Like Us Facebook

Artikel: Keistimewaan Nasi yang Jarang Diketahui


 

Beras atau nasi merupakan makanan yang barokah dan tidak mengandung penyakit, bahkan hanya mengandung obat, karena diciptakan dari nur Muhammad saw. tanpa adanya perantara.



Oleh: M. Hanif Rahman

Dari sekian banyak jenis makanan pokok di Indonesia, nasi merupakan makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi. 


* * *


    Masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, tidak puas rasanya jika belum makan nasi, bahkan sekalipun sudah kenyang dengan makanan lain, jika belum makan nasi, mereka mengatakan "belum makan"

    Hal tersebut tidak lain tidak bukan alasannya pasti karena belum makan nasi.


Keistimewaan Nasi yang Jarang Diketahui

    Namun, tahukah anda, ternyata nasi mempunyai keistimewaan tersendiri dibanding dengan makanan pokok lainnya?

    

    Berikut adalah beberapa keistimewaan nasi yang jarang diketahui oleh kebanyakan orang:


    Syekh al-Bujairomiy (w. 1221 H) dalam kitabnya Hasyiah al-Bujairomi ‘ala al-Khothib, mengutip pernyataan Imam al-Buwaithi, murid senior Imam Syafi'i sebagai berikut:

 

يُسْتَحَبُّ الْإِكْثَارُ مِنْ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عِنْدَ أَكْلِ الْأَرُزِّ لِأَنَّهُ خُلِقَ مِنْ نُورِهِ

 

Artinya: "Disunahkan memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad saw. ketika memakan nasi, karena nasi diciptakan dari nurnya Nabi Muhammad saw." (Hasyiah al-Bujairomiy ala al-Khothib, juz 2, hal. 355).


 

Baca Juga: Artikel Islami: Benarkah Kita Diwajibkan untuk Menceritakan Nikmat yang Telah Diterima?



    Sayyid Abu Bakar Syatho’ dalam kitabnya Ianah ath-Tholibin, setelah menjelaskan padi/beras merupakan salah satu objek komoditi yang harus dikeluarkan zakatnya, beliau menambahkan penjelasan terkait kesunahan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad saw. ketika makan nasi, karena nasi diciptakan dari nurnya beliau saw.

    

    Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

 

وتسن الصلاة على النبي - صلى الله عليه وسلم - عند أكله، لأنه خلق من نوره (فإن قيل) إن الأشياء كلها خلقت من نوره

(أجيب) بأنه خلق من نوره بلا واسطة، وكل الأشياء التي تنبت من الأرض فيها داء ودواء، إلا الرز: فإن فيه دواء، ولا داء فيه

 

Artinya: "Disunnahkan membaca sholawat pada Baginda Nabi Muhammad saw. ketika hendak makan nasi, karena nasi diciptakan dari Nur Muhammad saw."


    "Jika ada yang bertanya, Bukankah semua makhluk oleh Allah Ta'ala diciptakan dari Nur Baginda Nabi Muhammad saw?"



    Maka jawabannya adalah: "Iya benar, tapi nasi diciptakan dari Nur Baginda Nabi Muhammad saw. tanpa melalui perantara. Dan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi itu mengandung penyakit dan obat, kecuali nasi. Di dalam nasi itu mengandung obat dan tidak mengandung penyakit." (Hasyiah I'anah ath-Tholibin, juz 2, hal. 281).

 

Syekh Ahmad al-Maihi asy-Syaibaniy dalam kitabnya Hasyiah al-Maihi asy-Syaibaniy 'ala Syarh ar-Romliy li as-Sittin al-Masalah, menerangkan bahwa nasi itu mengandung keberkahan dan mengandung obat.

    

    Berikut adalah keterangan selengkapnya:

 

وفي الكتاب البركة عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال: كلوا الارز فانه بركة

عن على ابن ابى طالب كرم الله وجهه ان كل ماانبته الارض فيه دواء وداء الا الارز فانه شفاء لا داء فيه

 

Artinya: "Di dalam kitab al-Barokah, Nabi saw. bersabda: "Makanlah beras (yang diolah menjadi nasi), sebab sesungguhnya ia barokah."


    Diceritakan oleh Sayyidina Ali KW. beliau berkata, "Sesungguhnya segala tumbuhan yang ditumbuhkan oleh bumi itu mengandung obat dan penyakit. Berbeda dengan beras, karena sesungguhnya beras itu hanya mengandung obat. (Hasyiah al-Maihi asy-Syaibani 'ala Syarhi ar-Romli li as-Sittin al-Masalah, hal. 169).


Baca Juga: Artikel Pesantren: Dandani Niatmu!


    Senada dengan penjelasan di atas, Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya ar-Risalah az-Zarnabiyah fi as-Sulalah az-Zainabiyyah, sebagaimana dikutip oleh Syekh al-Jamal dalam kitabnya Hasyiah Jamal ‘ala Syarh al-Minhaj, menambahkan penjelasannya sebagai berikut:

 

أَنَّ الْأُرْزَ كَانَ جَوْهَرَةً مُودَعًا فِيهَا نُورُ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَلَمَّا خَرَجَ مِنْهَا تَفَتَّتَتْ وَصَارَتْ هَكَذَا وَبَنَى عَلَى ذَلِكَ أَنَّهُ يُسَنُّ الصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - مَا دَامَ يَأْكُلُ عِنْدَ أَكْلِهِ اهـ الي ان قال:  لَكِنْ تُعُقِّبَ بِأَنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ اهـ

Artinya: “Sesungguhnya beras adalah materi (jauharoh) yang di dalamnya dititipkan nur Nabi Muhammad saw. ketika nurnya keluar dari dalamnya, materi tersebut menjadi pecah berkeping-keping dan jadilah beras seperti demikian itu. 


Baca Juga: Artikel Pesantren: Seberapa Berkah Makananmu?


    Dan berdasarkan hal tersebut, disunahkan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad saw. selama seseorang memakan nasi. 

    Namun, meskipun demikian, beliau menghukumi bahwa hadits yang menjelaskan hal di atas itu tidak dapat dipastikan kevaliditasannya (lam yatsbut). (Hasyiah al-Jamal ‘ala Syarh al-Minhaj, juz 2, hal. 239).



* * *

 

    Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa beras atau nasi merupakan makanan yang barokah dan tidak mengandung penyakit, bahkan hanya mengandung obat, karena diciptakan dari nur Muhammad saw. tanpa adanya perantara.

Oleh karenanya, disunahkan memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi Muhammad saw saat makan nasi.

 

Wallahu a'lamu bishshowab


Posting Komentar

2 Komentar