Like Us Facebook

Artikel Pesantren: Santri Sehat, Indonesia Kuat




Kesehatan menjadi satu hal yang sangat penting di era pendemi sekarang ini. Mungkin inilah salah satu hikmah yang bisa dipetik dari fenomena kali ini. Bahwa manusia telah lupa akan pentingnya kesehatan, sehingga Allah memperingatkannya.



Oleh: Wahid Anwar

Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Penetapan tanggal 22 Oktober merujuk pada tercetusnya “Resolusi Jihad” yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik 10 Nopember 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peringatan hari santri untuk pertama kalinya digelar dengan tema ‘Dari Pesantren untuk Indonesia’ pada tahun 2016, dilanjutkan pada tahun 2017 mengusung tema ‘Wajah Pesantren Indonesia’, kemudian diteruskan tahun 2018 dengan tema ‘Bersama Santri Damailah Negeri’, dan pada tahun kemarin, 2019 diperingati dengan mengusung tema ‘Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia’. Dan untuk tahun 2020 kemarin, kemenag RI melalui Dit PD Pontren kembali menggelar perayaan hari santri nasional dengan tema ‘Santri Sehat Indonesia Kuat’.

    Mengapa tema tersebut diangkat? Dan bagaimana tafsir makna ‘Santri Sehat Indonesia Kuat’ itu? bagaimana sebaiknya santri berperan? Mari kita simak uraiannya berikut!

    Pertama, mengapa tema tersebut diangkat? Agaknya isu kesehatan diangkat berdasar fakta bahwa dunia internasional, tak terkecuali Indonesia, saat ini tengah dilanda pandemi global Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Di Indonesia, pandemi COVID-19 telah ditetapkan sebagai Bencana Nonalam melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

    Kedua, Jumlah pesantren di Indonesia sampai saat ini mencapai 28 ribu, dengan santri lebih dari 18 juta. Dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pesantren dengan segala potensinya, jika dikelola dengan baik tentu menjadi kekuatan yang luar biasa, begitu juga sebaliknya. diantaranya potensi pesantren dan santri adalah ke-khas-annya dalam sosial budaya dan juga daya tahan tubuh. Karena santri oleh kyai dibekali tidak hanya bagaimana menjaga badan tetapi juga hati. Tidak hanya menjaga imun tetapi juga menjaga iman. 

    Kesehatan menjadi satu hal yang sangat penting di era pendemi sekarang ini. Mungkin inilah salah satu hikmah yang bisa dipetik dari fenomena kali ini. Bahwa manusia telah lupa akan pentingnya kesehatan, sehingga Allah memperingatkannya. Memang kesehatan adalah salah satu ni’mat yang kebanyakan manusia tertipu. Rasulullah saw. pernah bersabda yang tertulis dalam kitab Sohih Bukhori:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya : Nabi Saw., bersabda: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhori)

    Kog bisa tertipu? Kita tahu bahwa terkadang manusia sehat tetapi tidak punya waktu senggang untuk beribadah dikarenakan kesibukannya dengan sebab-sebab kehidupan, seperti bekerja secara berlebihan dalam mencari uang, ngrumpi, traveling, bermain game, dan hal-hal yang diluar batas kewajaran. Terkadang manusia punya waktu senggang dari kesibukan nya tetapi ia tidak sehat. Maka ketika ia sehat dan punya waktu senggang, ia dikalahkan dengan rasa malasnya untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan dalam beribadah, mencari ilmu dan sejenisnya. 

    Lantas bagaimana? Ketahuilah bahwa dunia seperti pasar angin sepoi-sepoi. Sedang umur kita pendek dan rintangan-rintangannya banyak. Oleh karenanya sadari dan syukuri ni’mat tersebut, yakni ni’mat sehat dan senggang dengan melawan rasa malas untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan dalam ibadah dan mencari ilmu.

    Ketiga, Indonesia adalah negara di Asia tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara daratan benua Asia dan Australia, serta Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Di level dunia, Indonesia adalah negara dengan kepulauan terbesar, dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat, dan berpenduduk muslim terbanyak dengan jumlah 230 juta jiwa dari total penduduk indonesia 270 juta.


