Like Us Facebook

Kajian Fiqh: Bagaimanakah Status Bacaan Basmalah dalam al-Qur'an?




Sebenarnya para Ulama' bersepakat bahwasannya basmalah merupakan salah satu dari ayat al-Qur'an. Akan tetapi statusnya sebagai awal dari surat al-Fatihah dan surat lain masih menjadi perdebatan.



Oleh: Wafi Aufal Maromi

Setiap kita membaca al-Qur'an pasti sebelumnya kita membaca basmalah terlebih dulu, karena memang ada sebuah hadist yang menganjurkan untuk memulai sesuatu dengan membaca basmalah. Akan tetapi agaknya kita juga perlu tahu, apakah basmalah ini merupakan bagian dari al-Qur'an atau hanya sebatas kita disunahkan membacanya.

    Mengenai hal ini, sebenarnya para Ulama' bersepakat bahwasannya basmalah merupakan salah satu dari ayat al-Qur'an, tepatnya pada surat an-Naml ayat 30 yang berbunyi:

 

إِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Artinya: “Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: ‘Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang’”

    Akan tetapi statusnya sebagai awal dari surat al-Fatihah dan surat lain masih menjadi perdebatan. Ulama' Syaf'iyyah mengatakan bahwa basmalah merupakan bagian dari surat al-Fatihah dan surat-surat lain, tepatnya menjadi awal dari surat-surat tersebut, kecuali surat al-Baro'ah. Pendapat ini dilandaskan pada beberapa argumen, salah satunya adalah berdasar pada suatu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya, “Apabila kamu membaca al-hamdu lillaahi robbil ‘alamiin, maka bacalah bismillahhirrahmanirrahiim, karena sesungguhnya ia adalah ummul Qur’an (induk al-Qur’an), dan tujuh ayat yang diulang-ulang, sedang bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu ayatnya" (HR. Daraquthni).

     Selain hadits diatas, mereka juga memiliki argumentasi logis tentang basmalah merupakan ayat dari surat al-Fatihah, bahwa dalam mushaf al-Quran yang disepakati, tertulis basmalah dalam setiap awal surat. Hal itu menunjukan bahwa basmalah merupakan bagian dari surat-surat tersebut.



    Sedangkan Malikiyah berpendapat, bahwa basmalah tidak termasuk salah satu ayat dari surat al-Fatihah. Menurut golongan Malikiyah ditulisnya basmalah dipermulaan surat-surat adalah untuk diambil berkah dan demi melaksanakan perintah agar memulai segala hal dengan membaca basmalah. Meskipun telah mutawatir tentang ditulisnya di permulaan surat-surat, sedangkan untuk pernyataan bahwa basmalah merupakan awal dari semua surat, bukanlah sebuah kemutawatiran.

    Menurut Imam al-Qurthubi, seorang mufassir dari madzhab Malikiyah, pendapat yang benar diantara pendapat-pendapat ini adalah pendapat Imam Malik, karena al-Qur’an ini tidak dapat ditetapkan adanya oleh hadits ahad, tetapi harus melalui riwayat yang mutawatir, qoth’i, dan tidak diperselisihkan.

    Ibnu al-Arabi menyatakan senada, bahwa pendapat ini dikuatkan dengan argumen yang lebih rasional, bahwa masjid Nabawi di Madinah telah berabad-abad, sejak masa Nabi Muhammad saw. sampai hidupnya Imam Maliki, tak seorang pun yang membaca basmalah, karena mengikuti sunah Nabi Muhammad saw. Maka dari itu, ia bukanlah bagian dari surat al-Fatihah maupun surat-surat lain, kecuali dalam surat an-Naml.

    Selain argumen diatas, ada juga Hadits yang diriwayatkan A’isyah r.a., ia berkata yang artinya: “Rosulullah saw. membuka sholat dengan takbir dan (membuka) bacaan dengan al-hamdu lillahi rabbil ‘aalamiin”. (HR. Muslim) 

    Menyikapi perbedaan di atas pembaca pastinya sudah bisa memahami pendapat mana yang lebih kuat. Akan tetapi kita sebagai pengikut madzhab Syaf'iyyah tentunya harus mengikuti ketentuan yang sudah ada. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan, kritik dan saran sangat saya harapkan, sekian dan terima kasih. 

Posting Komentar

0 Komentar