Like Us Facebook

Artikel Islami: Mengapa Islam Diseru dari Makkah?

 


Kalau Anda ingin menyampaikan pesan ke seluruh penjuru, sebaiknya Anda berdiri di tengah, di jalur yang memudahkan pesan itu tersebar. Hindari tempat di mana ada kekuatan yang dapat menghalangi atau merasa dirugikan.


Oleh: Wahid Anwar

Kalau Anda ingin menyampaikan  pesan ke seluruh penjuru, sebaiknya Anda berdiri di tengah, di jalur yang memudahkan pesan itu tersebar. Hindari tempat di mana ada kekuatan yang dapat menghalangi atau merasa dirugikan. Kemudian pilih penyampai pesan yang simpatik, berwibawa, yang berkemampuan sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Timur Tengah adalah jalur penghubung timur dan barat, maka wajarlah jika ia menjadi tempat menyampaikan pesan Ilahi terakhir.

Posisi bangsa Arab

Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada jazirah Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu, lalu mereka menjadikannya sebagai tempat tinggal.

    Jazirah Arab dibatasi Laut Merah dan Gurun Sinai di sebelah barat, di sebelah timur dibatasi Teluk Arab dan sebagian besar negara Irak bagian selatan, di sebelah utara dibatasi Laut Arab yang bersambung dengan Lautan India, di sebelah utara dibatasi negeri Syam dan sebagian kecil dari negara Irak, sekalipun mungkin ada sedikit perbedaan dalam penentuan batasan ini. Luasnya membentang antara satu juta mil sampai satu juta tiga ratus ribu mil.

    Jazirah Arab memiliki peranan penting yang sangat besar karena letak geografis. Sedangkan dilihat dari kondisi internalnya, jazirah Arab hanya dikelilingi oleh gurun dan pasir di segala sudutnya. Karena kondisi seperti inilah yang membuat jazirah Arab seperti benteng pertahanan yang kokoh, yang tidak memperkenankan bangsa asing untuk menjajah, mencaplok, atau menguasai bangsa Arab.

    Oleh karena itu, kita bisa melihat penduduk jazirah Arab yang hidup merdeka dan bebas dari segala urusan semenjak zaman dahulu. Sekalipun bagi mereka hidup berdampingan dengan dua imperium yang besar saat itu, yang serangannya tidak mungkin dihalangi andaikata tidak ada benteng pertahanan yang kokoh seperti itu.

    Sedangkan hubungannya dengan dunia luar, jazirah Arab terletak di benua yang sudah dikenal semenjak dahulu kala, yang mempertautkan daratan dan lautan. Sebelah barat laut merupakan pintu masuk ke Benua Afrika, sebelah timur laut merupakan kunci untuk masuk ke Benua Eropa, dan sebelah timur merupakan pintu masuk bagi bangsa-bangsa non Arab, Timur Tengah dan Timur Dekat terus membentang ke India dan Cina.

    Setiap Benua mempertemukan lautnya dengan jazirah Arab dan setiap kapal laut berlayar tentu akan bersandar di ujungnya. Karena letak geografisnya seperti itu, sebelah utara dan selatan jazirah Arab menjadi tempat berlabuh berbagai bangsa untuk saling tukar-menukar perniagaan, peradaban, agama, dan seni.

*****


    Pada masa Nabi Muhammad saw., yaitu abad ke-5 dan ke-6 Masehi, terdapat dua adikuasa. Pertama, Persia yang menyembah api dan ajaran Mazdak mengenai kebebasan seks yang masih berbekas pada masyarakatnya sehingga permaisuri pun harus menjadi milik bersama. Kedua, Romawi yang Nasrani yang juga dipengaruhi oleh budaya Kaisar Nero yang memperkosa ibunya dan membakar habis kotanya.

    Kedua adikuasa ini bersitegang memperebutkan wilayah Hijaz di Timur Tengah yang ketika itu belum terkuasai, walau upaya telah dilakukan secara halus oleh Utsman bin Huwairits (seorang antek Romawi), dan dengan kekerasan Abrahah bersama pasukan bergajahnya. Dalih serangan Abrahah adalah penghinaan terhadap rumah ibadah yang dibangunnya di Yaman, sedang tujuannya adalah menguasai jalur Hijaz, dari Yaman menuju ke Syam, tapi tangan Tuhan menggagalkannya.

