Like Us Facebook

Puisi: Kopi, Cangkir, dan Diri

Cipt. A. Miftakhul Chawaji

Pada sebuah cangkir

Jejak bibir yang berdesir,

terusir oleh air mata yang mendadak mencair

Tak satupun menyisakan tafsir


Pada sebuah kopi

Semua sunyi, sepi dan nyeri

katanya akan lekas terampuni

dan kita tak pernah sendiri

 

Namun kenapa pada sebuah diri

Kita selalu saja berkelahi?

Dengan saling mengintimidasi?

 

Purworejo, 19 juni 2020

Posting Komentar

0 Komentar