Like Us Facebook

Malam Puncak HSN 2022 Sekaligus Maulid Nabi Muhammad Saw Ponpes Al-Iman Bulus



Gunakan kesempatan liburan ini untuk berbakti kepada orang tua. Setelah balik ke pondok, kembali lagi belajar dan jangan patah semangat, sebab kalian beruntung sekali, didukung dan dibiayai oleh orang tua untuk belajar dan belajar.



Oleh: M. Ryan Romadhon

Malam Ahad, 22 Oktober 2022, bertepatan dengan 27 Robi’ul Awwal 1444 H, Ponpes Al-Iman Bulus kembali menggelar acara malam puncak perayaan Hari Santri Nasional 2022 sekaligus Maulid Nabi Muhammad Saw. untuk yang kesekian kalinya.

Seluruh santri, baik putra maupun putri, terlihat antusias dan penuh semangat mengikuti rangkaian acara rutinan tahunan yang digelar di halaman utama pesantren tersebut. Bahkan, terhitung sejak tahun 2017, Peringatan Hari Santri Nasional di Ponpes Al-Iman Bulus selalu digelar dengan konsep yang matang dengan dibentuk kepanitian khusus. Rangkaian kegiatan -termasuk perlombaan- nya pun memakan waktu lebih dari satu minggu.




Acara yang dimulai sekitar pukul 19.00 WIB tersebut dibawakan oleh saudara Taqiyuddin dan Raffi Annafi, kemudian pembacaan kalam Illahi oleh Zaki Ardiansyah. Setelah pembacaan Tahlil oleh Habib Ja'far Alaydrus, acara dilanjutkan dengan pengumuman juara umum lomba HSN 2022, yang jatuh kepada komplek H untuk Pondok Putra dan komplek PK untuk Pondok Putri, kemudian penyerahan penghargaan langsung dibawakan oleh al-Ustadz Hasan Agil Ba’abud.

Selesai menyerahkan penghargaan, al-Ustadz Hasan menyampaikan berbagai dawuh & pesan penting kepada segenap santri. Beliau mengawali  mau'idhoh hasanah-nya dengan ungkapan rasa syukur dan bangga dengan para santrinya atas terselenggaranya rangkaian acara lomba HSN 2022 dengan tanpa menganggu KBM (Kegiatan Belajar Mengaji).

Kemudian al-Ustadz Hasan menyampaikan bahwa Ponpes Al-Iman berani tampil beda, karena selain memperingati HSN seperti semua lembaga-lembaga pendidikan pesantren, baik salaf maupun modern di Indonesia, juga merayakan Maulidan, “Alhamdulillah, Al-Iman juga ikut serta merayakan Hari Santri seperti pondok-podok yang lainnya, bahkan Al-Iman tampil beda, karena selain memperingati HSN, juga sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.”




Lalu, Ustadz Hasan menyampaikan bahwa pada acara Maulidan, setidaknya harus menetapi empat syarat, yakni:

1.      Harus berdasarkan Iman;

2.      Ikhwanan (kebersamaan, perseduluran);

3.      ‘Amila Ihsanan (diisi dengan acara-acara yang baik); dan

4.      Hayya’a tho’aman (menyiapkan hidangan makanan).

 

Tak berhenti disitu, beliau juga menuturkan bahwa kata santri itu sebenarnya bukan bahasa Arab juga bukan dari bahasa Indonesia, tapi dari bahasa Sanskerta, “Cantrik”, mungkin karena sulit untuk diucapkan, maka menjadi “Santri”. 

Menurut beliau, makna santri diantaranya diambil dari akronim (singkatan) berbahasa Arab dari kata سنتري dalam Jawa pegon.

س = سالك في سبيل الله

"Menempuh jalan dalam rangka menegakkan agama Allah Swt."

ن = نائب عن العلماء

"Sosok pengganti ulama'"

ت = تائب عن الذنوب

"Senantiasa bertaubat dari segala perbuatan dosa"

ر = راغب عن العلم، والعبادة، والأخرة

"Senantiasa senang (merindukan) ilmu, ibadah dan akhirat (Surga)"

ي = يدل على اليقين

"Senantiasa yakin terhadap apa yang dikerjakan"

 

Masih menurut beliau, santri juga diambil dari gabungan dua kata dalam bahasa Inggris yakni "sun" (matahari) dan "three" (tiga), artinya santri itu menyinari 3 hal pokok di dunia, yakni Iman, Islam & Ihsan.

Terakhir, beliau memberikan ucapan selamat berlibur (Prei Mulud) sekaligus motivasi kepada para santrinya saat berlibur, “Gunakan kesempatan liburan ini untuk berbakti kepada orang tua. Setelah balik ke pondok, kembali lagi belajar dan jangan patah semangat, sebab kalian beruntung sekali, didukung dan dibiayai oleh orang tua untuk belajar dan belajar, agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah, serta bermanfaat di dunia dan akhirat.”




Selepas mau’idhoh dari al-Ustadz Hasan Agil Ba’abud, acara dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Simtudhuror, yang diprakarsai oleh Bapak Alif Zamzami. Lalu, sambutan panitia, yang diwakili oleh saudara Mujahid Faisal Amri dan pengumuman para juara lomba.

Kemudian untuk malam puncak Hari Santri tahun 2022 ini, ditutup dengan penampilan sebuah mahakarya santri Al-Iman yang berupa film dengan judul “Wahai Asad 3”. Film yang diproduksi sekaligus disutradarai oleh Abdillah Bafadhol ini dibuat jauh-jauh hari dan baru ditayangkan pada malam puncak HSN.

Para santri terlihat sangat terhibur menyaksikan mahakarya film yang merupakan prekuel dari "Wahai Asad 1". Di film kali ini, kejernihan jiwa serta perasaan Asad akan diuji. Tidak hanya nasib angkatan yang akan dipertaruhkan, persahabatan antara Asad dan Bony juga akan mencapai ujung tombak.

Demikianlah bagaimana kemeriahan Hari Santri tahun ini, semoga memberi banyak manfaat & menambah semangat para santri dalam berjihad melawan kebodohan.

Posting Komentar

0 Komentar