Like Us Facebook

Artikel Pesantren: The Nun



Kenapa dulu Nun dititik di tengah atas? Kenapa ndak titik dua, tiga, di samping, di bawah, atau kalau perlu wujudnya jangan gitu deh, buat bulat aja kan keren?




Oleh: Irwan Asnawi

Sebagai seorang santri, kalian tentu tidak asing lagi dengan istilah Nun Inats. Tapi tahukah kalian, kalau “Dia” mempunyai nama lain?.


    Pernahkah kalian sedikit berterima kasih kepada huruf Nun? Sek, sek, sek. Kenapa pula Aku harus berterima kasih, orang Aku saja tidak kenal dengannya?


    Baiklah, fix. Kalian tidak mengenalnya sehingga tidak akan dapat mencintainya setulus cinta ombak pada air, garam pada lautan dan rintik pada hujan. Cie cie. Asyik syur.


    Di sini saya akan berbaik hati memberi tahu kepada kalian. Wuih sangar!


Bukan, bukan. Ini bukan ajang sangar-sangaran atau sejenisnya, ini hanya masalah berbagi Ilmu, dan tidak ada unsur apapun.


Catat itu baik-baik. Uwis gak usah basa-basi, ndang munio! Kalem Bosku!


* * *



Jumlah Huruf Nun  

 

Menurut Abu Dawud Sulaiman bin Umar al-Ujaili al-Jamal, salah satu pakar tafsir, dalam kitabnya al-Futuhat al-Ilahiyyah bi Taudlihi Tafsir al-Jalalain bi ad-Daqa'iq al-Khafiyyah, jumlah huruf Nun dalam al-Qur’an mencapai 17.000.


Wuih, ampun deh, bisa belepotan mulut kita kalau menghitungnya.

    

    Tapi kabar gembiranya, kalian tidak perlu menghitungnya, karena sudah ada yang pernah meneliti tentangnya.


Kalau mau, mending ngecek, cari penelitian, kenapa dulu Nun dititik di tengah atas?


    Kenapa ndak titik dua, tiga, di samping, di bawah, atau kalau perlu wujudnya jangan gitu deh, buat bulat aja kan keren? Keren dari Hongkong!


* * *




    

Nama Lain Nun Inats


Nah, kita akan masuk pada fokus tulisan ini, akan saya ulangi lagi pertanyaannya, tahukah kalian kalau Nun Inats mempunyai nama lain?


    Yupz, nama lainnya adalah Nun Niswah. Interupsi!


Kenapa nama pokoknya Nun Inats ndak Nun Niswah aja, kan lebih feminin-feminin gimana gitu, berakhiran “ah” “ah” “ah”.


Baca Juga: Artikel Pesantren: Ngaji Sembahyang dan Kitab Fasholatan


* * *


    

Alasan Penggunaan Istilah Nun Inats


Baiklah Dek, akan saya jelaskan. Penggunaan istilah Nun Inats dipandang lebih keren, lebih baik dari pada istilah Nun Niswah karena kata “Niswah” hanya terkhusus bagi yang mempunyai akal, misal wanita hamil, si Inem, si Fatimah, dsb.


    Berbeda dengan kata “Inats” yang dapat mencakup secara luas, bagi yang berakal maupun yang tidak.


   So, dipilihlah yang lebih bermanfaat, dapat menjangkau semua elemen, dan dapat mengerti semua jenis sebagai istilah pokok. Sebagai pemimpin. Subhanallah.


    Dan yang lebih penting lagi adalah, sebenarnya mereka berdua (Nun Inats dan Nun Niswah) tak cek cok atau ribut di belakang kok, macam pendukung kedua pasangan calon Presiden saat ini, yang sikut sana-sini, fitnah sana-sini.



Baca Juga: Artikel: The Origin of Species



Aish. Mereka tak begitu, Dek. Dan ndak ada perbedaan serius di antara keduanya.


    Hanya saja, jika mereka bersanding dengan kalimat fi’il, maka mereka dihukumi sebagai isim dhomir marfu’ yang berkedudukan menjadi fa’il.


    Seperti contoh: يَضْرِبْنَ “Mereka perempuan banyak sedang memukul” dan mereka dihukumi sebagai kalimat huruf yang tidak mempunyai mahal saat bersanding dengan kalimat isim.


    Seperti dalam contoh: إِيَّاكنَّ (kamu wanita banyak) dan contoh هُنَّ (dia wanita banyak).



Baca Juga: Fakta Unik mengenai Greenland & Iceland


* * *



    Owh jadi gitu ya, Ane sekarang jadi paham, ternyata Nun Inats (Niswah) iku bermuka dua, kalau ketemu fi’il dia menjadi isim dhomir marfu’ dan kalau bertemu isim dia akan berubah jadi huruf, seperti kamu, muka dua.


    Kepada Si Inem bilang “Aku sayang kamu, tak ada perempuan lain selain dirimu dalam sanubariku”.


Kepada Si Ijah bilang “Aku cinta padamu, tak ada wanita lain dalam relung jiwaku.” Hus, ngawur kamu! Jangan keras-keras!



Sekian.



Referensi:


 الفتوحات الالهية (ص: 12) دار الفكر

فائدة: في تفصيل حروف القرأن ذكرها الامام النسفي في كتابه مجموع العلوم ومطلع النجوم. الالف: ثمانية وأربعون الفا وسبعمائة وأربعون .... الى ان قال ... النون: سبعة عشر الفا

 دليل السالك إلى ألفية ابن مالك (ص: 26)

. (وأعربوا مضارعاً) أي: أن العرب نطقت بالمضارع معرباً. أو أن النحويين حكموا بذلك (إن عريا..) أي: خلا من نون التوكيد المباشرة، ومن نون الإناث. وهذا أحسن من التعبير بـ (نون النسوة) لأن هذه لا يدخل فيها إلا العاقل. فالأولى أعم.

 الكواكب الدرية (ص: 16) دار العلم

(بشرط ان لايتصل به نون الاناث) ويعبر عنها بنون النسوة فلا فرق بينهما غير انها اذا تصلت بالافعال كانت اسما مضمرا مرفوعا على الفاعلية وان اتصلت بالاسماء كانت حرفا لامحل لها من الاعراب نحو هن واياكن


Posting Komentar

2 Komentar

  1. "Seperti kamu, muka dua." Huft hampir saja 😏

    BalasHapus
  2. Terimakasih penjelasanya kak, izin comot gambar kaligrafi yang pertama kak, terimakasih 🙏

    BalasHapus