Pada masa-masa dimana As-Sayyid Agil Ba’abud menjadi pengasuh, shalat jama’ah lima waktu dilaksanakan rutin di Masjid Jami’ Al-Iman, dan langsung diimami oleh beliau As-Sayyid Agil Ba’abud. Selain itu, masyarakat desa sendiri masih banyak yang secara rutin shalat berjamaah di masjid.
Oleh: Sa’ad Lufthi (Hasil Wawancara dengan Mbah Kyai Muhajir)
Shalat Jama’ah, secara bahasa merupakan istilah yang tersusun dari dua kata yang memiliki makna Shalat yang dikerjakan bersama. Pembahasan mengenai shalat jama’ah menjadi penting mengingat ada satu hadits shahih yang menyinggung keutamaan shalat jama’ah :
ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﺗﻔﻀﻞ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻔﺬ ﺑﺴﺒﻊ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺩﺭﺟﺔ
“Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat”
Didalam shalat jama’ah terjalin hubungan sosial, dimana yang berpangkat dan tidak, sama-sama bersujud dihadapan-Nya, di dalam shalat jama’ah seseorang yang kurang paham terkait hukum-hukum shalat, akan belajar kepada yang lebih paham.
Di Ponpes Al-Iman Bulus sendiri, shalat jama’ah merupakan kegiatan rutin yang pengamalannya sangat ditekankan kepada para santri. Pada masa-masa dimana As-Sayyid Agil Ba’abud menjadi pengasuh, shalat jama’ah lima waktu dilaksanakan rutin di Masjid Jami’ Al-Iman, dan langsung diimami oleh beliau As-Sayyid Agil Ba’abud. Selain itu, masyarakat desa sendiri masih banyak yang secara rutin shalat berjamaah di masjid, banyak tokoh-tokoh sesepuh seperti Mbah Jaelani, Mbah Bashri, Mbah As’ad, Mbah Asrofi, yang pada saat itu sangat rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid.
Tentunya hal itu sangat mungkin dilaksanakan mengingat jumlah santri yang masih sedikit, dan pada saat itu memang belum banyak berdiri mushalla, bahkan hampir dapat dikatakan tidak ada. Pada masa itu masjid Jami’ Al-Iman menjadi satu-satunya tempat peribadatan, sebelum kemudian berdiri mushalla-mushalla. Hal ini berlangsung hingga Al-Ustadz Hasan Agil Ba’abud, menjadi pengasuh.
Mengingat semakin bertambahnya jumlah santri, dan tentunya jumlah penduduk desa semakin meningkat, oleh Ustadz Hasan masyarakat diarahkan untuk mendirikan mushalla-mushalla, di setiap dusun desa Bulus. Shalat Jama’ah yang sejak dahulu begitu ditekankan pengamalannya kepada para santri, menjadi salah satu kunci pokok meraih kesuksesan dalam ber-tafaqquh fid din di Ponpes Al-Iman Bulus, KH. Muhajir salah satu murid beliau As-Sayyid Agil, memberi pesan kepada para santri Al-Iman, bahwa shalat jama’ah menjadi penting untuk dilakukan, shalat jama’ah merupakan أكبر الرياضة (riyadhah terbesar).
Seseorang yang menunaikan shalatnya secara berjama’ah, pasti dianggap baik, bagaimana tidak di dalam shalat jama’ah yang pertama kali dilihat adalah sang imam, jika imam tidak khusyuk, maka akan dicari khusyuknya salah satu dari makmum, jika masih saja tidak ada, maka akan dicari kebaikan dari niat berjama’ah, sehingga kemudian semua yang berjama’ah dianggap baik. Setiap orang yang menunaikan shalat isya berjama’ah, seakan melaksanakan qiyamul lail setengah malam, dan setiap orang yang menunaikan shalat subuh secara berjama’ah, dianggap seperti telah berqiyamul lail semalam penuh. Dan akan menjadi panjang penuturan keutamaan berjama’ah seperti yang telah dijelaskan dalam banyak literatur klasik kita, yakni kitab kuning.
0 Komentar