Like Us Facebook

Artikel Pesantren: Dibalik Eksistensi Santri dan Pesantren




Walaupun hanya mengkaji satu kitab kecil Jurumiyah kepada kiai, namun karena penguasaan yang baik terhadap ilmu alat, sosok santri mampu melakukan penjelajahan intelektual, sehingga membuatnya menjadi sosok yang mutabahhir fil ilmi.



Oleh: Sa'ad Lufthi 

Istilah pesantren menjadi tak asing lagi bagi dunia luar. Sistem pendidikan yang fokus tafaqquh fiddin ini, kini banyak mewarnai kehidupan bernegara.


* * *


Terbukti pesantren banyak melahirkan aktor-aktor global yang kreatif, dinamis, dan kosmopolit. KH. Hasyim Asy'ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syansuri, KH. A. Wahid Hasyim, KH. Abdurrahman Wahid, KH. Sahal Mahfudz, KH. Maimun Zubair, dan KH. A. Mustofa Bisri. Itulah yang membuat kagum banyak kalangan.

Prestasi gemilang Pesantren, didukung oleh banyak faktor, yang mungkin tidak ditemukan dalam lembaga lain. Sebagai contoh, pesantren mengedepankan ilmu alat, seperti Bahasa, Nahwu, Shorof, Balaghah, Mantiq, Ushul dan Qawaid Fiqh.


Penguasaan terhadap ilmu tersebut membuat santri mampu mempelajari sendiri semua jenis ilmu yang ada.

    Walaupun hanya mengkaji satu kitab kecil Jurumiyah kepada kiai, namun karena penguasaan yang baik terhadap ilmu alat, sosok santri mampu melakukan penjelajahan intelektual, dengan banyak membaca sendiri kitab-kitab lain, seperti ‘Imrithy, Alfiyah, Kailani, Maqsud dll.

Santri menjadi pembelajar mandiri, sehingga membuatnya menjadi sosok yang mutabahhir fil ilmi.




Pesantren mengajarkan sekian tata krama dalam proses mencari ilmu, seorang santri dituntut bersungguh-sungguh dalam belajar, disiplin mengatur waktu, menjaga moralitas luhur, semangat otodidak, riyadlah, hidup penuh resiko dan serba kekurangan.

    Kondisi seperti ini memang berat untuk dijalani, tapi hal ini membuat mentalitas mereka akan terasah, sehingga berani menghadapi berbagai macam tantangan dengan optimisme dan konsistensi yang tinggi.

    Seorang santri bukan hanya luas pengetahuannya, namun juga manfaat ilmunya, ia mampu berkontribusi penuh mewarnai kehidupan masyarakat.

 Selain itu, dalam dunia pesantren seorang santri dengan kiainya bukan hanya memiliki hubungan murid & guru. Melainkan ada hubungan ruhaniyah yang mengikat.

Sehingga sosok kiai bukan hanya sekedar mentransfer ilmu, tapi juga menjadi sosok yang mendidik.

Sosok yang menjadi sebab seorang santri menjadi pribadi yang berpengetahuan luas, juga sosok yang yang mewarisi perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam mengibarkan panji-panji Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamiin.


Posting Komentar

1 Komentar