Like Us Facebook

Artikel Islami: Muliakan Bulan Suci, Tingkatkan Kualitas Ngaji

 


Romadhon merupakan momentum yang dijadikan lazimnya pondok-pondok pesantren menggelar pengajian kitab tertentu. Sepertihalnya yang biasa diadakan di Ponpes Al-Iman Bulus tercinta kita ini. 



Oleh: M. Ryan Romadhon 

Bulan Romadhon -seperti yang telah kita ketahui bersama- merupakan bulan kesembilan dari kalender Hijriyah. 


* * *


Bulan ini menjadi bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. 

    Di bulan inilah, umat Islam diseluruh dunia diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh. 

   Di bulan ini pula mereka berlomba-lomba -pagi, siang, dan malam- mengerjakan ibadah dan amal kebaikan seperti shalat, membaca al-Qur'an, bersedekah, memberikan santunan kepada fakir-miskin, dsb. 

   Hal tersebut tidak mengherankan, mengingat bulan Romadhon adalah bulan dimana amal ibadah dilipatgandakan, pintu kebaikan dibuka seluas-luasnya, dosa-dosa diampuni, dan doa-doa diijabahi. 

    Oleh karena itulah umat Islam tidak rela jika melewatkan bulan Romadhon begitu saja, tanpa diisi dengan amal ibadah sebanyak-banyaknya. 

    Selain memperbanyak ibadah seperti membaca al-Qur'an, i'tikaf di masjid, sholat-sholat sunnah, sedekah, dan ibadah lainnya, kegiatan menuntut ilmu atau belajar ilmu agama memang termasuk salah satu cara memuliakan dan menghormati bulan Romadhon


Baca Juga: Artikel Islami: Asal-usul Penamaan Bulan Romadhon


Bulan Romadhon, Momentum Memperdalam Ilmu Agama dengan Ngaji Posonan

Memang sudah menjadi tradisi bahwa Romadhon juga merupakan momentum yang dijadikan lazimnya pondok-pondok pesantren menggelar pengajian kitab tertentu yang tidak saja dibuka untuk para santrinya saja, melainkan juga diperuntukkan bagi orang umum yang berminat mengikutinya. 

     Sepertihalnya yang biasa diadakan di Ponpes Al-Iman Bulus tercinta kita ini. 




Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu pada Bulan Romadhon

Hal tersebut tentunya mengingat bahwa jika menimba ilmu pada bulan-bulan biasa saja memiliki banyak sekali keutamaan, maka apalagi pada bulan Romadhon sudah pasti juga dilipatgandakan pahalanya. 

  Dalam kitab Durrotun Nashihin disebutkan hadits yang bersumber dari Sahabat Anas bin Malik ra. dari Nabi Muhammad Saw. bersabda,


 من حَضر مَجلس العلم في رمضان كتب الله تعالى له بكلِّ قدم عبادة سنة، ويكُون معي تحت العرشِ، ومن دَاوم عَلى الجَماعة في رمضان أعطاهُ الله تعالى بكلّ ركعة مَدينة تملأ من نعم الله تعالى 



Artinya: "Barangsiapa yang menghadiri majelis ilmu pada bulan Romadhon, niscaya Allah Swt akan menulis pada setiap langkah telapak kakinya sebagai ibadah satu tahun dan ia akan bersamaku di bawah arsy. 

Dan barangsiapa yang selalu melakukan sholat secara berjama'ah pada bulan Romadhon, niscaya akan diberi Allah Swt sebuah kota yang dipenuhi oleh nikmat-nikmat-Nya."


* * *

    

Kegiatan rutin ngaji sehari-hari tidak boleh terganggu lantaran menjalankan ibadah puasa di bulan suci. 

    Jangan jadikan puasa sebagai biang keladi menurunnya semangat dalam ngaji. Justru harus lebih giat dan menjadi pemicu semangat, karena pahala ngaji di bulan suci itu berlipat-lipat. 

    Rasa lapar dan dahaga sebagai akibat berpuasa, tidak semestinya menurunkan semangat kita dalam melakukan kegiatan rutin sehari-hari. Sebab, disitulah ujian bagi orang yang berpuasa.


Muliakan Bulan Suci, Tingkatkan Kualitas Ngaji

Selain meningkatkan intensitas ngaji, -mengingat jadwal ngaji pada bulan puasa lebih padat- yang lebih penting daripada itu adalah bagaimana kita juga meningkatkan kualitas ngaji di bulan suci. 

   Hal tersebut -antara lain- dapat diawali dengan niat ta'allum (bukan tabarruk) yang benar, kemudian dibarengi dengan keinginan kuat untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam ilmu yang dikaji. 


* * *


    Akhir kata, mari muliakan bulan suci dengan meningkatkan kualitas ngaji. 

   Sudah seharusnya kita bertanya pada diri kita, akankan kita rela puasa kita hanya sekedar menahan lapar dan dahaga? 

  Ataukah hanya sekedar menyisakan kenangan dan kerinduan, yakni kenangan akan waktu imsak dan kerinduan akan adzan Maghrib? Tentunya tidak bukan?


Wallahu a'lamu bishshowab

Posting Komentar

1 Komentar