Kalau Anda sudah faham kitab al-Jurumiyyah, hafal Tashrif, tapi belum bisa membaca kitab kosongan, mungkin ada yang salah dengan sistem belajar Anda.
Oleh: M. Hanif Rahman
Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi tips untuk cepat
bisa baca kitab kuning. Tips ini saya kutip dari buku “Rahasia Sukses Fuqoha”
yang pernah saya terapkan ketika saya masih di Pondok Pesantren. Sebenarnya
untuk membaca kitab kosongan (kitab yang belum dimaknai) tidak terlalu sulit,
sebab untuk melakukan hal itu cukup dengan bekal:
1. 1. Kitab al-Jurumiyyah (Nahwu)
2. 2. Kitab al-Amtsilah at-Tashrifiyyah (Shorof)
3. 3. Kamus
Gus Maksum (sebutan untuk KH. Ma'shum Jauhari, Pengasuh Pon-Pes Lirboyo Kediri), pernah menceritakan, Kyai Mad Jipang nama aslinya Muhammad karena ngajinya gampang kemudian mendapat julukan Mad Jipang yang hanya dengan bekal Tashrif dan al-Jurumiyyah bisa membaca kitab Fathul Wahab kosongan (kitab tanpa makna). Kalau Anda sudah faham kitab al-Jurumiyyah, hafal Tashrif, tapi belum bisa membaca kitab kosongan, mungkin ada yang salah dengan sistem belajar Anda.
Kyai Abdul Aziz Manshur (pengasuh Pon-Pes
Tarbiyyatun Nasyi’in, Pacul Gowang) mempunyai kiat yang sangat ampuh. Kalau
kiat ini dipraktikkan dalam beberapa bulan, Anda akan sangat mudah membaca
kitab kosongan. Anda akan senang sekali muthola'ah kitab Ar-Rozi,
Tuhfah, Majmu' atau Tarikh at-Thobari yang berpuluh-puluh jilid.
Bahkan Anda bisa menyimak cerita-cerita para wali dalam kitah Hilyatul
Auliya yang belasan jilid.
Berikut
ini adalah kiat-kiat agar dapat cepat membaca kitab kosongan:
1. Ikutilah
pengajian kitab yang kecil (kitab tipis yang hanya beberapa halaman).
2. Maknai
sendiri kitab yang akan Anda pakai mengaji sebisa Anda dengan bekal kiat al-Jurumiyyah, Tashrif, dan Kamus.
3. Ketika
mengaji jangan dimaknai, tapi simaklah dan cocokkan antara makna anda dengan
makna yang diberikan qori’ (pembaca kitab).
4. Jika
cocok, berarti Anda sudah ada kemajuan. Jika belum, maka koreksilah di kobong
(istilah asrama di pesantren salafy), kenapa makna atau tarkib Anda tidak sama
dengan yang diberikan qori’.
5. Jika
sudah terbiasa memaknai dan tarkib sendiri, biasakan membaca kitab-kitab
kosongan sendiri tanpa di-tasheh-kan di hadapan qori’.
6. Jika
menemukan lafadz-lafadz yang sulit di-tarkib atau dimaknai, jangan putus
asa. Tandai saja dengan garis di bawahnya, mungkin lafadznya termasuk lafadz
yang jarang dipakai sehingga tidak disebutkan dalam kamus. Kemungkinan lain,
ada kesalahan tulisan atau cetakan. Coba cocokkan dengan naskah-naskah yang
lain.
7. Untuk
lebih meyakinkan kemapuan Anda, bacalah kitab kosongan dengan cara di simak
oleh santri yang sudah lebih mahir atau disebut dengan istilah sorogan.
8. Dalam
beberapa bulan, Anda akan menjadi kutu kitab dan akan kecanduan membaca kitab
kuning.
Selamat
Mencoba !!!
(Dikutip dari buku “Rahasia Sukses Fuqoha”, Halaman 7)
5 Komentar
Manteb gus
BalasHapusTerimakasih.
HapusTerimakasih.
BalasHapusMatur nuwun Gus,
BalasHapusIni yang saya cari
BalasHapus