Like Us Facebook

Kajian Shorof: Semua tentang Fi'il Tsulasi Mazid (Part 1)



Tidak semua lafal dari tsulasi mujarrod dapat ditambah hurufnya agar menjadi tsulasi mazid. Hal tersebut dikarenakan belum tentu lafal tersebut terdapat penggunanya dalam bahasa Arab. Dengan demikian, untuk membuatnya menjadi tsulasi mazid harus melihat kamus atau melihat contohnya dalam kitab al-Amtsilah at-Tashrifiyyah.
 


Oleh: M. Ryan Romadhon 

Tsulasi Mazid adalah kelompok kata kerja  yang terdiri dari tiga huruf, kemudian mendapat tambahan. Kelompok ini terdiri dari empat belas bab, yang terbagi kedalam tiga golongan, yaitu tsulasi mazid ruba'i, tsulasi mazid khumasi dan tsulasi mazid tsudasi. 

Setiap wazan dari ketiga golongan tersebut memiliki fungsi dan variasi yang berbeda. Tambahan huruf pada wazan tersebut akan mengakibatkan wazan-nya berubah dan bertambah hurufnya. Begitu pula penambahan tersebut akan terjadi pada maknanya. Namun perlu diperhatikan, tidak semua lafal dari tsulasi mujarrod dapat ditambah hurufnya agar menjadi tsulasi mazid. Hal tersebut dikarenakan belum tentu lafal tersebut terdapat penggunanya dalam bahasa Arab. Dengan demikian, untuk membuatnya menjadi tsulasi mazid harus melihat kamus atau melihat contohnya dalam kitab al-Amtsilah at-Tashrifiyyah. 

Baca juga: Benarkah Disunahkan Memutus Shalat Sunah ketika Mendengarkan Iqamah?

Fi'il Tsulasi Mazid Ruba'i 

Yaitu golongan tiga huruf dasar yang mendapatkan tambahan satu huruf, kemudian menjadi empat huruf. Wazan atau babnya ada tiga, yaitu; أفعل، فاعل، فعّل.

  1. Wazan فعّل

Yaitu lafal yang berasal dari fi'il tsulasi mujarrod wazan فَعَلَ، فَعُلَ،  atau فَعِلَ yang mendapatkan tambahan satu huruf dengan menggandakan 'ain fi'il-nya, sehingga berubah menjadi wazan فعّل.

Ciri dari wazan ini adalah dengan terbacanya fathah fa' fi'il dan tasydid-nya 'ain fi'il, beserta  terbacanya kasroh 'ain fi'il dalam bentuk fi'il mudhori'-nya. Bentuk mashdar dalam wazan ini hanya terdapat satu bentuk saja, yaitu wazan تفعيل. Selain itu, fi'il-fi'il yang terdapat dalam bab ini hanya fi'il yang berbentuk muta'addi saja tanpa menyertakan fi'il yang berbentuk lazim.

Baca juga: Potret Ngaji Ndalem di Masa Lalu

Fungsi atau faedah utama (paling dominan) wazan ini adalah menunjukkan aktifitas atau pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang (تكثير). Contoh: قطّع زيدٌ الحبلَ (Zaid memotong-motong tali). Selain berfungsi menunjukkan makna pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, wazan ini juga masih mempunyai beberapa faedah makna lain, sebagaimana paparan berikut:

  • Menunjukkan makna 'tahawul' dan 'shoiruroh', yaitu makna memindah dan menjadikan. Contoh: ولّيْتُهُ البلادَ (Saya menjadikan Zaid sebagai penguasa). 


  • Mendoakan keburukan terhadap orang yang diajak bicara (mukhotob), atau orang yang tidak ada dalam tempat pembicaraan. Contoh: عقّرَهُ اللهُ (Semoga Allah melukainya). 


  • Mendoakan kebaikan terhadap orang yang diajak bicara (mukhotob), atau orang yang tidak ada dalam pembicaraan. سقّاك اللّه الغيثَ (Semoga Allah menyiraminya dengan air hujan).


  • Penisbatan. Contoh: غلّظتُ زيدًا (Saya menyalahkan Zaid) dalam arti; saya menisbatkan zaid akan sebuah kesalahan.


  • Makna 'Jadi' (Mashir). Contoh: روّض المكان (Tempat ini menjadi padang rumput.


  • Menghadap (Tawajjuh). Contoh: غرّب عمرٌو البلاد (Umar menghadap kearah barat suatu negara). 


  • Menghilangkan. Contoh: فشّرْتُ الفاكهةَ (Saya menguliti/menghilangkan kulit buah). 


  • Menerima sesuatu. Contoh: شفّعْتُ زيدًا (Zaid menerima pertolongan). 


  • Mencetak kalimat fi'il dari kalimat isim. Contoh: خيّم القومُ (Sekelompok kaum mendirikan tenda). 


Bersambung...


Referensi:

- al-Amtsilah at-Tashrifiyyah 

- Nuzhah ath-Thorf Syarh Bina' al-Af'al


Posting Komentar

0 Komentar