Like Us Facebook

Mengapa Anggota Tubuh yang Diusap pada Ritual Tayamum Berbeda dengan Ritual Wudhu dan Mandi?

 



Oleh karena itu, gerakan-gerakan tayamum perlu dibuat lebih sedikit dan lebih ringan agar tujuan utama dalam rukhshoh tayamum tetap terjaga.




Oleh: M. Ryan Romadhon

Dalam berbagai literatur Fiqh, praktek tayamum adalah sebuah ritual yang menjadi pengganti ritual wudhu dan mandi ketika tidak bisa dilakukan, karena adanya suatu halangan tertentu.


* * *


Disyari'atkannya tayamum sebagai pengganti wudhu dan mandi menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang mudah. 

Allah Swt tidak menghendaki kesulitan bagi hamba-Nya, bahkan Dia berkehendak untuk menyucikan dan menyempurnakan nikmat-Nya.

Seperti yang disinggung secara langsung dalam ayat yang menjelaskan tentang tayamum (QS. al-Maidah: 6),


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ


Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS. al-Maidah: 6)


* * *


          Namun, meskipun demikian, anggota tubuh yang diusap dalam ritual tayamum sedikit berbeda dengan wudhu karena kepala dan kedua kaki tidak diusap saat tayamum. Begitu pula aktivitas dalam tayamum berbeda dengan aktivitas dalam mandi. 

Artinya, dalam tayamum hanya wajah dan kedua tangan saja yang diusap menggunakan debu. 

Padahal, keberadaan tayamum sebagai ganti dari keduanya (wudhu dan mandi) menuntut paling tidak ada kesamaan dalam masing-masing ritual tersebut.

 

Lalu, Apakah Hikmah Dibalik Perbedaan Anggota Tubuh pada Ritual-ritual Tersebut?

Dalam kitabnya yang berjudul I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-’Alamin (Hal. 314) Syekh Ibnu Qoyyim al-Jauzy memaparkan alasan bahwasannya mengusapkan debu ke kepala dipandang sebagai sesuatu yang buruk. 


Baca Juga: Kajian Fiqh: Apa Sajakah yang Harus Ada dalam Niat Sholat Fardhu?


    Sebab, hal tersebut menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang yang sedang tertimpa musibah sebagai ekspresi perasaan tidak menerima takdir Illahi.

Sedangkan alasan mengapa kedua kaki tidak perlu diusap adalah karena kedua kaki sudah senantiasa bersentuhan dengan debu dalam setiap aktivitasnya. 

Oleh karena itu, mengusapnya dengan debu berarti sama saja hanya mengerjakan sesuatu yang sudah dihasilkan sebelumnya.

Lebih jauh, Syekh Waliyulloh ad-Dahlawiy dalam kitabnya yang berjudul Hujjah Allah al-Balighoh (Hal. 305) memberikan sebuah alasan bahwasannya ritual tayamum disyari'atkan untuk menghindarkan manusia dari kesulitan ketika ada halangan dalam menggunakan air.

Oleh karena itu, gerakan-gerakan tayamum perlu dibuat lebih sedikit dan lebih ringan agar tujuan utama dalam rukhshoh tayamum tetap terjaga.

Andaikan gerakan tayamum disamakan dengan ritual wudhu ataupun bahkan ritual mandi yang wajib meratakan ke seluruh bagian tubuh, niscaya hal tersebut akan menambah berat perintah bersuci, dan hilanglah tujuan utama disyari'atkannya tayamum.


Baca Juga: Kajian Fiqh: Bagaimanakah Status Bacaan Basmalah dalam al-Qur'an?


* * *


    Demikianlah hikmah dibalik perbedaan anggota tubuh yang diusap pada saat tayamum dengan anggota-anggota pada ritual wudhu dan mandi.

    Tentunya masih banyak hikmah yang tidak dapat dihidangkan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.

 

و إن تَجِد عَيْبًا فَسُدَّ الخَلَلَا  #  فَجَلَّ مَنْ لاَ عَيْبَ فِيْهِ وَ عَلَا


Wallahu a’lamu bishshowab

 

Referensi:

  • I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-’Alamin, Syekh Ibnu Qoyyim al-Jauzy, hal. 314.
  • Hujjah Allah al-Balighoh, Syekh Waliyulloh ad-Dahlawiy, hal. 305.

Posting Komentar

0 Komentar