Like Us Facebook

Artikel: The Origin of Species

 



Teori evolusi tersebut sangat bertentangan dengan kepercayaan kebanyakan orang pada saat itu, yang mempercayai bahwa manusia mempunyai asal-muasal diciptakan oleh Tuhan




Oleh: Sabiq Muhammad

Dewasa ini, sains merupakan suatu hal yang memiliki kedudukan yang tinggi di mata kebanyakan orang. Sains dianggap sebagai suatu hal yang bergengsi karena kekuatan-kekuatan baru yang diberikan.


* * *


Dalam dunia Sains, suatu hal dikatakan benar apabila memiliki bukti-bukti yang nyata. Maka dari itu, Sains dianggap sebagai wujud dari kebangkitan rasional manusia. 

Sains bisa memiliki bentuk yang beragam. Mulai dari teknologi, teori, dsb. Dan salah satu buah daripada sains adalah teori evolusi Darwin.


Baca Juga: Fakta Unik mengenai Greenland & Iceland

 

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

Teori Darwin adalah teori evolusi biologi yang dikembangkan oleh ilmuwan asal Inggris, Charles Darwin. Menurutnya, semua spesies dari organisme muncul dan berkembangbiak melalui seleksi alam dari varietas kecil yang diwariskan turun-temurun guna meningkatkan kemampuan individu dalam bertahan hidup, bersaing, dan berkembangbiak.

            Perjalanan teorinya bermula dari ekspedisi H.M.S. Beagle untuk memetakan pesisir Amerika Selatan, Kepulauan Falkland, dan Kepulauan Galapagos. Ekspedisi ini merupakan tugas militer yang diutus oleh Royal Navy –angkatan laut Inggris– pada 1831.

Selain membawa peleton, kapal tersebut juga mengikutsertakan ahli Geologi untuk mempelajari formasi-formasi geologis yang mungkin mereka temui di perjalanan. Setelah mereka mengirimkan penawaran-penawaran kepada para ahli Geologi yang ada, Darwin akhirnya menyambar kesempatan itu. 

Darwin dalam ekspedisinya tersebut mengumpulkan data empiris dan merumuskan wawasan-wawasan yang kemudian melahirkan teori evolusi.

         Setelah membuat catatan-catatan mengenai segala hal yang diamati, Darwin kemudian meyakini bahwa spesies-spesies di bumi ini tidak dalam bentuk langsung jadi, tetapi berevolusi sepanjang sejarah geologis bumi. 


Baca Juga: Artikel Pesantren: Pentingnya Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi


    Selain itu, Darwin juga mempelajari “An Essay on the Principle of Population” karya Thomas Malthus untuk mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya evolusi.

            Yang mengejutkan, ternyata tidak hanya Darwin yang memiliki pemikiran semacam ini. Seorang ahli alam Inggris –yang saat itu berada di Hindia Timur– Alfred Russel Wallace memiliki pandangan yang sama dengan Darwin. 

    Wallace mengirimkan teorinya kepada Darwin untuk mendapatkan komentar dan pandangan mengenai hal tersebut. Dan apabila diteliti, secara esensial teori Wallace persis dengan apa yang diyakini oleh Darwin.

 

Kontroversi Teori Evolusi Darwin

Hal tersebut jelaslah mengundang kontroversi di khalayak umum. Karena teori evolusi tersebut sangat bertentangan dengan kepercayaan kebanyakan orang pada saat itu, yang mempercayai bahwa manusia mempunyai asal-muasal diciptakan oleh Tuhan. 

    Bahkan, orang-orang pada saat itu –khususnya di lingkungan Darwin tinggal– menganggap bahwa percaya kepada teori Darwin merupakan hal yang dapat menggerogoti jiwa religius seseorang.

            Hal serupa pun terjadi di lingkungan kita. Orang-orang di sekitar kita sulit untuk mempercayai eksistensi teori Darwin tersebut. Tentunya hal itu merupakan sebuah keniscayaan, lantaran bagaimana mungkin kita mempercayai bahwa semua spesies di bumi ini berevolusi sesuai dengan hukum alam tanpa adanya campurtangan Tuhan?


Baca Juga: Artikel Pesantren: The Nun

 

           Dalam kitab Mafatih al-Ghoib, Imam Fakhruddin ar-Roziy mengatakan bahwa adanya manusia yang memiliki sifat-sifat yang berbeda –baik itu fisik maupun non-fisik– adalah buah karya Tuhan Yang Maha Kuasa, bukan pengaruh dari sifat bawaan dan musabbab suatu alasan.

Pendapat Imam Fakhruddin ar-Roziy ini merupakan argumen yang bertentangan dengan teori evolusi Darwin –yang menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi berdasarkan seleksi alam.

Pendapat Imam Fakhruddin ar-Roziy ini dikuatkan oleh banyaknya ahli Biologi di seluruh dunia yang memiliki pendapat yang sama, yakni adanya kompleksitas biologis membuktikan bahwa pastilah ada pencipta yang merancang semua rincian biologis tersebut. 

Maka, semua peristiwa yang Darwin amati dan teliti tidak mungkin terjadi sebab hukum alam itu sendiri, tetapi Tuhanlah yang mengatur semua itu.

            Sebagai contoh kecil, dalam dunia yang memiliki kemajuan teknologi ini, robot menjadi suatu proyek yang diminati banyak ilmuwan, lantaran robot merepresentasikan keunggulan teknologi dan Sains.  

    Pada zaman sekarang, banyak hal yang dapat dilakukan robot seperti halnya manusia, bahkan berinteraksi dengannya. Namun adanya semua itu, mustahil jika robot berjalan dengan sendirinya. Tentunya dibutuhkan program yang berjalan di dalamnya. Dan di balik semua itu, dibutuhkan adanya programer yang mengatur program tersebut. 

    Maka, tidaklah mungkin adanya alam ini dan semua hukum yang bekerja di dalamnya menafikan keberadaan Sang Pengatur.


Baca Juga: Biografi Imam Fakhruddin ar-Roziy, Sang Pembela Ajaran Ahlussunnah wa al-Jama'ah


* * *

 

            Namun, meskipun demikian, kita tidak perlu juga menafikan eksistensi teori Darwin tersebut. Karena itu adalah buah karya Sains Biologi, dan menurut Sains Biologi manusia tidak diciptakan, melainkan berevolusi.

Kita tidak perlu menganggap teori tersebut sebagai omong kosong belaka. Cukup jadikan teori tersebut sebagai khazanah keilmuan untuk memperluas wawasan kita. Kita bisa saja menerima bahwa spesies di bumi berubah seiring berputarnya jarum jam. 

Kita bisa menerima bahwa gen bawaan berkontribusi dalam  menentukan identitas diri seseorang. Hanya saja, semua itu bukan terjadi karena hal itu sendiri, melainkan hasil rancangan Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

Sekian, wallahu a’lamu bisshowab.


Posting Komentar

0 Komentar