    Tahun 2020 merupakan awal indonesia memasuki bonus demografi, yakni memasuki masa keemasan. Mendengar kata bonus tentunya kita membayangkan sebuah keuntungan, kelebihan, atau opportunity yang akan di dapat. Namun, apa sebenarnya pengertian bonus demografi tersebut?. Bonus demografi adalah suatu kondisi saat jumlah penduduk berusia produktif (15 s.d. 64) lebih besar dibandingkan dengan penduduk berusia tidak produktif. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2020 hingga 2035 diperkirakan Indonesia akan menikmati bonus demografi ini.

    Dalam menyongsong bonus demografi ini tentu santri adalah aset penting untuk menjadikan Indonesia kuat di segala bidang, termasuk bidang keilmuan, ekonomi, sosial, budaya, dan spiritual. Bagaimana tidak?, santri sejak dini telah dididik oleh kyai dengan disiplin ilmu yang berkualitas dan bersanad, kemampuan untuk hidup mandiri, bersosial dengan masyarakat, berbudaya dengan akhlak luhur, juga disertai kualitas spiritual yang mapan. 

    Selain modal itu, tentu santri harus mampu menyesuaikan dengan zamannya. Di era saat ini santri dituntut mampu memenuhi spesifikasi 4C (critical thinking, creativity, collaboration, communication), secara mudah dapat dipahami santri mampu berpikir kritis dalam menyerap informasi dan mengolah dan berkarya dengan kreatif serta mampu berkolaborasi, dan juga piawai berkomunikasi dengan baik dengan siapapun dan bahasa apapun. Agaknya inilah tantangan santri dewasa ini.

Allah Swt., berfirman dalam Q.S. Al Hasyr [59]:18

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ  

Artinya :  Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


    Keempat, jadilah tangguh dan kuat!. Salah satu firman Allah Swt., dan mengharuskan setiap umat tidak meninggalkan di belakang mereka generasi yang lemah, tak berdaya, dan tidak memiliki daya saing dalam kompetisi kehidupan dapat dibaca dalam surah An Nisa’ [4]: 9,


وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا  

Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

    Rangkaian ayat di atas berbicara tentang hak waris anak-anak yatim yang harus ditunaikan secara baik. Hal ini ditegaskan oleh al-Qur’an, karena seringkali faktor ketidaktahuan dan kelemahan mereka dimanfaatkan dalam arti negatif oleh walinya. Akan tetapi, ayat ini dapat diartikan secara umum bahwa ada pesan al-Qur’an kepada segenap muslim untuk berupaya sekeras-kerasnya agar generasi sesudahnya merupakan generasi yang tangguh melebihi pendahulunya.

    Secara umum, diakui bahwa salah satu tugas setiap orang tua, masyarakat, dan pemerintah adalah mempersiapkan generasi yang tangguh dalam semua aspek kehidupan. Cara terbaik untuk melalukan hal tersebut adalah melalui pendidikan bermutu yang dapat menggali dan mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimum. Betapa banyak potensi manusia yang tidak teraktualisasikan secara sempurna. Boleh jadi di sekeliling kita terdapat banyak orang yang berada pada posisi under acheiver, berprestasi jauh di bawah potensi sebenarnya.

Sabda Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah R.a.:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Artinya : Dari Abi Hurairah R.a., Rasulullah saw. bersabda : “orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya saat marah”

 Ambilah i’tibar! Tidaklah menakjubkan orang yang kuat badannya, yang menakjubkan adalah orang yang kuat jiwanya. 

 Akhiran, Jadi kesimpulannya adalah santri (dengan segala ilmu dan pontensinya, kesadaran dan kesungguhannya, serta kesyukurannya mengenai pemanfaatan waktu senggang dan ke-) sehat, (-annya berpotensi besar menjadikan) Indonesia kuat (dimasa sekarang dan masa kemudian).




Referensi:

صحيح البخاري ـ م م (8/  88)

كشف المشكل من حديث الصحيحين (ص: 577)

موطأ مالك  (5/  1332) 

Tafsir al-Qur’an tematik 


Posting Komentar

0 Komentar