Like Us Facebook

Review Kitab Tafsir Jalalain, Kitab yang Cocok bagi Para Pemula yang Ingin Lebih Mendalami Tafsir al-Quran

 

Meskipun ditulis oleh dua orang yang berbeda, namun metodologi, pola, dan gaya bahasa yang digunakan oleh Syekh Jalaludin as-Suyuthy dalam merampungkan penulisan Tafsir Jalalain ini nyaris sama persis dengan tulisan awal sang guru.



Oleh: M. Ryan Romadhon

Tafsir Jalalain adalah salah satu dari sekian banyak kitab tafsir yang sangat populer di kalangan santri hingga sekarang. Bagi sebagian pesantren, mengkaji kitab ini seakan sudah menjadi sebuah kewajiban tersendiri. 

    Bahkan menurut al-Habib Luthfi Bin Yahya dalam buku "Secercah Tinta"  bahwasanya Imam as-Suyuthy -salah satu pengarang kitab ini- pernah bertemu Nabi Saw. dalam keadaan terjaga (yaqdzah) sebanyak 75 kali. 

    Karena alasan inilah -mungkin- para ulama lebih mendahulukan pengkajian kitab tafsir beliau, yakni Tafsir Jalalain dengan mengharap limpahan barokahnya.


* * *


Keunikan Kitab Tafsir Jalalain

    Kitab ini tergolong unik, karena merupakan hasil karya tulis dua ulama yang masing-masing mempunyai kredibilitas tinggi, yaitu: Syekh Jalaluddin al-Mahally dan Syekh Jalaluddin as-Suyuthy. Hal inilah yang menjadikan penyebab penamaan kitab ini, "Tafsir Jalalain" (Jalaluddin al-Mahally dan Jalaluddin as-Suyuthy).


Masa Penulisan Tafsir Jalalain

    Pada awalnya, kitab ini ditulis oleh Syekh Jalaluddin al-Mahally (Sang guru). Entah mengapa beliau mengawali penulisan tafsirnya ini dari Surah al-Kahfi sampai surah terakhir, an-Nas. 

    Usai menafsirkan Surah an-Nas, beliau kembali ke halaman depan al-Quran guna menafsirkan Surah al-Fatihah. Namun sayang, usai merampungkan penafsiran al-Fatihah tersebut, beliau wafat, tepatnya pada tahun 864 H/1459 M.

Bahkan menurut al-Habib Luthfi Bin Yahya dalam buku "Secercah Tinta"  bahwasanya Imam as-Suyuthy -salah satu pengarang kitab ini- pernah bertemu Nabi Saw. dalam keadaan terjaga (yaqdzah) sebanyak 75 kali.


    Setelah bertahun-tahun kemudian, ada salah satu murid beliau, yaitu Syekh Jalaluddin as-Suyuthy yang berinisiatif untuk melanjutkan penafsiran yang belum selesai tersebut. 

    Imam as-Suyuthy melanjutkan penafsiran yang belum rampung tersebut mulai dari Surah al-Baqarah hingga akhir Surah al-Isra'.

    Meskipun ditulis oleh dua orang yang berbeda, namun metodologi, pola, dan gaya bahasa yang digunakan oleh Syekh Jalaludin as-Suyuthy dalam merampungkan penulisan Tafsir Jalalain ini nyaris sama persis dengan tulisan awal Sang Guru, Syekh Jalaluddin al-Mahally. Oleh karenanya, banyak yang mengira bahwa tafsir ini hanya ditulis oleh satu orang saja.

    Kredibilitas kedua ulama' ini sangatlah melegenda. Karena disamping dikenal dengan pembahasannya yang luas dalam setiap karya-karyanya, mereka berdua juga telah menghasilkan karya tulis yang jumlahnya cukup banyak.


Keistimewaan Kitab Tafsir Jalalain

    Kitab Tafsir yang satu ini sangatlah cocok bagi para pemula (mubtadi) yang ingin lebih mendalami Tafsir al-Quran. Hal ini karena, pembahasan dalam kitab ini banyak menonjolkan segi pembahasan ilmu Nahwu, Shorof, dan Qira'ah, sehingga al-Quran yang notabene-nya diturunkan memakai bahasa Arab dapat dipahami dengan pemahaman yang mudah dan benar.



Wallahu a'lamu bishowab

Posting Komentar

2 Komentar