Like Us Facebook

Kegiatan Tamrinul Khitobah


Tamrinul Khitobah ini sangat penting dan berguna karena bertujuan untuk melatih mental dan keberanian para santri dalam berbicara atau berargumen di depan audien


Oleh: Tabah Alamsyah

Tamrinul khitobah adalah salah satu kegiatan yang secara rutin dilaksanakan setiap malam Ahad, oleh para santri Al-Iman Bulus Gebang Purworejo. Kegiatan ini merupakan ajang untuk melatih para santri dalam berbicara di depan publik atupun ceramah di khalayak umum.

    Dalam kegiatan ini, para santri dilatih untuk berceramah di depan audien yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan materinya di belakang. Tentunya dengan tema-tema yang beragam, entah itu menyesuaikan pada peringatan hari-hari bersejarah, motivasi Islami, atau bahkan atas dasar pemikiran sendiri. Yang jelas keberanian untuk berbicara dan maju ke depanlah yang dipriroritaskan dalam kegiatan yang satu ini.

    Tak hanya ceramah saja, pada Tamrinul Khitobah juga terdapat berbagai macam acara, seperti: pembukaan, qiroatul Qur’an, pembacaan tahlil, sambutan-sambutan, istirahat yang biasanya diisi dengan musik hadroh ala santri, penutupan yang di sertai dengan do’a. Bahkan sebelumnya juga sudah ada yang mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan dalam acara tersebut, seperti: sound system, panggung, dekorasi yang murni dibuat oleh tangan-tangan terampil santri sendiri, sehingga menambah kemeriahan acara Tamrinul Khitobah tersebut.

     Tamrinul Khitobah ini dilaksanakan oleh semua santri dengan beberapa konsep, diantaranya:

  1. Acara dilaksanakan di setiap komplek masing-masing.
  2. Petugas dari acara ini dilaksanakan dengan cara bergilir dari kamar satu ke kamar lainnya, yang nantinya setiap kamar yang bertugas akan memilih sebagian anggota kamarnya untuk bertugas (dilakukan seminggu sebelum acara).
  3. Yang tidak bertugas dijadikan sebagai audien acara, yang tentunya sewaktu-sewaktu juga akan ditunjuk sebagai petugas acara.

Tamrinul Khitobah ini sangat penting dan berguna karena bertujuan untuk melatih mental dan keberanian para santri dalam berbicara atau berargumen di depan audien dan bukan hanya di depan para santri saja, melainkan juga nantinya akan berguna dalam hidup bermasyarakat. Yang tentunya audiennya bukan santri, melainkan masyarakat ataupun khalayak umum.

Posting Komentar

0 Komentar