Like Us Facebook

Review Kitab: Lebih Mengenal Kitab Fasholatan

 


Namun, dari sekian banyak kitab Fasholatan, karya dari KHR. Asnawi Kudus-lah yang paling populer, sering dijumpai dan digunakan saat ini.



Oleh: Taufik Kurakhman

Barangkali banyak di antara kalian yang sudah tahu bahkan sudah khatam kitab fasholatan. Namun beberapa di antara kalian mungkin belum tahu tentang kitab Fasholatan ini. 


* * *


Isi Kitab Fasholatan

    Sesuai dengan namanya “Fasholatan” kitab ini secara umum berisi tentang tata cara sholat (fardhu maupun sunah). 

    Selain itu, di halaman awal-awal kitab ini juga menerangkan tata cara beberapa ibadah yang berkenaan dengan sholat seperti adzan sebelum sholat, wudhu serta hal-hal yang membatalkannya, tayammum, dan baca-bacaan do'a wirid. Sedangkan pada halaman-halaman akhir berisi tentang beberapa faidah.


Baca Juga: Review Buku Bilqolam: Lebih Mengenal Buku Kajian Sholat Jama'ah

 

   Pengarang dari kitab ini adalah ulama terkenal yang juga merupakan salah satu tokoh pendiri dari Nahdlatul Ulama, dan juga sekaligus tokoh perjuangan kemerdekaan dari Kudus. Beliau adalah Kiai Haji Raden (KHR) Asnawi. 


* * *


Banyaknya Ulama Nusantara yang Menulis Kitab Fasholatan  

Namun perlu diketahui, sebetulnya ada banyak ulama Nusantara yang menulis kitab Fasholatan. 

    Pada periode sebelumnya, ada Kiai Sholeh Darat yang merupakan penulis pertama dari kitab Fasholatan. Kiai Sholeh adalah ulama' yang mengawali tradisi penerbitan kitab Fasholatan. 


Baca Juga: Review Kitab Amtsilah Tashrifiyyah, Kitab Miniatur Morfologi dari Keberagaman Kosakata Bahasa Arab

 

   Kini, banyak kitab Fasholatan lain yang ditulis oleh ulama-ulama Jawa setelahnya. Kiai Asnawi Kudus, Kiai Abdul Hamid Kendal, Kiai Bisri Mustafa Rembang, dan Kiai Misbah Zainal Mustafa Bangilan. 

    Semuanya telah menulis Fasholatan yang jelas meneruskan tradisi kitab Fasholatan karya Kiai Sholeh Darat Semarang.


Keistimewaan Kitab Fasholatan Karya KHR. Asnawi

    Namun, dari sekian banyak kitab Fasholatan, karya dari KHR. Asnawi Kudus-lah yang paling populer, sering dijumpai dan digunakan saat ini. 

    Isi kitab ini menggunakan dua model penulisan, yakni penulisan bahasa Arab dan Jawa Pegon (bahasa Jawa yang ditulis Arab). 

    Penulisan Arab digunakan untuk penulisan lafadz adzan, bacaan niat wudhu, sholat, do'a, ayat-ayat al-Qur'an, dan lain-lain. 

    Sedangkan penulisan Jawa Pegon digunakan untuk menuliskan penjelasan dan terjemahan dari teks-teks yang berbahasa Arab.


Baca Juga: Artikel Pesantren: Ngaji Sembahyang dan Kitab Fasholatan


* * *


    Demikianlah, bagaimana kitab Fasholatan menjadi kitab yang sangat penting sekali untuk dikaji dan dipelajari. 

    Apalagi dipadu dengan metode ngaji sembahyang yang mengedepankan praktik. Belajar sholat menjadi lebih efektif dan cepat. 

    Tak heran, di banyak daerah, bahkan di berbagai pondok pesantren, "Ngaji Sembahyang & Fasholatan" masih terus ada dan dikaji. 

    Termasuk di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus. Kitab Fasholatan juga dikaji oleh santri-santri junior kelas 1-2 Tsanawiyah & Isti’dad (SP) pada malam Sabtu. 


Baca Juga: Review Kitab al-Jurumiyyah, Kitab dengan Bahasa Sederhana tanpa mengurangi Bab Pokok yang Menjadi Asas Dasar dari Ilmu Nahwu dan review menarik lainnya, yang dapat disambungkan dan disumbangkan untuk kemajuan peradaban modern di rubrik REVIEW.

Posting Komentar

0 Komentar