيْ أَنَّهُ لَا يَدْرِيْ فَذٰلِكَ جَاهِلٌ فَارْفِضُوْهُ. 

 

Dijelaskan bahwa manusia terbagi menjadi empat:

Pertama, orang yang tahu dan mengetahui bahwa dirinya tahu. Orang yang masuk dalam golongan ini adalah orang-orang yang memang ahli dan membidangi dalam suatu hal dan telah lama menyelami bidang tersebut. 

Orang ini adalah orang yang ‘Alim (berilmu) dan kita dianjurkan untuk mengikutinya. 

Kedua, orang yang tahu tapi tidak tahu bahwa dirinya tahu, ia diibaratkan seperti orang tidur, yang tidak sadar akan kemampuannya sendiri. 

Pada dasarnya orang ini memiliki kompetensi yang tinggi tapi ia belum menyadarinya. 

Ketiga, orang yang tidak tahu dan menyadari bahwa dirinya tidak tahu, orang seperti ini adalah orang yang baru belajar akan sesuatu dan ia terus mempelajarinya sampai dia menyadari bahwa ilmunya belum bisa dikatakan cukup. 

Keempat, adalah orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, yang berarti orang bodoh yang tak tahu dirinya bodoh. 

Orang bodoh yang sok tahu, merasa paling bisa, paling pintar dan tak tahu dirinya bodoh. Yang keempat inilah pernyataan yang sesuai dengan pembahasan kita.


Baca Juga: Artikel: Orang yang Tak Tahu Bahwa Dirinya Tidak Tahu (Part 1)


Banyak orang yang baru belajar sesuatu merasa dirinya sudah menguasai hal tersebut. Salah satu contoh paling mendasar adalah orang-orang baru saja belajar agama dari channel Youtube atau dari artikel yang bertebaran di internet, namun mereka merasa bahwa dirinya sudah mencapai tingkat eksper, dan akan memamerkan apa yang ia pelajari ke orang di sekitarnya. 

Hal ini semakin menjadi parah berkat dukungan lingkungannya, yang menganggap bahwa dia memang ahli. 

Tentunya yang kita lihat di sini bukanlah dia yang membagikan keilmuannya, karena berbagi ilmu tentunya sebuah kebaikan. Melainkan mengenai dia yang merasa sebagai eksper.

Mempelajari satu bidang keilmuan tidaklah se-instant itu. Melainkan memerlukan pembelajaran mendalam dalam waktu lama serta melalui orang yang ahli di bidangnya. 

Dalam tahapan selanjutnya, semakin kita mendalami sebuah ilmu, semakin kita tahu bahwa kita belum mengetahui apa pun, merasa sangat bodoh dalam hal tersebut dan kepercayaan diri kita turun drastis. 

Barulah pada tahap selanjutnya kepercayaan diri kita mulai muncul seiring bertambahnya kemampuan kita. Dalam proses ini kita akan tahu kelayakan diri kita dalam bidang itu.

Kembali lagi pada kutipan al-Ghozali, golongan manusia terakhir yaitu manusia yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, kebanyakan merupakan orang-orang yang mempelajari sesuatu secara instan. 

Bisa kita lihat hasilnya orang tersebut merasa bahwa dirinya sangat mahir dalam hal yang baru saja ia pelajari. Orang seperti ini sangat membahayakan dalam sebuah tatanan sosial. 

Terlebih lagi jika orang seperti ini memegang kekuasaan, mengeluarkan sebuah kebijakan dan menjadi orang penting dalam tatanan itu.


Lalu bagaimana agar kita tidak bertemu orang-orang seperti ini? 

Janganlah selalu percaya apa yang ditampilkan sisi luar seseorang. Selalu cek latar belakang orang tersebut, apalagi jika kamu akan bekerja atau berbisnis dengannya. 

Jangan terlalu percaya pada yang apa ia citrakan karena kemampuan yang mumpuni tidak dapat dicapai dalam semalam

Ciri-ciri yang khas dari orang seperti ini adalah biasanya mereka terlalu percaya diri dan berlebihan dalam menilai kemampuannya, sulit untuk mengetahui kelemahan dan aspek buruk yang ia miliki, dan cenderung tidak mengakui kekurangannya.


Lantas bagaimana agar kita tidak menjadi orang yang terkena Dunning Kruger Effect ini? 

Jawabannya sudah kita ketahui bersama, yaitu terus belajar dan belajar, jangan terlalu puas dengan apa yang telah kita kuasai, jangan bosan dengan apa yang kita pelajari dan fokus terhadap apa yang kita lakukan. 

Meminta kritik dan saran kepada orang lain dan menerimanya mungkin merupakan hal berat untuk kita lakukan, tapi itu merupakan kunci agar kita tahu kelemahan kita dan meraih kesuksesan. 

Akuilah bahwa dirimu memang masih bodoh dengan berkata “saya tidak tahu”. Karena semakin ahli seseorang, maka semakin ia mengenal batasan tentang apa yang ia ketahui dan apa yang tidak ia ketahui. 

Kalimat “saya tidak tahu” mungkin terdengar bodoh, tapi kalimat itulah yang sesungguhnya jarang keluar dari mulut orang-orang yang bodoh.


Posting Komentar

0 Komentar