Sungguh, kisah pembelahan dada ini adalah isyarat pertama terjadinya hubungan jiwa antara Nabi Muhammad Saw. di masa kecilnya dengan apa yang di langit.
Oleh: Ubaidillah Khobir
Dalam panggung kehidupan semenanjung Arab yang jauh dari kata asri nan sejuk, tak ada pepohonan yang tumbuh, tak ada pula air yang berlimpah, sehingga tak ada indikasi kehidupan disana.
Jangankan golongan manusia, hewan pun enggan untuk menempatinya. Namun siapa sangka, disitulah tanah kelahiran manusia termulia, sosok pemimpin dunia, imam dari semua umat manusia.
Beragam buku dituliskan dan dikarang untuk mengabadikan kisah perjalanan sosok itu. Melanjutkan kisah perjalanan tumbuh besarnya manusia yang dipilih untuk mengemban tugas sebagai Penyempurna Syariat agama Islam.
Dalam kisah sebelumnya, sudah kami paparkan sepenggal kisah menarik pertemuan Nabi dengan ibu susuannya, Halimah as-Sa’diyyah.
Kali ini akan sedikit banyak meringkas tentang pembelahan dada dan kembalinya Nabi Muhammad Saw. ke pangkuan Ibunda tercinta.
Baca Juga: Kisah Islami: Adam, Nabi yang Langsung Dinikahkan Tuhan
* * *
Kisah Pembelahan Dada Nabi Muhammad Saw
Pada masa itu, sebelum usianya genap tiga tahun (pendapat lain mengatakan empat tahun lebih sedikit) terjadilah kisah yang masyhur dikalangan umat muslim, khususnya yang mendalami siroh Nabi.
Saat Nabi Muhammad kecil bermain dengan teman sebayanya dan Syaima (saudari sesusuan yang menjaganya).
Beliau keluar menggembala domba, berkejaran di sekeliling kambing, terjatuh dan bangkit, layaknya teman-teman penggembala yang kecil.
Betapa riang dan murninya anak-anak itu bermain bersama dalam dunia mereka yang lepas, dengan kesederhanaan yang langka, dengan apa yang diberikan padang pasir pada kebebasan dan ketulusan tanpa ada ikatan-ikatan yang mengekang.
Halimah sangat menyanyangi anak yang penuh berkah ini, dia sangat mengkhawatirkannya melebihi anak-anaknya yang lain dan sering mengingatkan mereka untuk menjaganya.
Sampai suatu hari, Halimah mengetahui hal menakjubkan terjadi pada diri Nabi Muhammad kecil.
Saat bermain dibelakang rumah -di luar pengawasannya- tiba-tiba salah satu anak dari Bani Sa’d berlari menuju Halimah.
Lalu, ia pun berkata, “Saudaraku yang dari Bani Quraisy itu telah diambil oleh dua orang laik-laki berbaju putih. Dia kemudian dibaringkan, perutnya dibedah, sambil dibaliik-balikkan.”
Dalam kisah yang populer memang disebutkan seperti itu adanya. Lalu, kedua orang tersebut mengeluarkan hatinya untuk membuang noda hitam dari hatinya dan membersihkan hatinya dengan air (pendapat lain dengan es) sampai bersih.
Terjadinya peristiwa ini menjadi akhir pengasuhan Halimah atas Nabi Muhammad kecil di perkampungan Bani Sa’d.
Dia takut terjadi apa-apa, lalu bermusyawarahlah ia dengan suaminya, kemudian mereka sepakat untuk mengembalikan Nabi Muhammad kembali ke pangkuan ibundanya, Sayyidah Aminah.
Baca Juga: Kisah Kelahiran Nabi Muhammad Saw: Prosesi Kelahiran dan Bukti Kerasulan Saat Kelahiran Beliau
* * *
Sungguh kisah pembelahan dada ini -secara garis besarnya- memiliki petunjuk umum yang perlu diulas kembali.
Sebab, itu adalah isyarat pertama terjadinya hubungan jiwa antara Nabi Muhammad Saw. di masa kecilnya dengan apa yang di langit.
Allah Swt menciptakan manusia di muka bumi ini sesuai dengan hukum alam yang terdiri dari jasad dan materi. Akan tetapi, manusia memiliki dua unsur, badan dan ruh.
Apabila jasad manusia beradaptasi dengan hukum alam materi, maka alam non-materi (alam ruh) hanya Allah yang mengetahui eksistensinya, tak dapat diatur oleh hukum alam yang kita ketahui.
Baca Juga: Kisah Islami: Cerita Dibalik Turunnya Wahyu Pertama
* * *
Sebab Dikembalikannya Nabi Saw kepada Ibunya
Atas peristiwa ini, Imam Ibnu Ishaq mengabadikan sebuah hadits, dan dalam menceritakan peristiwa ini, Ibnu Ishaq nampaknya sangat hati-hati serta mengatakan bahwa sebab dikembalikannya kepada ibunya bukan karena cerita adanya dua malaikat itu.
Menurut beliau, sebab dikembalikannya Nabi Saw kepada ibunya adalah cerita saat Nabi Muhammad kecil dibawa pulang oleh Halimah -setelah selesai disapih- ada beberapa orang Nasrani Abisinia memperhatikan Nabi Muhammad kecil dan menanyakan kepada Halimah tentang anak kecil itu.
Mereka berkata, “Biarlah kami bawa anak ini kepada raja kami di negeri kami. Anak ini akan menjadi orang penting. Kamilah yang mengetahui keadaannya.”
Halimah lalu menghindari diri dari mereka dengan membawa Nabi Muhammad kecil kembali kepada ibunya. Kembalilah Nabi Muhammad kecil di samping ibunda tercintanya, Sayyidah Aminah.
Baca Juga: Kisah Perjalanan Nyantri Nabi Musa kepada Nabi Khidhir (3): Perjalanan Ilmiah bersama Nabi Khidhir dan sajian perjalanan serta pelajaran hidup dari para tokoh lainnya yang terbukti menginspirasi lintas generasi di rubrik KISAH.
Wallahu a'lamu bishshowab
0 Komentar