Bayangkan! apa yang terjadi jika tauhid dikumandangkan di daerah kekuasaan Romawi atau Persia yang keyakinannya bertentangan dengan tauhid. Di Hijaz ketika itu belum terpusat kekuasaan, dan kelompok-kelompok suku saling bermusuhan dan berebut pengaruh.

Makkah (pusat Hijaz) adalah tempat para pedagang dan seniman datang memamerkan dagangan serta karyanya. Di sinilah bertemu kafilah Selatan dan Utara, Timur, dan Barat. Penduduk Makkah juga melakukan ‘perjalanan musim dingin dan panas’ ke daerah Romawi dan Persia. Ini akan memudahkan penyebaran pesan.

    Satu faktor lagi yang mendukung Makkah adalah bahwa masyarakat Makkah belum banyak disentuh peradaban. Pada saat itu masyarakat Makkah belum mengenal nifaq (bermuka dua), dan mereka pun keras kepala, serta lidah (ungkapan) mereka tajam. (QS. 33:19).

    Penduduk Makkah juga dikenal sangat kuat pendiriannya meskipun ditekan. Bilal, Ammar bin Yasir, dan banyak contoh lainnya tidak rela mengucapkan kufur meskipun agama memberikan peluang ‘berpura-pura’ selama hati tetap dalam keadaan beriman. (baca QS. 16:106). Memang, kemunafikan baru dikenal di Madinah. Entah bagaimana kesudahan agama Islam jika sejak dini sudah ada pemeluknya yang munafik.

    Quraisy, suku yang paling berpengaruh, tinggal di Makkah. Bahasa dan dialeknya sangat indah dan dominan. Suku Quraisy memiliki dua keluarga besar, yaitu Hasyim dan Umayyah. Kedua keluarga besar ini walaupun dari satu turunan namun memiliki banyak perbedaan, baik sebelum maupun sesudah kedatangan Islam.

    “Keluarga Hasyim terkenal gagah, budiman, dan sangat beragama. Sementara itu, keluarga Umayyah adalah politikus yang pandai melakukan tipu daya, pekerja yang ambisius, dan tidak gagah. Hal ini disepakati oleh sejarawan, dan tidak ditolak oleh Umayyah meskipun setelah mereka berkuasa,” tulis Al-Aqqad dalam Mathla’ an-Nur.

    Nah, dari keluarga siapakah di Makkah ini yang wajar dipilih untuk tugas kenabian? Tentu saja keluarga Hasyim. Dari keluarga ini terpilih Nabi Muhammad saw., yang bukan saja gagah, simpatik, dan berwibawa, tapi juga karena ‘budi pekertinya yang luhur’. Inilah alasan yang tercantum pada wahyu ketiga yang memerintahkan menyampaikan pesan ilahiy. (baca QS. 68:4)

Rasulullah saw. pernah bersabda:

ان الله اصطفى من ولد ابراهيم اسمعيل واصطفى من ولد اسمعيل بني كنانة واصطفى من بني كنانة قريشا واصطفى من قريش بني هاشم واصطفاني من بني هاشم (رواه مسلم والترمذي)

“Sesungguhnya Allah telah memilih Isma’il dari anak Ibrahim, memilih Kinanah dari anak Isma’il, memilih Quraish dari Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi) 

    Dari uraian di atas, jelas bahwa bukan karena masyarakat Makkah yang paling bejat sehingga Allah mengutus Nabi-Nya dari sana. Pemikiran ini terlalu dangkal, karena masih banyak faktor yang lebih ‘ilmiah’ dan lebih beradab. Ungkap Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab. Namun, berhasilkah tulisan sederhana ini menjelaskan dan meyakinkan pembaca?


Sumber: 

  • Kitab ar-Rohiq al-Makhtum karya Syekh Shofiyurrahman al-Mubarakfuri

  • Buku Lentera Hati karya Prof Dr. M. Quraish Shihab




Posting Komentar

0 Komentar