Like Us Facebook

Kisah Islami: Adam, Nabi yang Langsung Dinikahkan Tuhan

 

 

Siroh Nabi adalah permata kehidupan yang tak lekang oleh waktu. Sebuah warisan luhur yang tak luntur termakan zaman. Mengetahuinya adalah hal luar biasa.



Oleh: Sri Wahyuni

Setiap nabi memiliki sisi kehidupan yang meskipun akal kita tidak dapat menerimanya sekalipun, hal itu memang benar adanya. Tugas kita hanya mempercayainya, bukan membantah.


* * *


Dari seluruh nabi yang Allah Swt. ciptakan, siapa yang tak mengenal Adam as? Nabi pertama yang Allah Swt. ciptakan, nenek moyang peradaban manusia di bumi.

    Nabi yang kepadanya, Allah Swt. perintahkan seluruh makhluk untuk bersujud. Yang karenanya seorang wanita diciptakan. Nabi yang dinikahkan Allah Swt. disaksikan seluruh makhluk di langit dan di bumi.

Mendengar sekilas tentang pernikahan Adam as. maka sungguh menarik mengetahui kisahnya secara utuh.

Oleh karena itu, pada tulisan kali ini, saya akan mengajak para pembaca mengetahui lebih lanjut kisah Adam as dan Hawa yang begitu menakjubkan.


* * *


Kesedihan Adam as. dan Penciptaan Hawa

Sebelum Allah Swt. menciptakan Adam as. Allah Swt telah menciptakan malaikat, jin, langit, bumi, beserta makhluk-makhluk lainnya. Maka, ketika Adam as. diciptakan, segeralah ia mengamati di langit dan di bumi.

    Namun, tak satupun ia temukan makhluk dari sejenisnya. Selama apapun ia mencari, dimanapun juga, tak kunjung ia temukan. Betapa sedihnya hati Adam as. Tak ada satu makhluk pun dapat ia jadikan teman berbincang.

Tak berselang lama, Adam as terduduk. Masih dengan hati yang gundah, matanya terus mencari ke sana ke mari.

    Tapi sungguh malang nasib Adam, ia justru mendapati burung-burung yang sempat ia usir, begitu gembira terbang bergerombol. Kicauan mereka memupuk kesedihan dan rasa rindu Adam.


Baca Juga: Kisah Perjalanan Nyantri Nabi Musa kepada Nabi Khidhir (1): Awal Mula Perjalanan 


Sekian lama Adam as. menunggu dalam kebosanan yang tiada terkira, rasa kantuk perlahan merenggut kesadarannya. Membuatnya berada dalam keadaan di antara tidur dan terjaga.

Dalam keadaan Adam as. yang demikian itu, Allah Swt memerintahkan kepada malaikat Jibril untuk mengeluarkan tulang rusuk dari perut kiri Adam tanpa rasa sakit sedikitpun. Bahkan, dalam keadaan Adam yang setengah terjaga itu.

Dari tulang rusuk tersebut, Allah Swt. menjadikan seorang makhluk yang kepadanya seluruh keindahan, kecantikan, kebaikan, serta kebahagiaan yang ada pada hari kiamat diberikan.

    Ia adalah Hawa, sebaik-baiknya manusia di langit dan di bumi. Sedangkan kepada Adam, Allah Swt. tanamkan setiap rasa rindu dan cinta, serta kasih sayang di hatinya. Sehingga Adam menjadi serindu-rindunya manusia di bumi.


Baca Juga: Kisah Islami: Hikayah Huruf Ziyadah


* * *


Pernikahan Adam dan Hawa

Belum cukup dengan segala keindahan pada hari kiamat, Allah Swt memberikan tujuh puluh keindahan dan perhiasan dari surga kepada Hawa. Allah Swt mendudukkannya di atas kursi dari emas, menghadapkannya kepada Adam as.

Setelahnya, Allah Swt membangunkan Adam as. Membuatnya berhadap-hadapan dengan Hawa.

    Betapa bahagia hati Adam saat ia melihat makhluk dari sejenisnya, dengan kecantikan tiada terkira seperti Hawa.

    “Siapa dan milik siapakah kamu?” tanya Adam.

    “Allah menciptakanku untukmu” jawab Hawa.

“Mendekatlah kau kepadaku” pinta Adam.

“Bukan aku, tapi kamulah yang mendekat” sahut Hawa

Mendengarnya, Nabi Adam segera berdiri dan menghampiri Hawa. Sejak waktu inilah berlaku adat perginya kaum laki-laki kepada perempuan.


Baca Juga: Kisah Islami: Cerita Dibalik Turunnya Wahyu Pertama


    Ketika ia sudah berada di samping Hawa, Adam menginginkan untuk lebih dekat dan lebih dekat lagi.

    Tapi, ia mendengar Allah Swt mencegahnya, “Tahanlah! Kebersamaanmu dengan Hawa tidaklah halal kecuali dengan mahar dan pernikahan”

Setelahnya, Allah Swt. memerintahkan seluruh penduduk surga untuk menghias dan memperindah Hawa, menutupi auratnya.

    Hidangan-hidangan dibentangkan, seluruh malaikat langit dikumpulkan. Allah Swt. menikahkan Adam dengan Hawa.

    Allah Swt. berfirman, “Lafadz الحمد adalah pujian kepada-Ku, العظمة adalah kain-Ku, الكبرياء adalah selendang-Ku. Setiap makhluk adalah hamba dan budak-Ku, Aku menyaksikan malaikat dan penduduk langit-Ku. Aku menikahkan Adam dengan sejenisnya, yaitu keindahan ciptaan-Ku. Dengan mahar bacaan tasbih dan tahlil adam kepada-Ku.”


Baca Juga: Kisah Pertemuan Nabi Muhammad Saw dengan Halimah binti Abi Dzuaib as-Sa’diyyah 


Kemudian dua pelayan dan malaikat menyebarkan intan-intan dan perhiasan. Mereka mengucapkan selamat kepada Hawa yang telah sah menjadi milik Adam.

    Tak berselang lama, Hawa meminta maharnya, kepada Adam. Dan atas permintaan itu, Adam bertanya kepada Allah Swt.

    “Ya Tuhan, apa yang harus aku beri kepada Hawa. Emaskah, atau perak, atau intan?”    tanya Adam.

    “Bukan” jawab Tuhan.

    “Ya Tuhan, apakah mahar itu?” tanya Adam kembali.

    “Bacalah sepuluh kali sholawat kepada nabi pilihanku, yaitu Muhammad. Pemimpin para utusan, penutup dan penyempurna para nabi. Bacalah sholawat kepada Muhammad, sehingga Hawa halal bagimu” jawab Tuhan.


* * *


Kisah ini hanyalah setetes air di antara lautan kisah inspiratif para nabi terdahulu. Akan tetapi, sikap bijak kita akan membawa kepada kisah-kisah lain yang tak kalah menarik untuk dibaca.


Baca Juga: Kisah Perjalanan Nyantri Nabi Musa kepada Nabi Khidhir (3): Perjalanan Ilmiah bersama Nabi Khidhir dan sajian perjalanan serta pelajaran hidup dari para tokoh lainnya yang terbukti menginspirasi lintas generasi di rubrik KISAH.

Posting Komentar

0 Komentar